Isu Wahaby, Tatkala Agama bagaikan politik.



(sebuah curhatan hati yang tidak perlu di tanggapi dengan emosi)

Agama bagi sebagian kalangan saat ini tidak lebih bagaikan isu "Politik"...

Dalam dunia politik, merebut pengaruh masyarakat dan menjadikan mereka sebagai pengikut merupakan suatu keharusan, jika tidak karir politikpun berakhir. Untuk mempertahankan pengaruh perlu melakukan berbagai usaha mulai yang wajar hingga kurang ajar .

Demikian juga dalam isu Agama saat ini, ramai orang merebut pengaruh di tengah masyarakat. Jika ada ancaman terhadap popularitas dan pengaruhnya akan luntur di tengah masyarakat serta pengikutnya akan berkurang, perlawananpun dilakukan.

Demikianlah tatkala Dakwah Sunnah Salafiyah mulai berkembang di negeri tercinta, Aceh, di saat masyarkat mulai berbondong-bondong menghadiri pengajian /kajian Sunnah, masyarakat mulai nyaman shalat di mesjid-mesjid yang di isi dengan dakwah sunnah, disaat masyarakat mulai rajin berjamaah, di saat masyarakat mulai sadar akan pentinnya mempelajarin agama dengan manhaj salaf, di saat masyarakat mulai sadar tentang pentingnya menegakkan sunnah dan tauhit, meninggalkan bid'ah dan kesyirikan...

Fenomena ini jelas sudah mengancam pengaruh dan popularitas sebagian kalangan, mengancam berkurangan pengikut dan penghasilan(mungkin) , maka perlawananpun di lakukan...

perlawanan di mulai dengan isu WAHABY hingga kudeta terhadap mesjid dengan cara membuat kerusuhan di mesjid...

Kamu Wahaby, kamu Kafir, ini bumi aswaja, Wahaby haram di sini, selamatkan mesjid dari Wahaby, Wahaby tidak mengikuti ulama...

demikianlah sederet ungkapan vonis, apakah vonis ini murni dari hati??? atau hanya untuk kepentingan politik tertentu??? atau juga untuk mempertahankan pengaruh dan popularitas yang terancam????

waklahu a'lam bin shawab.

tulisan tangan ustadz edi al-acehy, saat ini dalam proses pasca sarjana di UMM (universitas muhammadiyah malang), dia kakak kelas kami dulu di mahad assunnah medan

Tidak ada komentar: