Selamat natal artinya selamat beribadah kepada Salib

PATUTKAH SEORANG MUSLIM MENGUCAPKANNYA?

➡ Al-Imam Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

وَهُوَ بِمَنْزِلَةِ أَنْ يُهَنِّئَهُ بِسُجُودِهِ لِلصَّلِيبِ، بَلْ ذَلِكَ أَعْظَمُ إِثْمًا عِنْدَ اللَّهِ وَأَشَدُّ مَقْتًا مِنَ التَّهْنِئَةِ بِشُرْبِ الْخَمْرِ وَقَتْلِ النَّفْسِ وَارْتِكَابِ الْفَرْجِ الْحَرَامِ وَنَحْوِهِ.وَكَثِيرٌ مِمَّنْ لَا قَدْرَ لِلدِّينِ عِنْدَهُ يَقَعُ فِي ذَلِكَ، وَلَا يَدْرِي قُبْحَ مَا فَعَلَ، فَمَنْ هَنَّأَ عَبْدًا بِمَعْصِيَةٍ أَوْ بِدْعَةٍ أَوْ كُفْرٍ فَقَدْ تَعَرَّضَ لِمَقْتِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ
“Mengucapkan Selamat Natal kepada orang nasrani sama saja dengan mengucapkan Selamat atas sujudnya kepada salib, maka itu lebih besar dosanya dan kemurkaannya di sisi Allah daripada mengucapkan Selamat Minum Khamar, Membunuh Jiwa, Berzina dan yang semisalnya.

Dan banyak orang yang tidak memiliki pemuliaan terhadap agama (Islam) melakukan hal tersebut, sedang ia tidak mengetahui kejelekan perbuatannya itu, padahal siapa yang mengucapkan Selamat terhadap seseorang karena satu kemaksiatan, kebid’ahan atau kekafiran maka sungguh ia telah mengantarkan dirinya kepada kemurkaan dan kemarahan Allah.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 3/441]
Selamat natal artinya selamat beribadah kepada Salib

DIANTARA DALIL KUFURNYA DAN HARAMNYA MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL ADALAH KESEPAKATAN (IJMA') ULAMA

➡ Al-Imam Al-'Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah juga berkata,

وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ بِشَعَائِرِ الْكُفْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ فَحَرَامٌ بِالِاتِّفَاقِ مِثْلَ أَنْ يُهَنِّئَهُمْ بِأَعْيَادِهِمْ وَصَوْمِهِمْ، فَيَقُولَ: عِيدٌ مُبَارَكٌ عَلَيْكَ، أَوْ تَهْنَأُ بِهَذَا الْعِيدِ، وَنَحْوَهُ، فَهَذَا إِنْ سَلِمَ قَائِلُهُ مِنَ الْكُفْرِ فَهُوَ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ
“Adapun mengucapkan Selamat terhadap simbol-simbol kekafiran yang merupakan ciri khususnya, maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan ulama, seperti seseorang mengucapkan Selamat terhadap hari raya orang-orang kafir dan puasa mereka, contohnya ia mengatakan: Semoga Hari Raya ini menjadi berkah bagimu, atau Semoga engkau bahagia dengan Hari Raya ini, dan yang semisalnya. Maka dengan sebab ucapannya ini, andai ia selamat dari kekafiran maka ia tidak akan lepas dari perbuatan yang haram.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 1/441]

republish from whatsapp group

Tidak ada komentar: