kisah hijrahnya vokalis band purgatory menjemput hidayah

vokalis band metal hijrah
Berikut cerita dari akhi Madmor (Akhmad Abu Taqo) mantan vokalis band Purgatory.

Setelah tidak lagi menjadi vokalis purgatory, apa aktivitas bang amor?
Insya Allah, salam dulu ya. Assalamualaikum. Lepas dari purgatory ya jadi orang biasa, bapak sekian anak, mencari nafkah. Ga ada profesi, yang begitu keluar dari profesi vokalis kemudian jadi yang lain, ga ada.‪

‎Yang ‬jelas meninggalkan musik?
Meninggalkan musik, selebihnya kayak orang lain.‪

‎Kenapa‬?
Kalo ditanya itu kan masalah hati. Allah menentukan gua punya pilihan lain, untuk berhenti dari musik. Karena hidup ini kan ada batasnya... Mati. Nah gua berpikir apakah sampai mati gua begini, kita kan butuh bekal. Itu yang akhirnya diputuskan guo cari ilmu dulu deh. Daripada ada hal yang lebih bermanfaat yg bisa gua lakukan. Kayak gitu. Jadi menurut gua itu terlalu duniawi.

Ada satu kejadian yang menarik?
Ga ada. Datang gitu aja di hati, niat cari ilmu, begitu dapet, oh ternyata seperti ini dalam agama gua .

Seperti apa?
Hujjah menyatakan bahwa rosulullah bilang akan datang suatu kaumku ketika mereka menghalalkan musik dan khamr. Itu kan berarti musik haram. Dan banyak lagi literature ulama bilang musik ini dilarang. Dulu gua ga tau itu. Begitu gua tau gua ngerti konsekuensinya, gua mengerti. Ngapain gua terusin. Yaudah gua stop.

Musik jenis apapun?
Semua jenis musik 

Tapi kan pada faktanya musik digunakan media syiar islam?
Ya tidak menjadikan musik itu sebagai zat halal. Karena rosul tidak bilang alat musik haram kecuali dakwah, gak ada begitu. Kalau ada, gua tetep di purgatory kalo gitu. Tapi Allah sudah membelokkan hati gua dari mencintai musik menjadi cinta yang lain dan gua bahagia.

Sekarang tidak cinta musik ?
Nggak. Gua takut malah kalo main musik 

Takut‬?
Takut karena menurut gua gini, gua pilihannya antara denger musik dan al quran, gua lebih milih al quran ada ganjarannya dan dapat pahala. Kalo musik kan nggak. Gua lebih pilih bisa menikmati pahala nanti dibanding denger musik. Dan itu gak bisa diotak-atik lagi di hati gua. Enak banget dengerin musik. Iya enak, gua masih bisa gini-gini dengerin musik. Tapi gua mau nilai lebih untuk investasi akhirat nanti.

Padahal saat itu madmor punya massa banyak. Mereka mendukung atau menolak?
Menolak. Pas gua keluar mereka datang rame-rame, kenapa keluar ayolah sayang. Ya gimana. Ya memang itu godaan, gua pengen balik lagi temen-temen gua di sana. Tapi ya by process ternyata Allah ganti teman-teman gua dengan teman baru. Itu yang bisa bikin gua menikmati hidup. Orang yang ga mau berteman sama gua, karena gua vokalis, bukan krn gua musisi. Tapi berteman sama gua Karena Allah. Gua cinta lu karena Allah. Gua nyaman berteman dengan lu karena Allah.
Lalu gua bergabung dengan kelompok eks musisi yang bergerak di bidang dakwah. Tidak secara khusus sih, awalnya karena bertemu, oh si ini berubah juga, oh si ini juga, saling kenal, kumpul aja.
The Strangers maksudnya.
the strangers al ghuroba.
Iya dulu ada the strangers al ghuroba. Alhamdulillah itu teman-teman yang eks musisi, yang sudah berubah. Mereka alhamdulillah bisa melakukan sesuatu yang lebih. Menjadi fasilitastor dakwah dan bukan pendakwah.

Siapa aja mereka?
Aaduh. Ada lah, banyak lah... Ya kalo disebutin satu-satun banyak. Dan masih ada sampai sekarang.

Dengan nama yang sama?
Iya.

Cuma bedanya, dulu musisi, sekarang tidak main music?
Iya. Sekarang ga main music. Kehidupan lainnya sama seperti orang lain.

Bukankah sayang ya... Seseorang yang punya talenta, lalu tidak dimaksimalkan dan ditinggalkan. Dalam hal ini music?
Talenta orang kan ga sebatas di situ aja. Mana pilihannya seandainya talenta itu berguna buat diri lo sendiri, atau talenta lo berguna buat orang banyak? Gua lebih pilih alangkah indahnya hidup ini jika kita berguna bagi orang banyak. Itu sih yang dipilih sama anak-anak sekarang karena mereka mau cape bikin kajian karena orang datang menimba ilmu di situ. Dia berharap dapet kebaikan di situ.

Di musik ga dapet kebaikan maksimal?
Wallahu alam. Gua ga tau ya seberapa banyak orang yang kebaikan atau malah keburukan. Tapi yang pasti kalau misalkan lo datang ke kajian, kebaikan yang lo dapet. Kan musik ga bisa jadi patokan. Musisi banyak yang bunuh diri, kena drugs. Orang yg ke pengajian ga ada yang over dosis. Jadi kalau misalkan lu bilang musik bisa datangkan kebahagian, Michael Jackson mati. Mariah carey super diva loh, tetap aja stress. Tapi kalo lo baca quran jelas kebaikan. Jadi udah ada pilihan jelas. Gua pilih yang jelas jadinya.

Bang madmor adalah tokoh penting dalam one finger movement. Adakah itu indikasi bahwa one finger movement melemah?
Oh nggak. Gua bukan tokoh penting di situ. kebetulan ada di satu grup, dan di situ ada pergerakan, dan gua nggak menunjukkan bahwa gua adalah one finger movement. cuman karena arus yang ada saat itu mau gak mau gua di situ. Dengan keluar juga nothing lah nggak menjadi suatu juga buat mereka. dan itu bukan poin juga buat gua. mungkin satu dua orang yang merasa kehilangan karena itu temen deket, tapi selebihnya kayaknya nggak juga, biasa aja. karena gua nggak punya peranapa2.

Nggak punya peran apa-apa? abang merasa begitu?
Iya. Hehehehe

Lalu abang melihat one finger movement saat ini seperti apa?
Gua nggak tau. kalo ditanya one finger sekarang, gua nggak ngerti apakah masih ada, siapa aja orangnya, gua nggak tau.

Perlu tidak untuk menyiarkan dakwah di kalangan orang suka musik?
Semua perlu untuk menerima kebenaran. cuma bukan kapasitas gua untuk menyampaikan itu. gua cuma bisa berdoa semoga Allah memberikan pencerahan mana yang hak dan batil,. jadi kalau gua disuruh dakwah di sana gua bukan pendakwah, ilmu nggak ada.

Tapi mungkin nggak, bang madmor, sama teman-teman strangers al ghuroba yang lain awalnya bermusik, kembali bermain musik suatu saat nanti?
Wallahu alam. Hati itu hak prerogratif Allah. pagi lu muslim, sore lu musyrik... bisa. pagi lu mencintai musik, sore lu bisa membencinya. Kalo dulu mencintai musik skarang lebih senang dunia dakwah, suatu saat balik lagi kan mungkin aja. itu semua cuma Allah yg tau. Jadi kalau ditanya anak-anak mau main musik lagi? mungkin aja.

Termasuk abang?
Termasuk iya. mungkin aja, gua cuma berdoa ya Allah tetapkan hatiku. karena ya cuma Allah. kalau Allah udah belokin sedikit, mau apa lo. Nggak bisa. Jangankan untuk main musik, jadi orang berbeda aja bisa, karena hati. Karena rasa suka, cinta itu urusan hati. Nggak ada rumusan untuk tetap.

Tapi saat di metal satu jari abang mengajak orang untuk meyakini keyakinan yang abang yakini?
Nggak, gua nggak tau. dulu ya. setau gua nggak, apasih gua cuma menyampaikan apa yang ditulis di lagu. Ilmu gua nggak ada. Ilmu gua cuma apa yang ditulisi di situ. Jadi gua nggak ngajak ayo one finger movement. Kayaknya nggak deh, gua berteman dengan semua scene saat itu.

Dan semua scene menghormati pilihan abang itu?
Wallahu alam nggak tau. Mereka suka atau enggak, gua nggak tau.

Purgatory saat itu juga memasukkan nilai kebaikan kitab suci ke lagunya.
Iya. tapi itu kan lebih ke preferensi masing-masing, lebih di lirik maksudnya. memang dulu ya ayo kita buat lirik islami, memang begitu adanya. Tapi apakah itu ukuran kebenaran atau nggak gua juga nggak ngerti, karena kalau sekarang ditanya kalau mau berdakwah ada caranya, yang tidak melanggar syariat. paling tidak aman lah.

Abang nulis juga di purgatory?
Nggak, gua nggak nulis, Alhamdulillah.

Alhamdulillah?
Karena kalau gua nulis juga. kalau sesuatu itu bawa influence bagus, ya alhamdulillah. kalau nggak jadi dosa gua. Yang jelas gua nggak ikut nulis di lirik itu.

Pertanyaan terakhir... abang berharap dakwah dan musik ini jalan beriringan atau terpisah?
Gini... dakwah itu kan menyampaikan ilmu ya. segala sesuatu ada contohnya... sudah dilakukan sama rasul. Dakwah itu kan menyangkut agama. Jadi kalau lo ingin menyampaikan sesuatu ya bagaimana rosulullah menyampakannya. Ada improvisasi dakwah tapi tidak keluar dari syariat. bagaimana lo aja berdiri di atas kebenaran sementara jalan yang lo jalani itu tidak sesuai syariat. itu kan namanya menggabungkan hak dan batil.. itu yang baiknya tidak dilakukan. Kalau mau dunia ya dunia aja. Kalau mau akhirat ya ada contohnya. Rasulullah melakukan a sampai z tinggal copy paste aja. Kalau memang dakwah bisa lewat musik, rosululloh bakal jadi orang pertama yang melakukannya. tapi ternyata enggak kan. Alat musik dulu kan udah ada.

Tapi rasul tidak memainkannya?
Tidak memainkannya dan tidak menjadikannya alat dakwah juga.

Sumber dari : canisaymagz.blogspot.com. reshare from: suara21
Dengan beberapa editan.

Tidak ada komentar: