inilah 6 adab bercanda yang harus kita ketahui dan amalkan

inilah 6 adab bercanda yang harus kita ketahui dan amalkan

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa memiliki kecenderungan untuk berbaur bersama yang lain.

Ingin bertukar pikiran, diskusi bahkan bercanda.

Pada kali ini kita ingin membahas secara ringkas beberapa adab yang harus diperhatikan ketika bercanda, namun sebelumnya kita harus mengerti bahwa islam juga membolehkan bercanda.

Banyak riwayat-riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah shalallhu alahi wa sallam juga bercanda dengan para sahabatnya dalam rangka menghibur mereka dan menjalin keakraban.

Seperti sabda beliau ketika bercanda kepada Anas bin Malik: "Wahai pemilik dua telinga" (HR. Attirmidzi).

Dan canda beliau terhadap sahabat kecil yang sedang murung karena ditinggal mati burung kesayangannya: "Hai Abu Umair apa yang telah dilakukan oleh Sinughoir?"

Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah:
"Adapun barang siapa yang menggunakan perkara mubah (bersenda gurau: pent) yang baik untuk menegakkan kebenaran, maka hal ini termasuk bagian dari amalan kebaikan"(majmu' fatawa: 28/369).

Dapat dimaklumi bahwa bercanda dapat menghilangkan kebosanan,mengusir rasa GEGANA ( gelisah, galau, merana) dan meringankan kepenatan yang timbul karena padatnya aktifitas sehari-hari.

Sebagai kesempurnaan agama ini, maka bercandapun ada aturan dan adab-adabnya, diantaranya adalah:

1. Tidak mengolok-olok syariat islam, karena hal ini bisa mengantarkan pelakunya kepada kekufuran.
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu) tentulah mereka akan menjawab: sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakalah: apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf karena kamu telah kafir sesudah beriman. (At-Taubah:65-66).

2. Hendalah bercanda dengan sesuatu yang benar adanya.
"Celakalah bagi orang yang berbicara dengan kedustaan guna untuk membuat sebuah kaum(orang lain) tertawa, maka sekali lagi celakalah ia"(HR. Abu Daud).

3. Melihat kepada siapa ia bercanda.
Bercanda kepada semua kalangan dapat merendahkan harga diri dan menurunkan kewibawaan, maka lihat kepada siapa kita bercanda dan perhatikan pula kadar orang tersebut, boleh jadi ia kurang mengerti maksud kita adalah bercanda namun ia tangapi dengan penuh keseriusan.

Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullah: " khawatirlah engkau terhadap gurauan karena ia dapat menghilangkan kewibawaan".

4. Kurangi porsi bercanda, karena hal ini dapat membuat hati menjadi keras.
"Jangalah memperbanyak tertawa, karena bayak tertawa dapat mematikan hati"(HR. Ibnu Majah).

5. Tidak membicarakan orang lain(ghibah).

6. Hindari banyak berbicara seputar makanan dan wanita.

Point yang terakhir ini hampir menimpa semua kalangan. Pembicaran seputar makanan dan wanita kerap ditemui diperkumpulan- perkumpulan bahkan majlis ilmu sekalipun.

Bila tema pembicaraannya tentang poligami ,maka hampir semua antusias, pro dan kontra pun sering terjadi.

Berkata Al-Ahnaf bin Qois rahimahullah:
"Jauhkan majlis kami dari menyebut-nyebut wanita dan makanan, sungguh aku sangat benci kepada seseorang yang dikenal (suka berbicara seputar) urusan kemaluan dan perutnya. ( siyar a'lam an-nubala': 4/94). Wallahu a'lam

sumber: Syafnil Tarigan @WA IKAPPAI

Tidak ada komentar: