Isra’ dan Mi’raj dengan Jasad dan Ruh

Mayoritas ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj yang dialami Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi dengan jasad dan ruh beliau, serta dalam kondisi terjaga (tidak tidur). Inilah pendapat yang paling kuat di kalangan para ulama.
Isra’ dan Mi’raj dengan Jasad dan Ruh

Allah Ta’ala berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1)

Kata ‘hamba’ menunjukkan bahwa itu terjadi dengan ruh dan jasad secara bersamaan. Inilah yang shahih, sebagaima disebutkan dalam hadis-hadis Bukhari dan Muslim dengan riwayat yang beraneka ragam, yang menegaskan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melakukan isra dan mi’raj dengan jasad beliau.

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata dalam Lum’atul I’tiqod, “… Contohnya hadis isra’ dan mi’raj, beliau dalam keadaan terjaga, bukan dalam keadaan tidur, karena (kafir) Quraisy mengingkari dan bersombong terhadap peristiwa itu, padahal mereka tidak mengingkari mimpi”.

Hal yang sama juga disampaikan Imam Ath-Thohawy rahimahullah, dalam bukunya tentang Aqidah, beliau menyatakan;

“Mi’raj adalah benar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam telah melakukan isra dan mi’raj dengan jasad beliau, dan dalam keadaan tidak tidur, ke atas langit …”

(Lihat pembahasan selengkapnya dalam Syarh Ath-Thohawiyah karya Ibnu Abil ‘Izz rahimahullah atau syarah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ar-Rojihy dan Syaikh Sholih bin ‘Abdil ‘Aziz Alu Asy-Syaikh hafizhahumallah)

Disadur dari KonsultasiSyariah.com

Tidak ada komentar: