UNTUK MU, YANG MERINDU Oleh: Ustadz Hedi Kurniadi

Kebahagiaan dalam rumah tangga itu berbanding lurus dengan ketaqwaan pasangan suami istri kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Baik sebelum mereka dipertemukan dalam ikatan cinta yang sah (pernikahan), maupun setelah mahligai rumah tangga mereka dirikan.

Allahu subhanahu wa Ta’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sungguh akan kami berikan kepadanya KEHIDUPAN YANG BAIK dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl : 97)

Maka berbahagialah seorang suami yang mendapatkan istri shalehah, wanita yang menjaga kesucian diri dan hatinya selama masa gadisnya, wanita yang tidak pernah mengutarakan perasaan cintanya kepada siapapun selain pada laki-laki yang kelak akan menjadi suaminya.

UNTUK MU, YANG MERINDUWanita yang menyembunyikan kecantikan paras rupanya dibalik hijab karena ketundukan kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.

Begitu pula sebaliknya, beruntunglah seorang istri yang dipersunting oleh suami shaleh, laki-laki yang semasa bujang/mudanya tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Pemuda yang berusaha keras menjaga anggota tubuhnya; mata, telinga, lisan, dan yang lainnya dari bermaksiat kepada Robb alam semesta, Allah subhanahu wa Ta’ala.

Laki-laki yang juga memendam rasa sukanya, disimpan dan dijaga untuk Ia hadiahkan kepada istri tercinta. Allahu Akbar..!

alangkan indah nan mempesona kisah cinta seperti ini.

Ketaatan mereka sebelum menikah akan menjadi pondasi yang kokoh, bangunan yang tidak mudah goyah walau angin masalah rumah tangga menerpa.

Kebiasaan mereka dalam beribadah akan terus berlangsung setelah menikah dan menjadi hiasan yang indah lagi menawan.

Menjadikan rasa syukur dan sabar sebagai perekat cinta yang mungkin retak oleh usia, sebab mereka sadar betul bahwa rumah tangga ideal tidak akan pernah lepas dari serbuan masalah.

Bagi sang suami, yang menjadi prinsip kebahagian rumah tangganya adalah, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’ :19)

Juga petuah dari baginda rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam :

خيركم خيركم لأهله، وأنا خيركم لأهلي
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluargaku.” (H.R At-Tirmidzi : 3895)

Sedangkan bagi sang istri, Ia akan menjadikan wasiat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meramu kebahagian bersama suami yang Ia cintai,

لَوْ كُنْتُ آمِرَا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan Al Albany, lihat “Shahihul Jami`us Shaghir” no. 5294)

🚻Adapun bagi suami istri yang memiliki masa muda, masa lalu yang kelam, tidak ada alasan untuk tidak bahagia seperti mereka. Allah Jalla wa ‘Alla, Dzat pemilik kebahagian itu adalah Rabb Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, pintu taubat-Nya akan terus terbuka lebar, ampunan-Nya senantiasa menanti hamba-hamba yang tulus mengakui kesalahan, dosa dan maksiat yang pernah Ia lakukan dan ber’azam tidak akan mengulanginya lagi.

قل ياعبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم
“Katakanlah : Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar : 53)

Yang lalu, biarlah berlalu, tutuplah semua celah yang dapat mengupas luka lama. Sekarang, sibukkan diri dengan mendalami ilmu agama.

Sebab salah satu kunci kebahagian rumah tangga itu adalah ilmu, ajaklah anak istri anda untuk menghadiri majlis-majlis ilmu syar’i.

Ilmu yang bersumber dari ‘Qaulullah wa Qaulunnabiy’ (Al-Qur’an dan As-Sunnah), selaras dan sejalan dengan pemahaman dan pengamalan salafus shaleh dari ummat ini.

Sekian dari kami, semoga Allah Ta’ala melimpahkah kebahagian dalam rumah tangga kita semua, aamiin.
________
MED, 16|03|1437 H.

WA Dakwah Majlis TaKlim Akhowat +966508293088📲

Tidak ada komentar: