Slogan "wahabi" cara musuh islam memecah belah sesama Ahlus Sunnah

masih percaya kebohongan syi'ah dan musuh islam bahwa golongan wahabi itu ada?

Sungguh menyedihkan bahwa sebagian Muslimiin Indonesia larut turut dalam kesalahan bahkan kebodohan akibat tidak belajar benar.

Mau saja dihasut dengan kesalahan sebut kaum Inggris jaman dulu yang dimanfaatkan Syi'ah dan musuh2 Islam untuk memecah belah sesama Ahlus Sunnah.

Sudah banyak yang sadar ... SYI'AH SEDANG MENCOBA MENDEKATI MASSA NU YANG BANYAK ITU, melalui rayuan seakan2 banyak ritual 'khas' NU, adalah SAMA dengan ritual Syi'ah.

Ini ada benarnya, walau tak sepenuhnya. Karena NU juga mengadopsi, membolehkan Sufi. Sedangkan Sufi, membesar bersamaan dengan Syi'ah, utamanya di masa Abbasiyah! Mereka ada saling mempengaruhi.

Tetapi ... NU generasi pertama (1926), ADALAH BANYAK KESAMAANNYA dengan Muhammadiyah (1912), Al Irsyad (1914), dan Persis (1923). Tidak seperti mayoritas Nahdliyyin kini.

Bahkan fatwa dari KH Hasyim Asy'ary MELARANG NAHDLIYYIIN MENGIKUTI SYI'AH.

Satu hal yq ironis kini, karena KH Said 'Aqil Siradj (SAS) Ketum PB NU, adalah pendukung Syi'ah kini!

Jadi ... Sudah lama dibahas - juga di media ini - mengenai betapa bodohnya dan tak mungkinnya sebutan dan ada golongan 'Wahabi'
wahabi

Berdasarkan keterangan pakar Tata Bahasa, 'Aqidah, dan Sejarah.

Termasuk dari Buya HAMKA Ketua Umum MUI pertama, dan Habib Ahmad bin Zen Alkaff, dan pakar sedunia.

Itu kesalahan sebut Inggris terhadap kaum Muslimiin, Ahlus Sunnah Wal Jama'ah di Arabia Tengah, dan dimanfaatkan Syi'ah untuk mengadu domba Muslimiin.

Dalam tinjauan Tata Bahasa Arab, TIDAK MUNGKIN disebut 'Wahabi' karena sebutan ini secara gegabah dan salah dinisbatkan kepada (Syaikh) MUHAMMAD bin 'Abdul Wahhab At Tamimi (dari Bani Tamim, Quraisy), seorang guru agama Ahlus Sunnah, mengajarkan semua Madzhab, namun lebih menyenangi Madzhab Hanbali (dan ini wajar saja).

Nama beliau sendiri adalah "Muhammad", dan nama bapaknya adalah 'Abdul Wahhab At Tamimi (dari keluarga Quraisy terhormat Bani Tamim). Maka seharusnya pengikutnya disebut "Muhammadi" atau "Muhammadiyah".

Lebih lagi, dalam tinjauan 'Aqidah, TIDAK MUNGKIN disebut 'Wahabi' karena nama "Al Wahhab" adalah nama ALLAH. Dan secara 'aqidah, manusia tidak dibenarkan memakai nama ALLAH: "Al Wahhab" (kecuali dengan didahului kata "Abdul" atau "hamba dari"). Dan tidak wajar pula menyebut Muslimiin sebagai "Wahhabi" (Pengikut ALLAH Al Wahhab).

Dan dalam tinjauan Sejarah, TIDAK MUNGKIN pula pengikut Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab At Tamimi disebut 'Wahabi', karena yang disebut demikian adalah pengikut Abdul Wahhab bin Rustum, seorang Khowarij (ekstrimis) di Abad III-IV Hijriyyah.

Sementara Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab At Tamimi hidup di Abad XII-XIII Hijriyyah, seorang guru agama Ahlus Sunnah biasa. Tetapi ada usaha mengesankan keduanya adalah sama. Utamanya untuk membangun propaganda kebencian terhadap Ahlus Sunnah, terhadap Madzhab Hambali, terhadap Arabia/Arab Saudi.

Dan ingatlah ...

Di Nusantara/Indonesia, SEJAK DULU YANG DIMAKI SEBAGAI WAHABI SEENAKNYA adalah:

-Imam Bonjol dan semua Muslimiin Minangkabau (Sumatra Barat) yang pada dasarnya biasanya adalah bergabung di "Muhammadiyah" (setelah organisasi Islam "Muhammadiyah" berdiri).

-Muhammadiyah, organisasi Islam yang TERTUA di Nusantara dan masih ada (berdiri di tahun 1912 dengan akta Notaris resmi di tahun 1914 di Yogyakarta), dan KH Ahmad Dahlan.

-Al 'Irsyad Al Islamiyyah (1914 dan resmi di 1915 di Surabaya) dan kaum jama'ah keturunan Arab non 'Alawiyyiin/Non Habaib.

-Persatuan Islam/Persis (1923 di Bandung)

-Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia/DDII (1967 di Jakarta)

-Hidayatullah (1973)

-Wahdah Islamiyah

-HASMI

-Buya HAMKA, Ketua Umum MUI pertama, dan tokoh Muhammadiyah serta Pujangga nasional.

-Syaikh DR. Muhammad Natsir, Perdana Menteri pertama dan Pahlawan Nasional RI, pendiri DDII.

-Syaikh Ahmad Hassan, tokoh Persis dan salah satu guru Bung Karno.

-Bung Karno, aktivis Muhammadiyah, anggota Muhammadiyah sampai meninggalnya, dan Proklamator RI, Presiden I RI.

-Bung Hatta, aktivis Muhammadiyah dan Proklamator RI, Wakil Presiden I RI.

-Ustadz dan Panglima Besar Jenderal Sudirman, warga Muhammadiyah dan kepanduannya.

-Syaikh Haji Agus Salim.

-Kaum muslimiin Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang berusaha meneladani kaum Salafush Sholih (yakni Rosululloh shollollohu 'alaihi wasallam dan para Sahabat Nabi lalu para Tabi'iin dan lalu para Tabi'ut Tabi'iin) yang DIJAMIN ALLAH sebagai yang terbaik, sebagai Salafiyyuun.

-Dll.

Hanya karena 
- tidak mau memperingati kematian dan makan-makan di hari hitungan Hindu (hari ke 1, 3, 7, 40, 100, 1000),
- tetap ziarah kubur namun tidak mau mengkeramatkan kuburan dan beribadah di sana,
- tidak selalu berqunut kecuali ada musibah,
- tidak membaca basmalah dengan jahr saat Al Fatihah dan Surah2 lain, 
- tidak merayakan Maulid karena ini dari kebiasaan Syi'ah, 
- tidak Haul, 
- tidak berdzikr kencang-kencang juga berjama'ah apalagi memakai musik, 
- tidak suka Mistik, 
- tidak menyanyi Barzanji,
- biasanya berjenggot, 
- biasanya bercelana cingkrang tidak isbal, 
- berhijab syar'i, 
- Anti Syi'ah, 
- Anti Komunis, 
- Anti Penjajahan Kolonialisme, 
- Anti Yahudi Zionis, 
- Pro Palestina, 
- Pro Syari'ah, dll.

Dimaki sebagai Wahabi.

Padahal mungkin saja merekalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang lebih sejati, in syaa Allah.

republish from whatsapp group

Tidak ada komentar: