Kapan seorang anak dianggap telah berbakti kepada orang tuanya?

Berbakti kepada orang tua adalah kata yang sering kita dengar disekolah begitu juga ceramah dimasjid, hanya saja prakteknya dalam kehidupan nyata terkadang susah ditemukan.

Kapan seorang anak dianggap telah berbakti kepada orang tuanya?

Apabila terpenuhi syarat berikut :

1. Lebih medahulukan orang tuanya dari dirinya sendiri, anak dan istrinya terlebih lagi orang lain.

2. Mematuhi semua perintah dan meninggalkan larangannya walau tidak sesuai kehendak hati selama tidak dalam kemaksiatan.

3. Memberikan apapun yang mereka inginkan semampunya dengan sepenuh hati walaupun mereka tidak meminta  dan selalu merasa belum menunaikan hak mereka walaupun telah mengorbankan hidup dan harta kita.

4. Tetap berbakti setelah mereka meninggal dunia dan selalu berdoa untuk mereka berdua.
(Al Khazzar/Mausu'atul akhlak : 344)
ibu dan anaknya
ilustrasi
Sekarang lihatlah dirimu, adakah syarat diatas terpenuhi?

Bagaimana bentuk mendahulukan mereka dari pada orang lain? Lihatlah kisah tiga orang yang terkurung dalam goa, salah seorang diantara mereka dengan penuh keikhlasan berusaha untuk mengutamakan memberi minum orang tua dari anak-anaknya yang kelaparan.

Untuk ketaatan, lihatlah kisah Uais Alqarni, bahkan ia adalah orang besar dalam pandangan Rasulullah.

Mungkin kamu akan mengatakan itu adalah orang-orang zaman dahulu, ketahuilah semua sama, baik dahulu atau sekarang orang shaleh, berbakti kepada orang tua tetap ada, yang durhaka begitu pula, tinggal kita masuk kebagian mana.

Bukti nyata bakti pada orang tua pada zaman ini dapat dilihat pada kisah Ali teman Saya (Rail) yng mempersembahkan hampir seluruh waktunya untuk ibunya, kisah Muhamad  yang berkata "Aku tak sanggup menolak permintaan ibuku selagi Aku mampu" disampaikan Syaikh Sa'id Al A'tiq, kisah  dua bersaudara di Saudi yang berperkara hingga kepengadilan hanya karna berebut untuk merawat Sang Ibu.

(Rail/Alam takambang jadi guru:...)

Tidak ada komentar: