musa alhafidz "bocah cilik harumkan nama indonesia"

Musa adalah anak kecil seperti bocah pada umumnya, yang masih suka bermain dan bercanda. Seperti anak-anak seusianya, ia masih polos, dan bahkan saat di depan audiens sekalipun belum bisa duduk manis "anteng" layaknya orang dewasa.
musa alhafidz "bocah cilik harumkan nama indonesia"

Di samping itu, metode tahfidz yang diterapkan oleh Ustadz La Ode Abu Hanafi selaku ayah sekaligus guru bagi Musa juga bukanlah manhaj yang benar-benar baru, karena sudah banyak yg menerapkan metode serupa sebelumnya.

Lantas, apa yang membuat Musa berbeda ?

Tiada lain adalah cara berpikir Ustadz La Ode Abu Hanafi sendiri yang bisa dibilang "out of the box"

Saat berbenturan antara memikirkan bagaimana dapur agar tetap mengepul, dengan bagaimana agar target tahfidz Musa tetap berjalan, Abinya Musa lebih mementingkan tahfidznya Musa.

Saat bertabrakan antara memikirkan mendapatkan ijazah pendidikan formal, dengan meraih cita-cita untuk menjadi hafidz, Abinya Musa lebih memilih jalur Home-schooling dan meninggalkan sekolah formal.

Cara berpikir Anti-Mainstream seperti inilah yang ternyata melatarbelakangi kesuksesan Abinya Musa dalam mendidik putra sulungnya itu yaitu maksimal dalam mengerahkan segala daya-upaya dan berani merobohkan hitung-hitugan duniawi serta berani menerobos sekat-sekat pikir yang terkadang menghambat langkah untuk maju.

Kita boleh saja memiliki pisau yang sama, tapi berbeda cara mengasah dan menggunakannya, ketajaman pisau kita akan berbeda-beda pula.

Setidaknya itulah kesimpulan terpenting yang dapat saya tangkap dari ceramah berbagi pengalaman yang disampaikan Abinya Musa siang tadi.

Kedatangan Abinya Musa ke Mesir kali ini tidak lain adalah untuk mendampingi Musa yang menjadi utusan Indonesia untuk turut serta dalam Lomba Hifzul Qur'an Internasional ke-23 di Mesir, yang diikuti oleh 80 peserta dari 60 Negara dan menghadirkan 12 juri kaliber Internasional.

Perlombaan ini merupakan ajang tahunan Mesir yang merupakan laga paling bergengsi di jagat para Huffadz. Dan, Musa telah mampu mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara ketiga untuk cabang lomba di bawah usia 12 tahun. Juga seperti tahun2 sebelumnya, pemberian hadiah bagi juara 1,2,3 dijadwalkan akan diserahkan pada malam 27 Ramadhan dalam sebuah peringatan resmi Lailatul Qadar.

Hari ini, Musa telah bertolak dari Cairo menuju Jakarta dengan meninggalkan kesan sangat baik bagi peserta, dewan juri dan pihak penyelenggara.

Semoga kedatangannya di tanah air disambut secara patut, layaknya menyambut Duta Indonesia peraih medali Olimpiade Internasional, atau seheboh menyambut Pembalap Indonesia yang dapat berkiprah di ajang F1 misalkan.. smile emoticon

Via Akun Yusuf El Amien

https://www.facebook.com/forsamibinbaz/?fref=nf

Tidak ada komentar: