Adab ketika hendak melakukan perjalanan safar

1. Bagi yang ingin melaksanakan safar hendaknya memberikan doa kepada keluarga yang akan ditinggal, dengan doa :

أَسْتَوْدِعُ اللهَ للهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.” HR. Ahmad 2/403.

2. Bagi keluarga yang mukim hendaknya pun memberikan doa kepada yang akan safar, dengan doa :

أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ.
“Aku menitipkan agamamu, amanahmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah.” H.R At-Tirmidzi no. 3443.
perjalanan safar

3. Hendaknya yang sedang safar dengan rombongan mengangkat satu orang menjadi pemimpin safarnya, dan saling memperhatikan waktu shalat.

كَانَ ثَلاَثَةٌ فِيْ سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوْا أَحَدَكُمْ.
“Jika tiga orang (keluar) untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka sebagai ketua rombongan.” H.R Abu Dawud no. 2609.

4. Hendaknya bagi yang sedang melaksanakan safar untuk memperbanyak dzikir & doa baik dalam :

- keadaan kendaraan menanjak maupun menurun,

hadits Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu, ia berkata:

كُناَّ إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا وَ إِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا.
“Kami apabila berjalan menanjak mengucapkan takbir (Allahu Akbar) dan apabila jalan menurun membaca tasbih (Subhanallaah).” HR. Al-Bukhari no. 2993-2994

- melewati kota ataupun desa,

اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنَ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
“Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.” 

(HR. Hakim dan lainnya, beliau menshahihkannya dan disetujui Adz-Dzahabi) sumber : Hisnul Muslim oleh Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthan.

- singgah di suatu tempat,

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya.” H.R Muslim no. 2708

- kendaraan sedang tergelincir,

بِسْمِ اللهِ
“Dengan nama Allah. H.R Abu Dawud. 4/296.

- dan menjelang shubuh.

سَمَّعَ سَامِعٌ بِحَمْدِ اللهِ وَ حُسْنِ بَلاَئِهِ عَلَيْنَا ، رَبَّنَا صَاحِبْناَ ،وَ أَفْضِلْ عَلَيْنَا عَائِذاً بِاللهِ مِنَ النَّارَ .
(Samma'a saami'um bihamdillahi wa husni balaa ihi 'alainaa, robbanaa shoohibnaa wa afdhil 'alaina 'aa idzam billaahi minan naar)

"Semoga ada yang mendengarkan pujian kami kepada Allah (atas nikmat) dan cobaan-Nya yang baik bagi kami. Wahai Rabb kami, dampingilah kami (peliharalah kami) dan berilah karunia kepada kami dengan berlindung kepada Allah dari api neraka." HR. Al-Bukhari no. 2993.

✅Perbanyak doa selama safar

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ.
- Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga do’a yang pasti dikabulkan (mustajab) dan tidak ada keraguan lagi tentang-nya, do’anya seorang yang dizhalimi, do’anya musafir (orang yang melakukan perjalanan), do’a buruk orang tua terhadap anaknya.’” H.R Abu Dawud no. 1536. At-Tirmidzi no. 2741.

✒ Novtriadi.

Tidak ada komentar: