MATI BERKALI-KALI "bertaubatlah sebelum segalanya terlambat"

Bismillah. Sudah bangun tidur kah?

Alhamdulillah. Selamat datang, kembali dari kematian!

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا   ۚ  فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُخْرٰٓى اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى    ؕ  اِنَّ فِيْ ذٰ لِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Beliau tahan nyawa (orang) yang telah Beliau tetapkan kematiannya, dan Beliau lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir. [QS. Az-Zumar: Ayat 42]
MATI BERKALI-KALI

Di manakah kita dulu, sebelum dihidupkan Allah? Akan ke mana kah?

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا  فَاَحْيَاکُمْ ۚ  ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Bagaimana (mungkin) kamu (sampai) ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Beliau menghidupkan kamu, kemudian Beliau mematikan kamu, lalu Beliau menghidupkan kamu kembali? Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [QS. Al-Baqarah: Ayat 28]

Maka kelak janganlah kita sampai mengalami nasib ini ...

قَالُوْا رَبَّنَاۤ اَمَتَّنَا  اثْنَتَيْنِ وَاَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوْبِنَا فَهَلْ اِلٰى  خُرُوْجٍ مِّنْ سَبِيْلٍ
Mereka menjawab, "Yaa Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari Neraka)?"

ذٰ لِكُمْ بِاَنَّهٗۤ اِذَا دُعِيَ اللّٰهُ وَحْدَهٗ كَفَرْتُمْ  ۚ  وَاِنْ يُّشْرَكْ بِهٖ تُؤْمِنُوْا    ؕ  فَالْحُكْمُ لِلّٰهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْرِ
Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu mengingkari apabila diseru untuk menyembah Allah saja. Dan jika Allah dipersekutukan, kamu percaya. Maka keputusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi, Maha Besar. [QS. Ghafir: Ayat 11-12]

Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat (saat) mati, maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian (*). (HR. Ad-Dailami)

(*) Penjelasan: In syaa Allah dia mati dengan mudah dan ringan, pada saat sakaratul maut. Di antaranya karena dia mempersiapkan diri sebaik-baiknya ke masa Akhirahnya. Satu masa yang pasti datang. Tinggal apakah kita menyesal tak ketolongan masuk Neraka, atau bahagia sejahtera tak berhingga masuk Surga, Al Jannah.

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ  نَفْسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُهَا  ؕ  وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS. Al-Munafiquun: Ayat 11]
Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru), dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)
Mati mendadak adalah suatu kesenangan bagi seorang mu'min (yang memilih untuk beriman), dan penyesalan bagi orang yang durhaka. (HR. Ahmad)
Maka di antara ciri-ciri orang yang berislam, beriman, berihsan itu:

لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَ الْمَغْرِبِ وَلٰـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰٓئِکَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ  وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ ۙ  وَالسَّآئِلِيْنَ وَفِى الرِّقَابِ ۚ  وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّکٰوةَ  ۚ  وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عٰهَدُوْا ۚ  وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِ  ؕ  اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا  ؕ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat-malaikat, Kitab-kitabNya, dan Nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (Islam, Iman, dan Ihsannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. [QS. Al-Baqarah: Ayat 177]

Marilah kita berusaha mengisi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, dalam ketakwaan, dalam pengejawantahannya menjadi aksi, action, yang baik, dan benar sesuai Sunnah. Karena "Iman" dalam Dienullah (Agama Allah) ini, bukan hanya "percaya" seperti definisi di Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditulis orang Non-Muslim bernama Wilfridus J. S. Poerwadarminta itu, melainkan harus diejawantahkan, dinyatakan menjadi aksi.

Sesuai kamus kehidupan yang dinasihatkan, dida'wahkan 124.000 orang nabi sejak awal jaman, sampai/termasuk Sang Nabi Terakhir, Rosululloh, Muhammad bin 'Abdulloh, shollollohu 'alaihi wasallam.

Sesuai Al Qur'an, dan As Sunnah (Al Hadits).

Sebelum segalanya terlambat.

Astaghfirulloh. Walhamdulillah. Wa laa ilaa ha illallah. Wallahu akbar!

oleh: Abu Taqi Mayestino

Tidak ada komentar: