Belajarlah Tentang Salafy Agar Tidak Gagal Paham

Banyak orang bergunjing tentang Salafi, padahal ia tidak mengenal bagaimana sebenarnya Salafi atau dakwah salaf itu.

Hasilnya, timbullah tuduhan dan anggapan-anggapan buruk yang keji. Bahkan sampai ada yang menuduh bahwa Salafi adalah aliran sesat !! Subhanallaah.. Sungguh Allah-lah tempat memohon pertolongan.
Belajarlah Tentang Salafy Agar Tidak Gagal Paham

Apa Sih Salafi Itu...?

● Salaf secara bahasa artinya : ‘Setiap amalan shalih yang telah lalu; segala sesuatu yang terdahulu; setiap orang yang telah mendahuluimu, yaitu nenek moyang atau kerabat’ (Lihat Qomus Al Muhith, Fairuz Abadi).

● Secara istilah, yang dimaksud salaf adalah 3 generasi awal umat Islam yang merupakan generasi terbaik, seperti yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam :

“Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya”
(HR. Bukhari-Muslim)

Tiga generasi yang dimaksud adalah :
● generasi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat,
● Generasi tabi’in
● Dan generasi tabi’ut tabi’in.

Sering disebut juga
"Generasi Salafus Shalih"

Tidak ada yang meragukan bahwa merekalah orang-orang yang paling memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam. Maka bila kita ingin memahami Islam dengan benar, tentunya kita merujuk pada pemahaman orang-orang yang ada pada 3 generasi tersebut.

Seorang sahabat yang mulia, Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata :

“Seseorang yang mencari teladan, hendaknya ia meneladani para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam karena mereka adalah orang-orang yang paling mulia hatinya, paling mendalam ilmunya, paling sedikit takalluf-nya, paling benar bimbingannya, paling baik keadaannya, mereka adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya, dan untuk menegakkan agamanya. Kenalilah keutamaan mereka. Ikutilah jalan hidup mereka karena sungguh mereka berada pada jalan yang lurus.” (Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)

Kemudian dalam kaidah bahasa, ada yang dinamakan dengan isim nisbah, yaitu isim (kata benda) yang ditambahkan huruf ‘ya’ yang di-tasydid dan di-kasroh, untuk menunjukkan penisbatan (penyandaran) terhadap suku, negara asal, suatu ajaran agama, hasil produksi atau sebuah sifat
(Lihat Mulakhos Qowaid Al Lughoh Ar Rabiyyah, Fuad Ni’mah).

Misalnya yang sering kita dengar seperti ulama hadits terkemuka Al-Bukhari, yang merupakan nisbah kepada kota Bukhara (nama kota di Uzbekistan) karena Al-Bukhari memang berasal dari sana. Ada juga yang menggunakan istilah Al-Hanafi, berarti menisbahkan diri pada madzhab Hanafi.

● Maka dari sini dapat dipahami bahwa Salafi maksudnya adalah : Orang-orang yang menisbahkan (menyandarkan) diri kepada generasi Salafus Shalih.

Atau dengan kata lain :

“Salafi adalah mengikuti pemahaman dan cara beragama para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka”. (Lihat : Kun Salafiyyan ‘Alal Jaddah, hal. 10)

Sehingga dengan penjelasan ini jelaslah bahwa orang yang beragama dengan mengambil sumber ajaran Islam dari 3 generasi awal umat Islam tadi, DENGAN SENDIRINYA ia seorang Salafi. Tanpa harus mendaftar, tanpa berbai’at, tanpa iuran anggota, tanpa kartu anggota, tanpa harus ikut pengajian tertentu, dan tanpa harus memakai busana khas tertentu.

● Maka, siapapun ia, termasuk Anda yang sedang membaca artikel ini pun seorang Salafi bila anda selama ini mencontoh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam beragama.

Jika anda sekalian memahami penjelasan di atas, seharusnya telah jelas bahwa dakwah salafiyyah adalah Islam itu sendiri, dakwah Salafiyyah adalah Islam yang hakiki.

Mengapa dakwah Salafiyyah adalah Islam yang hakiki ???

Karena :

● Dari manakah kita mengambil sumber pemahaman Al Qur’an dan hadits selain dari para sahabat Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ???

● Apakah ada sumber lain yang lebih terpercaya ???

● Apakah Islam dipahami dengan selera dan pemahaman masing-masing orang ???

Bahkan jika seseorang dalam memahami Al Qur’an dan hadits mengambil sumber dari yang lain, maka dapat dipastikan ia telah mengambil jalan yang salah.

Syaikh Salim Bin ‘Ied Al Hilaly setelah menjelaskan surat An Nisa ayat 115 berkata :

“Dengan ayat ini jelaslah bahwa mengikuti jalan kaum mu’minin adalah jalan keselamatan. Dan ayat ini dalil bahwa pemahaman para sahabat mengenai agama Islam adalah hujjah terhadap pemahaman yang lain. Orang yang mengambil pemahaman selain pemahaman para sahabat, berarti ia telah mengalami penyimpangan, menapaki jalan yang sempit lagi menyengsarakan, dan cukup baginya neraka Jahannam yang merupakan seburuk-buruk tempat tinggal.” (Limaadza Ikhtartu Al Manhaj As Salafi Faqot, Salim bin ‘Ied Al Hilaly)

Dan hendaknya, janganlah kita salah kaprah dalam memahami Salafi,
Di tengah masyarakat, banyak sekali beredar syubhat (kerancuan) dan kalimat-kalimat miring tentang Salafi. Dan ini tidak lepas dari dua kemungkinan.

Sebagaimana dijelaskan Syaikh ‘Ubaid bin Sulaiman Al Jabiri ketika ditanya tentang sebuah syubhat, “Kerancuan tentang Salafi yang berkembang di masyarakat ini tidak lepas dari 2 kemungkinan :

Disebabkan ketidak-pahaman atau disebabkan adanya i’tikad yang buruk...

● Jika karena tidak paham, maka perkaranya mudah. Karena seseorang yang tidak paham namun i’tikad baik, jika dijelaskan padanya kebenaran ia akan menerima, jika telah jelas baginya kebenaran dengan dalilnya, ia akan menerima.

● Adapun kemungkinan yang kedua, pada hakikatnya ini disebabkan oleh fanatik golongan dan taklid buta, -dan ini yang lebih banyak terjadi- dari orang-orang ahlul ahwa (pengikut hawa nafsu) ) pelaku bid’ah yang mereka memandang bahwa manhaj salaf akan membuka tabir penyimpangan mereka.”

(Lihat : Ushul Wa Qowa’id Fii Manhajis Salafi, Syaikh ‘Ubaid bin Al Jabir)

Beberapa syubhat tersebut, SEPERTI :
# Salafi Bukanlah Sekte, Bukan Aliran, Bukan Partai atau Bukan Organisasi Massa

Mari sama-sama kita pahami..!

Semoga tidak keliru, Dan tidak menimbulkan Syubhat.

Billahi Waliyyut Taufiq
______________________
Sumber FP : Membedah Bid'ah

Tidak ada komentar: