Amalan Berpahala Berlipat Ganda: Shalat Berjama’ah

Di antara amal yang memiliki pahala berlipat ganda adalah melaksanakan shalat fardhu berjamaah di masjid. Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
Amalan Berpahala Berlipat Ganda: Shalat Berjama’ah

صَلاَةُ الجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat wajib berjamaah lebih utama daripada shalat sendiri sebanyak 27 derajat’ (Shahih. HR. al-Bukhari).

Dalam riwayat Abu Hurairah radhiallahu’anhu disampaikan bahwa Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

صَلَاةٌ مَعَ الْإِمَامِ أَفْضَلُ مِنْ خَمْسٍ وَعِشْرِينَ صَلَاةً يُصَلِّيهَا وَحْدَهُ
“Shalat wajib bersama imam lebih utama daripada 25 kali shalat yang dikerjakan sendirian” (Shahih. HR. Muslim).

Mari kita buat perbandingan.

Terdapat dua orang yang meninggal dunia pada umur yang sama. Orang yang pertama terbiasa menunaikan shalat  fardhu sendirian di rumah selama hidupnya. Adapun orang yang kedua, senantiasa menunaikan shalat fardhu berjamaah di masjid. Dengan demikian, jumlah pahala yang dapat diraup oleh orang kedua lebih banyak daripada orang yang pertama sebanyak 25 atau 27 kali.

Jika diasumsikan mereka berdua melaksanakan ibadah selama 40 tahun. Dengan demikian, dalam kurun waktu tersebut orang yang pertama telah melakukan shalat fardhu sebanyak 5 x 360 x 40 = 72.000 shalat. Adapun orang yang kedua dalam kurun waktu yang sama, melakukan shalat dengan jumlah yang sama dengan orang yang kedua, namun dengan jumlah pahala 25 kali atau 27 kali lebih banyak, yaitu sebanyak 1.800.000 shalat (25 x 72.000) atau 1.944.000 (27 x 72.000) shalat.

Bukankah seakan-akan orang yang kedua hidup lebih lama daripada orang yang pertama sebanyak 25 atau 27 kali? Artinya, pahala yang diperoleh oleh orang yang mengerjakan shalat fardhu di rumah selama 25 atau 27 tahun hanya membutuhkan waktu selama setahun jika dikerjakan dengan berjamaah di masjid. Mari kita renungkan!

Bagaimana dengan wanita?

Tidak tertutup kesempatan bagi wanita untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda. Jangan menyangka bahwa mereka terhalang dari keutamaan yang disebutkan sebelumnya. Mengapa demikian? Karena, bagi mereka, shalat di rumah lebih utama daripada shalat di masjid, meskipun masjid tersebut adalah Masjid Nabawi, tempat di mana pahala shalat dilipatgandakan sebanyak 1.000 kali.

Ummu Humaid, istri Abu Humaid as-Sa’idiy radhiallahu’anha, pernah mendatangi Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan dia berkata kepada beliau,

يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي أُحِبُّ الصَّلَاةَ مَعَكَ، قَالَ: ” قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي، وَصَلَاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي “، قَالَ: فَأَمَرَتْ فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا وَأَظْلَمِهِ، فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ )
“Wahai Rasulullah, sungguh saya suka shalat bersama anda. Beliau menjawab: “Sungguh aku mengetahui bahwa engkau suka shalat bersamaku. Namun, shalatmu di kamar tidurmu lebih baik dibandingkan shalatmu di ruang tengah rumahmu; dan shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih baik dibandingkan shalatmu di masjid khusus rumahmu; dan shalatmu di masjid khusus rumahmu lebih baik dibandingkan shalatmu di masjid yang ada di lingkunganmu; dan shalatmu di masjid yang ada di lingkunganmu lebih baik dibandingkan shalatmu di masjidku ini (Masjid Nabawi). Kemudian Ummu Humaid minta dibangunkan ruangan khusus untuk mengerjakan shalat di  bagian yang paling pojok dan paling gelap di rumahnya. Maka beliau pun senantiasa shalat di sana hingga wafat” (Hasan. HR. Ahmad).

Oleh karena itu, wanita tidak patut berkecil hati karena mereka pun dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda sebagaimana kaum pria, bahkan bisa jadi pahala yang diperoleh wanita melebihi pahala yang diperoleh pria dengan shalat yang mereka kerjakan di rumah.

Wallahu a’lam.

Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST.
Artikel Muslim.or.id

Tidak ada komentar: