KEHINAAN ORANG YANG MEMILIH PEMIMPIN NONMUSLIM

Wahai umat Islam, dirimu adalah mulia di sisi Allah karena keimanan dan keislamanmu kepada Allah. Jangan kamu hina dirimu dengan memilih pemimpin nonmuslim!

Ibnu Taimiyah berkata: ”Berdasar ayat 51 dari Surat al-Ma'idah ini, Allah mencela orang munafik karena mereka berteman akrab dan minta bantuan orang yahudi dan nasrani." (Baca Iqtidho‘i’ ”ash-Shirath all-Mustaqim Li Mukhilafati Ashhabiljahim (1:48)!}

Beliau menambahkan: ”Jika meniru urusan dunia orang yahudi dan nasrani akan menaruh kecintaan dan menjadikan teman akrab sesama mereka, maka dengan meniru upacara keagamaan mereka, tentu akan lebih kuat rasa kecintaannya kepada mereka, maka orang yang sangat cinta kepada orang yahudi dan nasrani akan lenyap iman mereka.” Selanjutnya beliau menyertakan Surat al-Ma'idah ayat 51. {Baca al-Iqtidhii’ (1221)!)
kursi kekuasaan

Orang yang memilih pemimpin dari nonmuslim mau-tidak-mau ikut merayakan hari raya dan keramaian mereka, apalagi memiliki jabatan dari pemimpin nonmuslim. Akibatnya, rusaklah aqidah dan keimanan mereka.

Ibnu Qayyim al-jauz'iyah berkata: ”Berdasarkan ayat 51 dari Surat al-Ma’idah ini, hinalah orang yang mencari pertolongan dan kemenangan lewat orang yang bukan orang mukmin." (Lihat Ighotsatul-Labfan (2:184)!)

Beliau menambahkan: “Allah memberitahukan lewat ayat 51 dari Surat al-Ma'idah ini, orang yang menjadikan orang yahudi dan nasrani sebagai kawan akrab dan penolong itu orang yang sakit hatinya, mengakibatkan rusak akal dan agamanya." {Baca Ahkamu Ahlidz-Dzimmah tahqiq Yusuf Ahmad al-Bakri (1 :487)!}

Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini (ayat 51 dari Surat al-Ma ’idah: ”Allah melarang hambaNya yang beriman untuk loyal kepada orang Yahudi dan Nasrani -mereka itu musuh Islam- dan sekutu-sekutunya. Semoga kebinasaan dari Allah untuk mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa mereka itu adalah aaliya' terhadap sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan memperingatkan bagi orang mukmin yang melanggar larangan ini: 'Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim'.” (Tafsir Ibnu Katsir (3:132)}.

Al-Imam al-Qurthubi berkata: ”Berdasarkan ayat 51 dari Surat al-Ma'idah ini, mengandung larangan untuk selamanya meminta bantuan dan dukungan dari kalangan orang musyrik.

Diriwayatkan oleh Jabir, bahwa Nabi Muhammad tatkala keluar menuju ke Uhud, datanglah orang Yahudi, mereka berkata: 'Bolehkah kami berjalan bersamamu?' Beliau menjawab: 'Kami tidak boleh meminta bantuan orang musyrik untuk mengurusi agama kami'.” {Baca Tafsir al-Qarthubi (6:209)!}

Sikap Nabi ini diperkuat pula dengan sabda beliau:

لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ
"Janganlah kalian mendahului orang-orang Yahudi dan Nasrani memberi salam. Apabila kalian berpapasan dengan salah seorang di antara mereka di jalan, maka desaklah dia ke jalan yang paling sempit.” {HR Muslim no. 5789}

Jika memulai salam kepada mereka tidak boleh maka menjadikan mereka teman akrab, saling menolong dengan mereka, apalagi menjadikan mereka sebagai pemimpin lebih berbahaya dan lebih berat dosa dan akibatnya.

Oleh Ustadz Aunur Rofiq Ghufran, Lc حفظه الله تعالى


•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•
CHANNEL MEDIA DA'WAH AL-FURQON
di Telegram : http://bit.ly/2cvD9Yx

Tidak ada komentar: