kisah hidayah: di kampus inilah Maryam Jameela mempelajari islam

quotes Maryam Jameela
Nama Maryam Jameela, di mata sebagian kalangan bisa jadi kontroversial, tetapi, perjalanan spiritual perempuan yang semula penganut Yahudi ini, menarik untuk dijadikan sebagai renungan.

Pola pikir tentang agama yang ada pada diri Jameela tidak terlepas dari latar belakang kehidupannya sebagai sarjana.

Perempuan kelahiran 23 Mei 1934 ini tertarik dengan Islam terjadi ketika ia remaja. Sebelum berislam, ia mempunyai nama asli Margaret Marcus. Datang dari keluarga Yahudi, Margaret dibesarkan di lingkungan multietnis di New York, Amerika Serikat. Keluarganya tinggal di Jerman selama empat generasi dan kemudian berasimilasi ke Amerika.
Kagumi Alquran

Margaret kecil menyukai musik, terutama simfoni dan klasik. Prestasinya pada mata pelajaran musik cukup memuaskan karena ia selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Sampai suatu hari dia mendengarkan musik Arab di radio, dan langsung jatuh cinta.

Hari demi hari, Margaret tidak ragu meminta ibunya untuk membeli rekaman musik Arab di sebuah toko milik imigran Suriah.

Sampai akhirnya, ia mendengar tilawah Alquran dari sebuah masjid yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya di Kota New York. Margaret merasa ada kesamaan antara bahasa musik Arab dengan Alquran. Namun, setelah mendengar langsung dari masjid, ternyata suara tilawah Alquran jauh lebih merdu dibandingkan dengan musik Arab.

Margaret pun rela menghabiskan waktu duduk di depan masjid untuk menikmati keindahan lantunan ayat Alquran.

Hidayah

Siapa sangka, dari peristiwa kecil, bermula dari kegemarannya mendengarkan musik itu, hidayah datang menghampirinya.

Ketika tumbuh dewasa, Margaret tahu bahwa pelantun ayat suci Alquran ialah Muslim. Kemudian sedikit demi sedikit ia mencoba mencari informasi tentang Islam, tanpa pretensi berpindah agama.

Perkenalan Margaret yang kala itu berumur 18 tahun dengan Islam semakin intens. Tiap mendalami pendidikan Islam di Universitas New York.

Margaret mengambil jurusan Yudaisme dalam Islam Karena ia ingin mempelajari Islam secara formal. Setiap kuliah, profesor sering menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang diadopsi dari Yahudi. Segala sesuatu yang baik dalam Islam berasal dari Perjanjian Lama.

Tidak jarang pada saat perkuliahan diputar film propaganda Yahudi. Pada intinya, dalam perkuliahan ditunjukan inferioritas Islam dan Muslim. Namun, Margaret tidak menerima apa yang disampaikan oleh dosennya begitu saja. Ia merasa ada yang aneh dengan semua penjelasan yang ada. Akhirnya, ia tertantang untuk membuktikan itu semua.

Margaret meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga yang lebih untuk mempelajari Islam secara mendalam, serta membandingkannya dengan ajaran Yahudi. Dalam pencariannya, Margaret menemukan banyak kesalahan dalam Yahudi dan menemukan kebenaran dalam Islam. Ia menuangkan hasil telaahnya tersebut dalam surat yang dikirim ke Abu al-A'la al-Maududi, tokoh ternama dari Pakistan, pendiri Jamaati Islami (Partai Islam) Pakistan.

Memilih Islam

Cinta Margaret terhadap Islam tidak bisa dibendung. Ia lebih memilih Islam sebagai jalan hidup. Akhirnya pada usia 19 tahun, Margaret resmi masuk Islam pada 1961.

Ia mengubah nama menjadi Maryam Jameela dan hijrah ke Paskitan setahun kemudian. Pada 1963, Jameela menikah dengan Muhammad Yusuf Khan, pemimpin Partai Politik Jamaat-e-Islami dan menetap di Lahore.

Seperti dinukilkan dalam kitab Islam and Orientalism, keinginan Jameela memeluk Islam telah terpendam lama. Hasrat tersebut menemui jalan buntu di hadapan keluarganya.

Mereka menakut-nakuti Jameela dengan mengatakan bahwa Muslim tidak akan menerima dirinya karena berasal dari keturunan Yahudi. Namun, Margaret tidak bergeming. Ia membuktikan persepsi keluarganya salah. Justru, selama ini ia merasakan sambutan hangat dari komunitas Muslim yang tinggal di lingkungannya.ed: nashih nashrullah

Menulis

Setelah ber-Islam, Jameela mengaku mengalami transformasi pola pikir. Menurutnya, mengubah pola pikir akan memengaruhi perilaku dan ucapan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini akan terjadi jika seseorang memasuki ruang Islam. Ada perbedaan mendasar antara pemikiran dari seorang Muslim dan kafir, katanya.

Tak lama setelah itu, Jameela mulai menuangkan ide dan pemikiran sebagai penulis tetap di majalah Muslim Digest yang diterbitkan oleh Durban, Afrika Selatan.

Artikelnya sering menekankan pentingnya ajaran tentang moralitas, kesalehan, iman, serta kebenaran dalam agama Allah. Di bidang ini, ia begitu akrab dengan Abu A'la al-Maududi.

Sejak menetap di Pakistan, Jameela menghasilkan sejumlah karya yang berpengaruh, termasuk terjemahan dari ideologi Jamaati Islam dengan bahasa yang sistematis dan diterima secara luas.

Meskipun tidak secara resmi terlibat dalam partai, Jameela adalah salah satu orang yang paling setia terhadap ideologi Jamaati.
Islam Agama Terbaik

Berkat ketekunannya, Jameela dikenal sebagai intelektual dan penulis terkenal di bidang agama, filsafat, dan sejarah.

Di antara karyanya yang beredar, yaitu Islam and Western Society: A Refutation of the Modern Way of Life, Islam and Orientalist, Islam in Theory and Practice, dan the 'Islam and the Muslim Woman Today'.

Dalam tulisannya, Jameela selalu mempertajam keyakinan bahwa agama Islam sebagai agama terbaik. Islam adalah agama dengan keunggulan, sehingga merupakan satu-satunya jalan untuk kehidupan yang lebih baik, baik di dunia dan akhirat, katanya.

Melalui karyanya, Jameela ingin menyebarkan pengalaman spiritualnya kepada semua umat Islam di seluruh dunia. Harapannya adalah bahwa orang lebih percaya diri untuk dapat memanfaatkan keuntungan dari Islam untuk mencapai kesuksesan dalam banyak bidang kehidupan.

Perempuan yang wafat pada 2012 di usia 78 ini meninggal dengan status sebagai Muslimah yang taat Ia meninggal di rumahnya di Sant Nagar Lahore. Jameela meninggal setelah mengalami serangan jantung mendadak. Tapi, ia sempat menderita stroke selama setahun dan mengalami koma beberapa saat. (republika)

Tidak ada komentar: