Sudahkah tercapai target kita?

Ketika Allah mewajibkan puasa, maka ada harapan yang ingin diraih, dari seluruh amal ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Target itu adalah: “agar kalian bertaqwa” yang tertuang pada akhir ayat 183 surat al-Baqarah.
Sudahkah tercapai target kita?

Dalam hadits, Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan tentang ketaqwaan:

التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Taqwa letaknya ada di sini,” kemudian beliau menunjuk ke arah dada tiga kali. (HR. Muslim)

Mungkin bagi sebagian orang, taqwa adalah sesuatu yang absatrak karena tersimpan di dalam hati. Akan tetapi ketaqwaan manusia bisa ditakar, melalui tanda-tandanya.

Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu menyampaikan bahwa tanda ketaqwaan ada empat:

1. Rasa takut kepada Allah, yang ditandai dengan kedekatan manusia terhadap perintah Allah dan jauh dari laranganNya. Semakin bertakut manusia kepada Allah, maka dia semakin dekat kepada segala perkara yang diperintahkan Allah (meskipun secara letak fisik jauh). Dan dia semakin jauh dari segala perbuatan maksiyyat (meskipun secara fisik bisa jadi kesempatan berbuat dosa ada didepan matanya)

2. Iman kepada wahyu yang diturunkan, dimana keimanan manusia kepada Allah dibuktikan dengan banyaknya ketaatan. Semakin beriman manusia kepada Allah, maka dia semakin taat kepadanya

3. Qana’ah (merasa cukup) dengan rezeki yang diberikan Allah meskipun sedikit, yang dibuktikan dengan ketentraman hati manusia terhadap segenap keputusan Allah. kehilangan bagian dunia (apapun wujudnya) tidak menggoncangkan ketaatannya kepada Allah, meskipun ada rasa sedih yang mendalam (dan kesedihan atas hilangnya dunia adalah sifat manusiawi)

4. Bersiap menghadapi perjalanan panjang setelah mati, ditandai dengan kekuatan jiwa manusia untuk menjadikan seluruh aktivitas dunianya menjadi perkara yang bermanfaat di akhirat.

Kalau ke empat perkara ini telah tumbuh di dalam jiwa manusia (selama ramadhan kali ini), maka paling tidak puasa yang dilaksanakan bermanfaat (in syaallaah). Tinggal menyempurnakan hingga ramadhan terakhir, sehingga bermanfaat untuk hidup 11 bulan ke depan.

Akan tetapi apabila dalam jiwa manusia belum terdapat empat perkara di atas, maka silahkan dikoreksi puasanya (jangan-jangan puasa yang dikerjakan hanya mendatangkan lapar dan dahaga!!) selanjutnya diperbaiki. Masih ada beberapa hari kesempatan untuk itu…!!!

Fahrurozi Abu Syamil @ Suryowijayan Yogyakarta

Selamat beri'tikaf

Tidak ada komentar: