Pesan Penting untuk umat Islam Khususnya warga Jakarta, dari Ustadz DR Muhammad Arifin Badri

Warga Jakarta, Salatiga dan lainnya.

Ingat agama anda, ingat Rab atau Tuhan anda, ingat masa depan agama anak cucu anda, jangan biarkan sekecil apapun celah pemurtadan yang bisa anda tutup melainkan segera tutup.

Ingat menggunakan hak pilih dalam rangka menghindari kehilangan kapak walau dengan resiko harus mengorbankan jarum, ya sama sama kehilangan, namun kehilangan jarum lebih ringan dibanding kehilangan kampak.

Dahulu di saat pilihannya adalah pak fauzi bw melawan si dia yang didampingi oleh si dia tuh, saya mulai memprediksi kondisi yang saat ini dihadapi ummat Islam. Karena prediksi di atas saya bergerilya semampu yang saya lakukan, saya datangi beberapa teman punggawa dakwah dan termasuk pengelola radio kebanggaan kita di dekat Jakarta.
Ustadz DR Muhammad Arifin Badri

Saya berusaha meyakinkan agar kita turut andil mencegah kondisi yang saat ini kita hadapi. Namun apa boleh daya bila ternyata banyak teman saya malah mencibir saya.

Kembali ketika pilpres prediksi saya semakin kuat, saya kembali bergerilya, para pungggawa dakwah saya ajak berpikir dan mengambil sikap, sampai saya sowan ke punggawa dakwah yang diimani sebagai punggawa paling senior, jauh dari pantauan media dan luput dari pantaun profesor atau pasukan telik sandi. Saya bermusyawarah dengan sebagian beliau dari ba'da maghrib hingga pukul 10.30.

Dan sebagian punggawa dakwah lainnya saya hanya berkepentingan mengutarakan permintaan maaf, karena berbeda pendapat dengan beliau, dan saya menyatakan kehadiran saya di hadapan beliau sebagai bentuk penghormatan kepada beliau dan sekaligus permohonan maaf atas sikap saya sang murid yang berbeda pendapat dengan sang guru, sekali lagi saya menghadap beliau jauh dari pantauan kuli tinta atau para pakar "nyinyir" yang bergelar atau tanpa gelar.

Dan al hamdulillah ketika syeikh Ali Hasan datang ke Jakarta banyak sekali para punggawa dakwah yang sebelumnya mencemooh sikap dan pendapat saya bahka ada yang telah menerbitkan ijazah hizby kepada saya melunak dan merubah pandangannya tentang saya. Karena ternyata ucapan sebagian sesepuh yang berkata : "andai para ulama mendengar langsung dari kami niscaya mereka berubah fatwa tentang penggunaan hak suara" tidak terbukti

Dan kini kembali saya masih pada pendirian saya bahwa menggunakan hak suara bagi ummat Islam Jakarta dan.yang serupa dengan mereka seperti warga Salatiga adalah satu keniscayaan demi "menutup atau menyempitkan celah pemurtadan warga secara masal dan sistemik.

Menurut hemat saya, tak elok dan terlalu bermimpi bila mengharap agar figur muslim pilihan anda esok hari kan jadi ahli khutbah jum'at atau ahli fatwa atau berhasil menerapkan syari'at.

Bagi saya mereka menjaga kondisi tetap kondusif bagi ummat islam untuk menunaikan ibadah dan membiarkan ruang dakwah tetap terbuka lebar adalah harapan terbesar saya dari menyuarakan penggunaan hak suara.

Adapun dakwah dan penyebaran maka itu adalah urusan para punggawa dakwah.

Semoga Allah memberikan kepemimpinnan ummat Islam kepada orang Islam dan semoga Allah menggagalkan makar iblis dan anteknya. Amiin ya Rabbal Alamiin.

Tidak ada komentar: