Siapakah teman sejati itu menurut alquran dan assunnah?

  • Apakah mereka yang setiap hari tertawa-tertawa bersama?
  • Teman masa kecil? 
  • Teman satu sekolah? 
  • Teman satu kampung? 
  • Teman satu Suku? 
  • Teman satu Ras-etnis? 
  • Teman satu klub? 
  • Teman satu hobi? 
  • Teman bisnis? 
  • Teman  satu partai? 
  • Teman satu Ormas?
  • Atau teman hidup, kecintaan, alias istri atau suami?
  • Orangtua, anak, kakak, adik? Sepupu? Paman, bibi? Keluarga besar?
  • Atau siapakah?
Siapakah teman sejati itu menurut alquran dan assunnah?

Maka Al Qur'an, kitab petunjuk terakhir dari Allah, yang telah mengutus 124.000 orang nabi sejak awal jaman yang bahkan tidak semuanya diterangkanNya kepada kita generasi Akhir Jaman ini (keterangan dari QS. Al-Mu'miin/Ghafir ayat 78 dan An-Nisaa' ayat 164 dan hadits hasan shohih Ahmad dan Tirmidzi) tentu saja mampu menegaskan hal ini.

Inilah dia, teman sejati kita, dan yang bukan teman sejati kita, diberitahukan oleh Allah, Tuhan kita Yang Maha Esa dan Maha Berkuasa:

اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ

Teman-teman karib (para sahabat yang di Dunia saling berkasih-sayang) pada hari itu (di Hari Penghakiman-Pembalasan) saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. [QS. Az-Zukhruf ayat 67]

يَوْمَ لَا يُغْنِيْ مَوْلًى عَنْ مَّوْلًى شَيْـئًا وَّلَا  هُمْ يُنْصَرُوْنَ ۙ
(yaitu) Pada hari (ketika) seorang teman sama-sekali tidak dapat memberikan manfaat kepada teman lainnya, dan mereka tidak akan mendapatkan pertolongan.

اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُ  ؕ  اِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ
Kecuali orang yang diberikan rahmat oleh Allah. Sungguh, Beliau Maha Perkasa, Maha Penyayang.[QS. Ad-Dukhan ayat 41-42]

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصّٰلِحِيْنَ  ۚ  وَحَسُنَ اُولٰٓئِكَ رَفِيْقًا
Dan barang siapa mentaati Allah dan Rosul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan dengan orang yang diberikan kenikmatan oleh Allah, (yakni) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang salih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya teman. [QS. An-Nisaa' ayat 69]

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rosul."

يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا
"Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman akrab."

لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَآءَنِيْ    ؕ  وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا
"Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan Setan memanglah pengkhianat manusia." [QS. Al-Furqan ayat 27-29]

وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًاۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Dan demikianlah Kami menjadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.[QS. Al-An'aam ayat 129]

 يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًا   ؕ  وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ ۚ  قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَآءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْ  ۚ  وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ  ؕ  قَدْ بَيَّنَّا لَـكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman!

Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu.

Mereka (sebenarnya) mengharapkan kehancuranmu (karena beriman kepada Allah).

Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat.

Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

[QS. Aali 'Imraan ayat 118]


لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَآدُّوْنَ مَنْ حَآدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْۤا اٰبَآءَهُمْ اَوْ اَبْنَآءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْ  ؕ  اُولٰٓئِكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُ    ؕ  وَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا    ؕ  رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ    ؕ  اُولٰٓئِكَ حِزْبُ اللّٰهِ    ؕ  اَ لَاۤ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Engkau tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirah, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RosulNya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya.

Mereka itulah orang-orang yang di dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan, dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Beliau.

Lalu dimasukkanNya mereka ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.

Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya.

Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.

[QS. Al-Mujaadilah ayat 22]

Demikianlah, di antara berbagai kaidah petunjuk dalam berteman, bergaul, mencari sekutu, berkeluarga, dsb., dalam Al Qur'an.

Juga pesan hadits:

"Barangsiapa mencari keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-orang yang tadinya memujinya, akan berubah mencelanya.

Namun barangsiapa mengutamakan ketaatan kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya, maka cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan setiap musuh, kedengkian setiap pendengki, dan kezaliman setiap orang zalim." (HR. Ath Thusi)

"Ketaatan itu hanyalah untuk perbuatan yang ma'ruf (benar-baik)." (HR. Bukhori)

"Tiada ketaatan kepada makhluk, dalam bermaksiat terhadap Sang Pencipta (Allah)." (HR. Ahmad dan Al Hakim)

"Menyendiri adalah lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholih adalah lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang (ngobrol) yang baik adalah lebih baik daripada berdiam diri, dan berdiam diri adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk." (HR. Al Hakim)

"Barangsiapa yang menyerupai (perilaku dan gaya hidup) suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

"Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan pendamping." (HR. Ahmad)

"Kawan pendamping yang sholih adalah ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberikanmu minyak wangi, setidaknya kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk adalah ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, setidaknya kamu akan terkena asapnya." (HR. Bukhori)

Demikianlah. Maka semoga in syaa Allah bermanfaat. Wallohua'lam. Wastaghfirulloh. Walhamdulillah.

Abu Taqi Mayestino

Tidak ada komentar: