Di Kitab “al-Wahhabiyyah wal-Hijaz” hlm 13, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha al-Husaini bercerita.
“Suatu ketika aku bertemu dengan Ustadzul Akbar Syaikhul Jami’ al-Azhar di awal bulan yang telah lewat. Aku pun menceritakan tentang Wahhabi dan sebab tuduhan kepada mereka. Di antara yang hadir saat itu adalah Ustadz asy-Syaikh Abdul Majid al-Labban, Syaikh Muhammad Syakir, Syaikh Ahmad Harun, Syaikh azh-Zhawahiri, dan yang lainnya dari para Ulama Kibar. Aku pun menjelaskan sejarah permasalahan Wahhabi ini, serta siapa saja pakar sejarah yang menulis tentang berkuasanya Amir Saud di Hijaz.
Selesai penjelasanku itu, pergilah salah seorang petugas di sekretariat al-Azhar ke perpustakaan al-Manar mengambil sejumlah kitab “al-Hadiyyatus Saniyyah” [ sebuah kitab yang disusun oleh seorang Ulama Wahhabi] yang kemudian dibagi-bagikan kepada mereka yang hadir di majlis itu. Al-Ustadzul Akbar pun membaca kitab itu pada bagian yang telah aku kutipkan sebelumnya, juga bagian-bagian lainnya. Selesai membaca beliau pun mengakui bahwa ini adalah madzhabnya Ahlussunnah wal-Jama’ah.
Tapi beliau berkata: “Untuk hadits “Tidak dipersiapkan perbekalan kecuali untuk menuju tiga mesjid; yaitu mesjidku ini, mesjid al-Haram, dan Mesjid al-Aqsha” para ‘Ulama telah mentakwilkannya.
“Suatu ketika aku bertemu dengan Ustadzul Akbar Syaikhul Jami’ al-Azhar di awal bulan yang telah lewat. Aku pun menceritakan tentang Wahhabi dan sebab tuduhan kepada mereka. Di antara yang hadir saat itu adalah Ustadz asy-Syaikh Abdul Majid al-Labban, Syaikh Muhammad Syakir, Syaikh Ahmad Harun, Syaikh azh-Zhawahiri, dan yang lainnya dari para Ulama Kibar. Aku pun menjelaskan sejarah permasalahan Wahhabi ini, serta siapa saja pakar sejarah yang menulis tentang berkuasanya Amir Saud di Hijaz.
Selesai penjelasanku itu, pergilah salah seorang petugas di sekretariat al-Azhar ke perpustakaan al-Manar mengambil sejumlah kitab “al-Hadiyyatus Saniyyah” [ sebuah kitab yang disusun oleh seorang Ulama Wahhabi] yang kemudian dibagi-bagikan kepada mereka yang hadir di majlis itu. Al-Ustadzul Akbar pun membaca kitab itu pada bagian yang telah aku kutipkan sebelumnya, juga bagian-bagian lainnya. Selesai membaca beliau pun mengakui bahwa ini adalah madzhabnya Ahlussunnah wal-Jama’ah.
Tapi beliau berkata: “Untuk hadits “Tidak dipersiapkan perbekalan kecuali untuk menuju tiga mesjid; yaitu mesjidku ini, mesjid al-Haram, dan Mesjid al-Aqsha” para ‘Ulama telah mentakwilkannya.
Aku pun berkata: “Mereka mengambil zhahir hadist mengikut sebagian ahli tahqiq dari para Ulama mereka yaitu madzhab Hanbali, selain itu sebagian ulama syafi'iyyah dan Malikiyah juga mengharamkan bepergian untuk menziarahi kubur mereka yang dianggap shalih, mereka yang berpendapat haramnya hal ini adalah Imam Juwaini ayahnya Imam Haramain, dan juga Qadhi ‘Iyadh di kitab Syarah Shohih Muslimnya sebagaimana telah dikutip oleh an-Nawawi, dan kemudian pendapat ini yang dipegang oleh Wahhabi, yang mereka punya pendahulu dalam hal ini, dalam artian bukan pendapat baru yang hanya mereka yang mengemukakannya.
[Demikian Cerita Sayyid Muhammad Rasyid Ridha al-Husaini di kitabnya al-Wahhabiyyah wal-Hijaz, sebuah kitab yang khusus menceritakan tentang apa dan siapa Wahhabi itu berdasarkan penglihatan langsung Sayyid]
Alih Bahasa : Habibi Ihsan al-Martapury.
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
[Demikian Cerita Sayyid Muhammad Rasyid Ridha al-Husaini di kitabnya al-Wahhabiyyah wal-Hijaz, sebuah kitab yang khusus menceritakan tentang apa dan siapa Wahhabi itu berdasarkan penglihatan langsung Sayyid]
Alih Bahasa : Habibi Ihsan al-Martapury.
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Tidak ada komentar: