Pemikiran Ir soekarno di bukunya "Islam Sontoloyo"

Menyelami pemikiran Sukarno sangat menarik. Satu sisi ia sangat Islami, sisi yang lain condong ke sosialis, sisi yang lainnya sekuler.

Tak heran jika banyak teman-teman pengajian ada yang mengatakan Sukarno condong kepada pemikiran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab.
Islam Sontoloyo


Membaca buku "Islam Sontoloyo" ini cukup menarik. Meski sebagian kita bertanya-tanya, kenapa judulnya begitu?..

Sukarno banyak mengkritik cara beragama umat Islam kala itu yang jumud, taklid buta, banyak berbuat syirik, bid'ah, dan percaya takhayul. Sukarno juga mengkritik umat Islam yang menjadikan Islam hanya sekedar nama, yang tidak pernah diamalkan. Orang-orang inilah yang oleh beliau sebut beragama Islam tapi Islam sontoloyo.

Buku ini menggambarkan Sukarno adalah pendukung gerakan pembaruan Islam, sekaligus pro sekulerisme.

Kumpulan surat-surat Sukarno yang ditujukan kepada ulama Persis Tuan A. Hassan terdokumentasi disini. Cerita tentang Sukarno yang tidak mau ikut tahlilan, juga curhat kondisi umat Islam yang banyak terjatuh dalam perilaku syirik, bid'ah, dan terbelenggu taklid parah.

Sukarno ngefans dengan gerakan pembaruan Islam di tanah Arab yang dipelopori oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Kepada A. Hassan beliau cerita kekagumannya.

Di bab lain, Sukarno mengatakan bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang rasional dan sesuai akal, maka mencuci benda bekas jilatan anjing dengan air dan tanah tidak relevan, karena sekarang sudah ditemukan sabun. Tanah diganti dengan sabun.

Sukarno juga berpendapat, kain hijab yang biasa menjadi penutup dan pembatas antara laki-laki dan perempuan tak relevan dengan zaman, karena itu membatasi komunikasi.

Kekhilafahan Turki Utsmaniyah yang kala itu baru runtuh, dipuji oleh Sukarno. Menurutnya, Mustafa Kamal Ataturk adalah seorang yang memiliki pemikiran sangat maju. Apa yang dilakukan oleh Ataturk dianggap hebat oleh Sukarno.

Kejadian yang diceritakan pada buku terjadi sebelum Indonesia merdeka, sekitar tahun 1935an.

(sumber : Akhy Budi Marta Saudin)

Tidak ada komentar: