Ibrahim An-Nakho’iy-rahimahullah: “Tak ada ghibah bagi pelaku bid’ah

Sekali lagi kami nyatakan bahwa mengingkari penyimpangan, dan kekeliruan sebuah kelompok atau person bukanlah celaan atau ghibah.

Tapi ia merupakan nasihat yang akan menjaga kemurnian Islam dari tangan-tangan jahil. Andaikan pengingkaran seperti ini tak ada, maka hancurlah agama yang suci ini, dan dunia ikut menjadi binasa.
“Tak ada ghibah bagi pelaku bid’ah

NHawadaa Chan-September 27, 2013 ·
.::Bukan Ghibah::.

Memberikan peringatan sesatnya suatu kelompok , baik dalam bentuk ceramah, maupun tulisan, itu bukanlah ghibah yang diharamkan. Boleh menyebutkan kesesatan seseorang, dan penyimpangannya di depan orang banyak, jika kemaslahatan menuntut hal itu.

Ibrahim An-Nakho’iy-rahimahullah- berkata, “Tak ada ghibah bagi pelaku bid’ah (ajaran baru)”. [Lihat Sunan Ad-Darimiy (394)]

Muhammad bin Bundar As-Sabbak Al-Jurjaniy-rahimahullah- berkata, “Aku berkata kepada Imam Ahmad bin Hambal, “Sungguh amat berat aku bilang, “si Fulan orangnya lemah, si fulan pendusta”.
Imam Ahmad berkata, “Jika kau diam, dan aku juga diam, maka siapakah yang akan memberitahukan seorang yang jahil bahwa ini yang benar, dan ini yang sakit (salah)”. [Lihat Thobaqot Al-Hanabilah (1/287)]

Sekali lagi kami nyatakan bahwa mengingkari penyimpangan, dan kekeliruan sebuah kelompok atau person bukanlah celaan atau ghibah. Tapi ia merupakan nasihat yang akan menjaga kemurnian Islam dari tangan-tangan jahil. Andaikan pengingkaran seperti ini tak ada, maka hancurlah agama yang suci ini, dan dunia ikut menjadi binasa.

Allah -Ta’ala- berfirman,

{وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ } [البقرة: 251]
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam”. (QS. Al-Baqoroh: 251 )..

Allah -Ta’ala- berfirman,

{وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ } [الحج: 40]
“Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS. Al-Hajj: 40).

dinukil dari: Sebuah Bedah Ilmiah Membongkar Penyimpangan Buku “Beda Salaf dengan “Salafi” ( Oleh : Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah Al-Atsariy)

repost from nahimunkar

Tidak ada komentar: