Sudahkah kita jujur berkata, "AKU BERIMAN?" diangkat dari kisah nyata

Syaddad bin AlHaad radilyallahu anhu bercerita:

Dahulu di zaman Nabi.. Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam dan ia pun beriman..

Ia berkata, "Aku ingin hijrah bersamamu."

Nabi berwasiat kepada sebagian shahabatnya agar berbuat baik kepadanya.

Ketika perang ghonam telah selesai, Nabi shallallahu alaihi wasallam membagi bagikan ghonimah dan memisahkan bagian untuk orang arab badui tadi..

Ketika bagian itu diberikan kepadanya, orang arab badui itu berkata, " Apa ini ?"

Mereka berkata, "Ini adalah bagian ghonimah yang diberikan oleh Nabi untukmu."
jihad fi sabilillah

Lalu ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah. Ia berkata, "Wahai Rasulullah, bukan karena ini aku mengikutimu. Tapi karena aku ingin ada panah menancap di sini -ia mengisyaratkan kepada tenggorokannya- lalu aku mati syahid dan masuk surga."

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Jika memang kamu benar benar jujur, pasti Allah akan mengabulkan keinginanmu."

Tak berapa lama kembali diumumkan perang, dan berkecamuklah peperangan melawan musuh. Arab badui itu gugur dan jenazahnya dibawa kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam sementara anak panah menancap di tempat yang ia tunjuk yaitu tenggorokannya.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Apakah dia itu?" Mereka berkata, "Benar."

Beliau bersabda, "Ia telah jujur kepada Allah maka Allahpun jujur kepadanya (mengabulkan keinginannya)."

(HR An Nasai no 1953 dengan sanad yang shahih)

Itulah kejujuran iman..

Tak berharap apapun dari kehidupan dunia dalam keimanannya..

Ia jujur kepada Allah..

Maka Allahpun jujur kepadanya..

Maka bagaimanakah kabar iman kita..

Sudahkah kita jujur ketika berkata, "AKU BERIMAN?"

Kejujuran iman itu pasti diuji..

Agar Allah mengetahui siapa yang benar benar jujur dan siapa yang hanya ucapan belaka..

Ya Allah..berilah kami kejujuran dalam iman dan islam..

Wafatkan kami dalam husnul khatimah..

Sumber : Artikel Bekal Muslim

Tidak ada komentar: