Jangan pernah sepelekan Syirik, karna bisa membatalkan syahadat

Allah Ta’ala yang Maha luas ampunnan-Nya, tidak pernah dendam kepada hamba-hamba-Nya, perhatikannlah didalam hadits Qudsy-Nya:

"Wahai anak Adam (manusia), selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi.

"Wahai anak Adam, walaupun dosamu setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu.

"Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukanku (berbuat syirik) dengan sesuatu pun, niscaya Aku datang kepadamu dengan memberi ampunan sepenuh bumi pula.” [Shahih: HR. Tirmidzi, Hadis hasan]


kesyirikan merupakan kezholiman yang amat besar

Standarisasi, 'Amal-Ta'aabbudiyah, ibadah dan penghambaan) seseorang akan Sah (diberi ganjaran), apabila terpenuhi dng dua syarat, dan kedua syarat tersebut diantaranya adalah harus benar dan syar'iy.

"Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar (haq) kecuali dengan adanya dua syarat yang wajib terpenuhi, dan diantara dua syaratnya adalah:

1. IKHALSH:

"Konsekuensi dari Syahadat Tauhid yang pertama [Lâ ilâha illa Allâh,Bersaksi bahwa tidak ada ilaah (sesembahan) yang hak untuk diibadahi dng benar melainkan hanya Alloh Yang Maha Esa], yaitu beribadah landasannya IKHLASH' karena Allah semata." Dan menafikan syirik, terbebas dari perbuatan syirik akbar (besar) dan syirik asghar (kecil)-riya' (mengharap wajah manusia)*

2. 'MUTAABA'AH (mengikuti perintah dalil):

"Konsekuensi dari Syahadatain ["Wa anna Muhammadar-Rasulullah, (Bersaksi bahwa Muhammad itu adalah Rasul, utusan) Allah)] dng adanya dua persaksian tersebut, iaitu 'MUTABA'AH' (mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ)*

Jika sandaran ibadah cuman mengikuti hny salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka semua amalan ibadahnya menjadi tertolak (roddun).

'Sedangkan lawan dari 'MUTAABA'AH' (mengikuti dalil) adalah membuat bid'ah (membuat rekayasa syariat baru dlm agama) dan setiap bid'ah (dlm agama) adalah dhalaalah (kesesatan), sedangkan kesesatan tempatnya diNERAKA!

Oleh karena itu, barangsiapa yg ber-ittiba' (mengikuti contoh) Rasulullahﷺ tanpa keikhlasan maka ibadahnya tdk sah, berdasarkan firman Allah Ta'ala dlm hadits Qudsi:


   أنا أغنىالشركاء عن الشرك, من عمل عملا أشرك فيه معي غيري تركته وشركه
"Anaa-aghnasy-syurokaa-i 'anisys-syirk, man 'amila 'amalan-asyroka fiihi ma'iy ghoiriy taroktuhu wasyirkah."

"Aku tdk butuh kpd semua sekutu. Barangsiapa beramal dng mempersekutukan-Ku dng yg lain, maka Aku biarkan dia bersama sekutunya."

@Rujukan [Shahih: HR. Muslim (no. 2985) dan Ibnu Majah (no. 4202) dri Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Dan barangsiapa yg ikhlash karena Allah Subhanahu Wa-Ta'ala, tetapi tdk mengikuti contoh Rasulullahﷺ, maka ibadahnya menjadi roddun (tertolak), berdasarkan sabda Rasulullahﷺ :

ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً ﻟَﻴْﺲَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﻣْﺮُﻧَﺎ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ .
Man'amila 'amalan laisa 'alaihi amrunaa fahuwa roddun

“Barangsiapa beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut roddun (tertolak).”

Rujukan, [Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 2697), HR. Muslim (no. 1718 [18]), dan Ahmad (VI/146; 180; 256), dari Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma]. Allahu a'lam.

Tidak ada komentar: