SAAT RAMADHAN MULAI BERKEMAS

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه  ومن والاه
Kita berada dipenghujung bulan Ramadhān. Dan Ramadhān telah mulai berkemas untuk meninggalkan kita, kaum muslimin.

Maka, tidak ada yang lebih baik yang kita lakukan melebihi selalu muhasabah, apa yang telah kita lakukan selama hari-hari yang telah berlalu.

SAAT RAMADHAN MULAI BERKEMAS

Lihatlah dan perhatikanlah. Apa yang telah Anda lakukan berkaitan dengan puasa Anda?

Berkualitaskah, ataukah sekedar tidak makan, tidak minum tetapi tidak meninggalkan segala perkara yang diharāmkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga hanya mendapatkan puasa yang sia-sia?

√ Lihatlah tentang qiyamul lail Anda, apakah Anda mendapatkan keutamaannya ataukah mendapatkan capeknya saja?

√ Lihatlah tentang shadaqah Anda, berapakah yang telah anda keluarkan dan bagaimana kualitas shadaqah yang Anda keluarkan?

√ Lihatlah tentang bacaan Qurān Anda, telah sampai mana Anda telah menelusuri ayat-ayat Al Qurān yang Anda baca secara lafazh dan sejauh mana Anda mendapatkan faedah dari ayat Al Qurānul Karim?

√ Lihatlah tentang kebaikkan Anda secara umum, jangan sampai Anda menyesal Ramadhān lewat dan Anda belum mengumpulkan sesuatu yang bermakna dalam bulan yang mulia ini.

Saat Ramadhān sudah mulai berkemas....

Maka Anda perhatikan apa yang telah Anda dapatkan dari tarbiyah Ramadhān ?

√ Sejauh mana anda telah belajar ikhlas?

√ Sejauh mana anda telah belajar ittiba' mengikuti detail-detail dari sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam ?

√ Apa yang telah anda dapatkan dari pelajaran kembali kepada Al Qurān, semangat untuk kembali kepada Al Qurān?

√ Apa yang telah Anda dapatkan dari pelajaran muraqabah, perasaan selalu dalam pengawasan Allāh Subhānahu wa Ta'āla?

√ Dan, apa yang telah anda dapatkan dari pelajaran akhlak yang sangat agung yang dididik selama bulan Ramadhān?

√ Dan apa yang telah anda dapatkan dari semangat untuk menahan hawa nafsu Anda?

Saat Ramadhān telah berkemas....

Maka, sisa waktu yang ada perhatikanlah.

Jangan sampai Anda digulung waktu dan anda hanya bengong tidak melakukan sesuatu yang bermakna.

Seandainya hari anda yang telah lewat kurang bermakna maka gunakan sisa waktu yang ada untuk memaksimalkan amal anda.

Kejarlah kekurangan Anda:

√ Dalam menegakan qiyamul lail,
√ Dalam menjalankan puasa di siang hari
√ Dalam membaca Al Qur'anul karim
√ Dalam memperbaiki akhlak-akhlak harian
√ Dalam menanamkan rasa keimānan kita berkaitan dengan muraqabah,
memaksimalkan  waktu yang ada.

Siapkan mental Anda, benar-benar memiliki mental yang bersemangat tinggi karena sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dikatakan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ.
"Adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam benar-benar bersungguh-sungguh di sepuluh malam yang terakhir, yang tidak Beliau lakukan pada malam-malam yang lainnya (pada hari-hari yang lainnya)." (Hadīts Riwayat Muslim no. 1175)

Nabi tentu telah bersungguh sungguh dalam semua waktu yang dimilikinya, akan tetapi kesungguhan di sepuluh hari yang terakhir Beliau maksimalkan.

Beliau tingkatkan tensi amalnya karena hari-hari yang terakhir (sepuluh hari terakhir) di sana ada malam yang lebih baik dari   1000 bulan, lebih dari 83 tahun.

Maka benar perkataan Nabi:

فمَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Barang siapa yang dia diharāmkan dari kebaikan malam itu, sungguh dia telah diharāmkan dikebaikan yang sangat banyak."

Saat Ramadhān telah berkemas....

Maka, telitihlah kembali apa yang telah Anda raih dari ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Bagaimana Allāh yang telah membuka lebar-lebar pintu ampunan Allāh. Mana pintu yang telah anda lalui?

Dengan anda meraih lipat gandanya pahala amal anda, dengan anda telah bertobat dari segala dosa dan maksiat anda, dengan anda telah mengharapkan pembebasan Allāh dari neraka.

Maka sungguh perhatikan diri Anda.

Saat Ramadhān telah berkemas...

Jangan sampai anda menyesal.

Belum tentu Anda masih berjumpa dengan Ramadhān di tahun yang akan datang.

Perhatikan, bagaimana Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan resep bagaimana kita meningkatkan kualitas amal kita,

صَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ
"Shalātlah anda  sebagaimana shalātnya orang yang mau mati."

Bayangkan seandainya Anda yakin bahwasanya ini adalah kesempatan terakhir melakukan shalāt dan tidak ada kesempatan lain kecuali ini.

Maka sungguh anda akan mengusahakan sesempurna mungkin apa yang harus dilakukan.

Demikian pula bayangkan seandainya Ramadhān anda sekarang Ramadhān yang terakhir, maka anda akan berusaha untuk memaksimalkan apa yang harus anda lakukan saat bulan Ramadhān.

Demikian kata Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Tingkatkan kualitas amal anda menjadi amal yang paling utama dengan mewarnai, dengan banyak berdzikir kepada Allāh dalam segala amal yang anda lakukan".

Ketika Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam ditanya:

"Yā Rasūlullāh, puasa orang yang bagaimana yang paling berkualitas (utama)."

Maka Nabi katakan:

"Puasa yang paling berkualitas adalah puasa orang yang paling banyak ingatnya (saat berpuasa) kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Boleh jadi kita merasakan dan mengetahui berapa banyak orang yang shalāt semenjak takbir mulai kemasukkan berbagai macam pikiran. (Pikiran duniawi, pekerjaan dia, kesibukan dia, masalah dia) sehingga shalātnya dari awal sampai akhir tidak ada dzikirnya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Bukankah demikian yang sering terjadi pada seseorang?

Maka, setiap ibadah yang paling berkualitas adalah ibadah yang paling banyak di warnai dzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Saat Ramadhān telah berkemas meninggalkan kita....

Maka telitilah, merenunglah, siapkan diri anda , gunakan sisa waktu yang ada. Benar-benar waktu yang sangat bermakna.

Jadikan akhir Ramadhān anda adalah akhir yang husnul khatimah, karena sesungguhnya Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengatakan:

َإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ.
"Sesungguhnya amal itu ditentukan pada akhir amal tersebut." (Hadīts Riwayat Bukhāri no. 6607)

Ramadhān yang telah berlalu, biarlah berlalu. Seandainya anda sekarang baru tumbuh semangatnya, peliharalah dan tuntunlah jiwa anda, dan arahkan jiwa anda. Bersemangatlah untuk menggapai, meraih keutamaan. Jangan sampai Anda sia-siakan.

Ketahuilah, anda tidak mengetahui kapan anda meninggal. Kematian datang mendadak. Tidak ada jaminan dia masih jauh dari kematiannya.

Ketahuilah, kita diintai kematian di mana saja. Dan kematian tidak mengenal umur tua atau muda. Kematian ketika datang tidak akan bisa diundurkan.

Mudah-mudahan Allāh Subhānahu wa Ta'āla memudahkan kita meniti akhir Ramadhān dengan memaksimalkan amal, memanfaatkan waktu.

Sehingga keluar Ramadhān benar-benar menggapai ampunan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jangan sampai kita mendapatkan do'anya Jibrīl :

"Celaka (sengsara) dan celaka, orang yang bertemu Ramadhān dan Ramadhān meninggalkan dia dalam keadaan tidak diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Semoga bermanfaat.

Ustadz Afifi Abdul Wadud hafidzohulloh
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلّم
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_________
Sumber: BimbinganIslam.com

Tidak ada komentar: