CARA MENSUCIKAN BEKAS DAGING BABI pada tubuh dan wadah

Pertanyaan:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bagaimana sebenarnya kedudukan antara najis daging babi dan najis liur anjing?
Apakah keduanya sama dalam cara penyucian?
Apakah terkena najis keduanya pasti membatalkan wudhu?
Bagaimana pencucian jika wadah memasak atau makan kita bekas daging babi?

جَزَاك اللهُ خَيْرًا
(Dari Eva Di Hongkong Anggota Grup WA Bimbingan Islam T05 -G73)
CARA MENSUCIKAN BEKAS DAGING BABI

Jawaban :

وعليكم السلام ورحمة الله وبر كاته
Keduanya tidak sama dalam pencucian dan pensuciannya. Jika kita terkena najis, apapun itu, maka salat kita batal karena suci dari najis merupakan syarat sahnya shalat. Tapi najis tidak membatalkan wudhu’, maknanya ketika kita sudah wudhu, lalu kena najis, kita cukup membersihkan najis tersebut dan tidak perlu mengulangi wudhu.

Adapun cara mensucikan najis babi adalah dengan mencucinya hingga hilang bekasnya. Dan tidak disyaratkan harus tujuh kali atau dikasih tanah sebagaimana najisnya anjing.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata :

والفقهاء رحمهم الله ألحقوا نجاسته بنجاسة الكلب لأنه أخبث من الكلب ، فيكون أولى بالحكم منه . وهذا قياس ضعيف ؛ لأن الخنزير مذكور في القرآن ، وموجود في عهد النبي صلى الله عليه وسلم ، ولم يرد إلحاقه بالكلب . فالصحيح أن نجاسته كنجاسة غيره ، فتغسل كما تغسل بقية النجاسات
“Para ulama ahli fiqih -semoga Allah merahmati mereka semua- menyamakan najisnya babi dengan najisnya anjing, karena babi lebih kotor dari pada anjing, maka ia lebih berhak terhadap hukum tersebut.

Namun ini adalah qiyas/analogi yang lemah, karena najisnya babi disebutka di dalam Al-Qur’an dan ia ada di zaman Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah ada riwayat yang menyamakan status kenajisan babi dengan kenajisan anjing. Maka pendapat yang benar bahwa najisnya babi sama dengan najis-najis yang lainnya, ia disucikan/dicuci sebagaimana cara pencucian najis yang lain.” (Syarhl Mumti’ : 1/459).

Wallahu a’lam.

Al-Ustâdz Abul Aswad Al Bayati
[Sumber: bimbinganislam.com ]

Tidak ada komentar: