BUAH UTRUJAH Wanginya tercium, rasanya enak.

Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ
“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 5059)
BUAH UTRUJAH Wanginya tercium, rasanya enak.

Utrujah itu baunya enak tercium, kalau dirasakan buahnya pun enak.

Jadi orang yang membaca Al-Qur'an bukan sekedar membaca dan menghafal. Namun hendaknya Al-Qur'an tersebut bisa diaplikasikan atau diamalkan. Semakin banyak kaji Al-Qur'an, harusnya semakin baik iman kita.

BUKAN SEBALIKNYA ...

Semakin banyak ngaji, malah semakin tidak baik pada suami/ istrinya di rumah, semakin tidak berbakti pada ibu/ bapaknya, semakin keras pada tetangga, semakin tidak santun pada masyarakat sekitar.

Moga perilaku kita bisa selaras dengan tuntunan Qur'an dan Hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

---

Muhammad Abduh Tuasikal

@ DS, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul • Shubuh Penuh Berkah, Kamis - 27 Dzulhijjah 1437 H

SILAKAN SHARE!

Tidak ada komentar: