sama sama menuntut ilmu syar'i tapi kok beda kualitasnya ?

Bismillah..

Terkadang sebagian orang awam heran dan mungkin bingung, ketika melihat dua orang penuntut ilmu agama yang sama-sama belajar di sebuah instansi pendidikan agama, memiliki perbedaan yang mencolok dalam pengamalan ilmunya, orang pertama begitu nampak dalam perilakunya dan ibadahnya bahwasanya ia seorang santri, sementara temannya kurang bahkan mungkin jauh dari pengamalan ilmunya..
sama sama menuntut ilmu syar'i tapi kok beda kualitasnya ?
harnas.co
Ironis memang, akan tetapi kalau kita kembalikan pada nash-nash alqu’an kita dapati bahwasanya hidayah itu terbagi menjadi dua:

-hidayah yang bersifat penjelasan ( hidayatu irsyad wal bayan ), inilah yang dimiliki oleh para nabi ‘alihimussalam, guru, ustadz, da’i dan yang semisalnya, inilah yang dimaksud dalam firman Allah ta’ala:

{ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ }
" Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus “ ( asy-syuro : 52 )

-hidayah taufik inilah hak Allah ta’ala semata yang memberikan petunjuk dan taufik untuk menerima dan mengamalkan apa yang telah di pelajarinya, inilah yang dimaksud dalam firman Allah ta’ala;
{ إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ }
" Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” ( al- qoshos : 56 )

dan keadaan setiap orang tentu bertingkat-tingkat dalam hidayah ini, sebagiamana yang tadi kita contohkan diawal tentang dua orang penuntut ilmu tersebut, sungguh indah ucapan imam ibnul qoyyim al-jauziyyah dalam kitabnya alfawaid, beliau berkata:

فكلما اتقى العبد ربّه ارتقى إلى هداية أخرى، فهو في مزيد هداية مادام في مزيد من التقوى، فكلما فوت حظا من التقوى فاته حظا من الهداية بحسبه، فكلما اتقى زاده هداه، و كلما اهتدى زادت تقواه.
" maka ketika seorang hamba semakin bertakwa kepada rabbnya, maka iapun akan naik kepada hidayah yang lainnya, dan hidayahnya akan terus bertambah selama ketakwaannya terus bertambah, dan apabila ketakwaannya berkurang maka hidayah dalam dirinya pun akan berkurang sesuai dengan kadar berkurangnya takwa dalam dirinya, maka apabila ia semakin bertakwa hidayah pun akan bertambah, dan ketika hidayahnya bertambah iapun akan semakin bertakwa “ (al-fawaid, hal,166 ).

Maka sudah menjadi kewajiban seorang hamba yang sayang terhadap kebahagiaan dirinya, agar selalu meminta taufik dan hidayah kepada Allah ta’ala, dan jangan bergantung kepada kecerdasanya, nasabnya, ataupun yang lainnya, dan diantara doa yang diajarkan oleh nabi muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah,
اللهم إني أسألك الهدى و التقى و العفاف و الغنى 
" ya Allah sesengguhnya aku memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, kesucian diri, dan kekayaan “

Semoga bermanfaat, terutama bagi penulis sendiri.. Wallahu ta’ala ‘alam..

Abu sahl. Bangun sari, 12 ramadhan 1437 H.

Tidak ada komentar: