BEGINILAH JIKA ULAMA BERCANDA..

BEGINILAH JIKA ULAMA BERCANDA..

Seorang laki-laki menemui Imam Asy Sya’bi rahimahullah lalu bertanya,
“Aku menikahi wanita dan ternyata dia pincang. Bolehkah aku menceraikannya? ”
Beliau menjawab,  ” Jika engkah ingin lomba lari dengannya, ceraikanlah.”

***
Imam Asy Sya’bi pernah ditanya,  “Bolehkah orang yang sedang ihram menggaruk badannya?”
Beliau menjawab,  “Boleh.”
Penanya, “Berapa kali?”
Jawab Asy Sya’bi,  “Sampai kelihatan tulangnya.”

***
Imam Asy Sya’bi rahimahullah pernah ditanya tentang cara mengusap jenggot
Beliau mengatakan, “Sela selailah dengan jari jemarimu.”
Penanya menyanggah,  “Aku khawatir tak bisa membasahi seluruhnya.”
Beliau menjawab,  “Jika kamu khawatir,  kamu bisa merendamnya sejak awal malam.”

***
Seorang laki-laki menemui Abu Hanifah lalu bertanya,
“Jika aku menjumpai sungai, aku selalu mandi. Kemanakah harus kuhadapkan wajahku?  Ke arah kiblat atau kemana?”
Beliau rahimahullah menjawab,  “Yang paling utama kau hadapkan wajahmu ke arah bajumu agar tidak dicuri.”

***
Salah seorang penuntut ilmu pernah menumpang mobil Syaikh Al Albani rahimahullah. Kala itu beliau mengemudi dengan kecepatan tinggi. Penuntut ilmu tersebut menegur, “Pelan-pelan wahai Syaikh. Syaikh Ibnu Baz berpandangan ngebut di jalan itu sama saja melemparkan diri ke lembah kebinasaan.”
Syaikh Al Albani menimpali, “Fatwa ini keluar dari orang yang belum pernah menikmati seni mengemudi.”
Kata penuntut ilmu,  “Bolehkah ku sampaikan hal ini kepada Syaikh Ibnu Baz?”
Jawab Syaikh,  “Silakan.”
Tatkala penuntut ilmu tersebut menyampaikan kepada Syaikh Ibnu Baz tentang ucapan Syaikh Al Albani,  beliau tertawa dan berkata, “Katakan padanya,  fatwa ini keluar dari orang yang belum pernah terkena tilang.”

***
Salah seorang penuntut ilmu bercerita tentang jawaban cerdas yang ia dengar dari sebuah pertanyaan. Penanya mengatakan bahwa ia telah menikah namun ia ingin menikah kedua kalinya dengan niat menjaga kehormatan sang gadis.
Lalu jawaban Syaikh Ibnu Utsaimin, “Berikanlah uangmu kepada pemuda miskin agar ia bisa menikahi gadis tersebut. Dengan demikian engkau mendapatkan dua pahala (Pahala menjaga kehormatan sang pemuda dan si gadis).

***
Kisah terpilih lainnya,  suatu ketika Syaikh Ibnu Ustaimin dan Syaikh Ibnu Baz duduk dalam satu majlis lalu seseorang bertanya kepada beliau berdua,
“Saat ini, telah ditemukan alat yang bisa mengingatkan kita jika lupa dalam shalat. Seseorang tidak akan lupa lagi selama menggunakan alat ini. Apa hukum menggunakan alat semacam ini?
Syaikh Ibnu Baz terdiam namun Syaikh Ibnu Ustaimin tertawa lalu bertanya, “Apakah dia bertasbih atau bertepuk tangan? (Maksud Syaikh jika bertasbih berarti laki-laki, sebaliknya jika bertepuk tangan berarti perempuan).

***
Syaikh Ibnu Ustaimin ditanya,  “Apa yang harus dilakukan seseorang seusai berdoa?”
Jawab Syaikh,  ” Menurunkan kedua tangannya.”

***
Pertanyaan lain,  jika seseorang mendengarkan ayat sajadah melalui kaset rekaman,  apakah dia harus sujud?
Jawab Syaikh Ibnu Utsaimin,  “Ya. Jika kasetnya juga sujud.”

***
Suatu ketika Syaikh Ibnu Utsaimin memberikan materi pelajaran bab nikah tentang aib wanita.
Salah seorang peserta pengajian bertanya,  “Jika suatu saat nanti aku menikah lalu kutemui istriku ternyata dia ompong. Apakah aib ini bisa jadi alasan untuk membatalkan akad nikah?”
Syaikh menjawab, “Berarti dia seorang wanita yang baik-baik karena tidak mungkin menggigitmu.”

***
Suatu saat Syaikh Ibnu Utsaimin shalat di Masjidil Haram, Mekah. Usai shalat beliau keluar dan hendak pergi ke suatu tempat yang agak jauh,  sehingga membutuhkan mobil. Beliau menyetop taksi lalu melaju bersamanya.

Dalam perjalanan tersebut  sang sopir berkenalan dengan sang penumpang.
Tanya si sopir, “Nama Anda siapa ya syaikh?”
Syaikh menjawab ” Muhammad bin Utsaimin, ”

Si sopir terkejut,   “Anda Syaikh Utsaimin?” Si sopir mengira  Syaikh  berbohong. Dia tidak ingat sama sekali bahwa orang yang bersamanya memang seperti Syaikh Utsaimin.
Jawab Syaikh,  “Ya benar Syaikh.”

Lalu Syaikh bertanya, ” Nama Anda siapa Akh?”
Jawab sopir,  “Syaikh Abdul Aziz bin Baz.”
Sontak Syaikh Utsaimin terbahak, “Engkau Syaikh Abdul Aziz Bin Baz?”
Si sopir menimpali, “Kalau demikian apakah engkau Syaikh Ibnu Utsaimin?”
Syaikh menjawab, “Tetapi Syaikh Abdul Aziz buta bagaimana mungkin bisa nyupir mobil?”
Tatkala keluar dari taksi barulah si sopir percaya bahwa memang benar syaikh tersebut adalah Syaikh Utsaimin.
***

Lihatlah Saudaraku, para ulama tersebut menghiasi ilmu di setiap ucapannya bahkan dalam hal bercanda. Bercanda ada aturannya diantaranya tidak merendahkan orang lain dan tidak berbohong. Semoga guyonan ini bisa sedikit menyegarkan Anda.

Tidak ada komentar: