pesan Syekh Ali bin Abdullah al-‘Ammary: umat islam harus mewaspadai gerakan syiah

Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) bekerja sama dengan Syabakah al-Difa’an Sunnah mengadakan Dauroh Syar’iyyah dengan tema ‘Naqdhu ‘Aqa’id as-Syiah al-Imamiyah’ (bantahan terhadap aqidah Syiah Imamiyah). Acara ini berlangsung selama tiga hari (4,5 dan 6 Mei 2016) di Hotel Balairung, Jakarta Timur.

Sebagai pemateri, panitia menghadirkan Syekh Ali bin Abdullah al-‘Ammary, seorang ulama yang dikenal mendalami Syiah secara ilmiah dan kenyataan di lapangan.
Syekh Ali bin Abdullah al-‘Ammary

Dalam pemaparannya, Syekh Ali menjelaskan bahwa Syiah memiliki tujuan merusak aqidah umat Islam ahlusunnah wal jamaah di seluruh dunia. Salah satu yang dilakukan adalah propaganda lewat media, ada sekitar empat ribuan alamat internet milik Syiah yang semuanya menyerang dan merusak aqidah Islam.

“Kalau sekiranya Syiah itu benar, kenapa dakwah ajaran mereka selalu ditujukan kepada umat Islam? Kenapa tidak juga kepada selain Islam, seperti Yahudi, Nasrani dan lain sebagainya?” tanya Syekh Ali.

Menurutnya, Syiah itu ibarat virus atau kanker yang menyerang tubuh umat Islam dengan menggunakan embel-embel cinta kepada ahlul bait (keluarga) Rasulullah shallallahu alahi wasallam.

Negara dengan penganut Syiah terbesar adalah Iran. Kata Syekh Ali sebetulnya Iran itu beragama Majusi (penyembah api), di sana masih banyak yang mempercayai takhayul dan sebagainya. Di ibu kota Iran, Teheran tidak ada satupun masjid untuk umat Islam, padahal di sana semua agama bathil selain Islam berkumpul di sana, semuanya diberi tempat kecuali Islam.

Kenapa demikian? Syeikh Ali menyebutkan, bahwa sepeninggal Imam Khomeni, Iran harus mendukung dan menyebarkan agama Iran (Majusi), dan jelas tujuannya hanya umat Islam, untuk merusak keimanan dan keIslaman mereka.

Syekh Ali berpesan, agar pemerintah Indonesia berhati-hati terhadap Kedubes Iran, tidak hanya pemerintah, tapi setiap Muslim harus menjauhi segala sesuatu yang berhubungan dengan Iran, sekalipun itu beasiswa pendidikan.

Terkait Husain yang biasanya diagungkan oleh Syiah, ternyata salah seorang ulama Syiah, al-Muhsin al-Amin dalam bukunya menuliskan.

“Sungguh kaum Syiah telah membaiat Husain bin ‘Ali sekitar dua ribu orang, akan tetapi setelah baiat mereka keluar bersama Husain dan membunuhnya,” terang Syekh Ali.

Bagaimanapun kisah yang diriwayatkan oleh Syiah, sudah dimaklumi bahwasanya mereka suka berbohong, apalagi mereka memiliki ajaran Taqiyah. Yang pada intinya, Husain bin ‘Ali, cucu Nabi Muhammad dibunuh oleh kaum Syiah itu sendiri, yang mengaku mencintai seluruh keluarga Rasulullah Shallallahu alahi wasallam.

Lalu apa itu Taqiyah? “Taqiyah yaitu seorang Syiah Rafidhi menampakan ucapan dan tindakan secara lahir yang menyelisihi apa-apa yang ia yakini dalam batin,” jelasnya.

“Setiap Rafidhi (penganut Syiah Rafidhoh) sudah pasti seorang Syiah, namun setiap Syiah belum tentu seorang Rafidhi,” satu kaidah yang diberikan oleh Syekh Ali.

Dalam sejarahnya, Syiah Rafidhoh juga merupakan kelompok Syiah yang ekstrem dalam ideologi, menganggap para Imam lebih tinggi dari semua mahkluk, menilai selain anak dari keluarga Syiah adalah anak zina, dan pemahaman ekstrem lainnya.

Adapun untuk saat ini, Syiah dengan banyak macamnya adalah musuh bersama, tidak peduli ia Rafidhi atau bukan, yang jelas semua kelompok Syiah bertujuan merusak akidah Islam ahlusunnah wal jamaah. Karena itulah, untuk menghalangi pergerakan mereka umat Islam harus bersatu.

Demikian pesan dan harapan Syekh Ali di hadapan kurang lebih 200 dai dari seluruh Indonesia yang hadir dalam dauroh ini. (si/headlineislam.com)

Tidak ada komentar: