AGAR KUOTA INTERNETMU MEMBAWA MANFAAT

Sungguh nikmat Allah Ta'ala kepada kita tak bisa dihitung. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
"Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya." (Ibrahim : 35)

Di antara nikmat Allah di masa ini adalah kemudahan komunikasi, penyampaian informasi dengan cepat dan lain sebagainya. Keberadaan internet adalah hal yang tidak dipungkiri berbagai macam manfaatnya. Oleh karena itu, seorang muslim dan muslimah seharusnya menyadari dan berpikir agar nikmat yang dia miliki, termasuk kuota internet, bisa berbuah kebaikan dan membawa manfaat.
AGAR KUOTA INTERNETMU MEMBAWA MANFAAT

Setiap nikmat akan dimintai pertanggung jawaban

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
"Kemudian kalian benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan." (At-Takatsur : 8 )

Pahamilah bahwa setiap kenikmatan pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Nikmat harta, kesehatan, jabatan dan sebagainya akan ditanya oleh Allah Ta'ala. Yang perlu diperhatikan adalah, sudah siapkah Anda menjawab pertanyaan tersebut ? Tanyakan dan resapi, ke mana Anda habiskan kuota internet Anda?

Bertakwa kepada Allah dengan nikmat tersebut

Nikmat yang kita peroleh sejatinya menjadi sarana untuk menjadi pribadi yang bertakwa. Dan itu adalah wujud dari kesyukuran terhadap nikmat. Berpikirlah agar kuotamu menjadi sebab supaya dirimu semakin taat kepada-Nya, bukan justru menghabiskannya pada hal yang sia-sia, apalagi menggunakan pada perkara haram, yang akan berujung pada kehancuran dan penyesalan. Ingatlah selalu bahwa pemberian Allah bukan untuk digunakan bermaksiat kepada-Nya. Berhati-hatilah agar tidak termasuk orang yang mengingkari nikmat Allah.

Allah berfirman:

يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ
"Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir." (An-Nahl 84)

Menjadikan nikmat sebagai sebab terbukanya pintu kebaikan

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ مِنْ النَّاسِ ناسا مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ ، وَ إِنَّ مِنْ النَّاسِ ناسا مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مفتاحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مفتاحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya diantara manusia, ada orang yang menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan ada juga orang yang menjadi pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan. Maka berbahagialah orang yang Allah jadikan kunci kebaikan ada pada kedua tangannya. Dan celakalah orang yang Allah jadikan kunci keburukan ada pada kedua tangannya” (Riwayat Ibnu Majah)

Jadikanlah diri Anda sebagai sebab agar pintu-pintu kebaikan dibuka. Coba bayangkan ketika anda mengirim artikel tentang "keutamaan tauhid dan bahaya syirik" kepada keluarga, rekan dan sahabat, lalu mereka bisa mengenal tauhid dengan sebab Anda. Betapa banyak pahala yang Anda peroleh. Renungkan juga ketika Anda mengirim artikel tentang "bahaya bid'ah" dan "bahaya maksiat", lalu mereka mulai mengenal sunnah dan menghindar dari dosa dengan sebab Anda. Betapa besar pahala yang Anda raup.

Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberi taufik untuk selalu bersyukur terhadap segala nikmat-Nya. Amin

Wallahu A'lam

Panciro, 20 Shafar 1439 / 9 November 2017
✏ Irfandi Lc hafizhahulloh

Tidak ada komentar: