ASAL USUL BERHALA DAN KESYIRIKAN ADALAH GHULUW KEPADA ORANG-ORANG SHALIH

Ketahuilah _-semoga Allah merahmati kita- "bahwasanya sebab kekufuran manusia dan meninggalkan agamanya adalah ghuluw terhadap orang-orang shalih" [1]

Allah melarang ghuluw dalam firmanNya:

ياأهل الكتاب لا تغلوا في دينكم
"Wahai ahlu kitab, janganlah kalian ghuluw melampaui batas- dalam agama kalian"(an-Nisa':171)

Rasulullah melarang ghuluw

إياكم والغلو فإنما أهلك من كان قبلكم الغلو
"Janganlah kalian berbuat ghuluw! sesungguhnya ghuluw telah menghancurkan orang-orang sebelum kalian"(H.R an-Nasa'iy no.3057, Ibnu Majah no. 3029) [2,3]
ASAL USUL BERHALA DAN KESYIRIKAN ADALAH GHULUW

Beliau juga bersabda:

لا تطروني كما أطرت النصارى ابن مريم فإنما أنا عبده، فقل عبد الله ورسوله
"Janganlah kalian melampaui batas dalam menyanjungku seperti orang nasrani melampaui batas menyanjung isa, aku tidak lain adalah hamba Allah, maka katakanlah hamba Allah dan utusanNya"(H.R Bukhariy no.3445)[4]

Definisi Ghuluw:
Secara bahasa adalah berlebih-lebihan atau melampaui batas.
Ibnu Faris* wafat 395 H -rahimahullah-berkata:

الغين واللام والحرف المعتل أصل صحيح في الأمر يدل على ارتفاع وجاوزة قدر
"Huruf ghain, lam dan huruf mu'tal asal yang shahih pada sesuatu yang menunjukkan arti meningginya sesuatu dan melampaui batas takaran"[5]
Contoh: *ُغلا السِعر* artinya "harga naik" atau melampaui standar.

Secara istilah Yang dimaksud ghuluw disini adalah

الغلو هو مجاوزة الحد في الثناء مدحا
"Ghuluw adalah melampaui batas atau berlebihan dalam menyanjung pujian"[6,]

هو الإفراط في التعظيم بالقول والاعتقاد
"Yaitu berlebihan dalam memuliakan dengan perkataan dan keyakinan"[7]

Ibnu Hajar al-'Asqalaniy wafat 852 H -rahimahullah-berkata:

أن الغلو ومجاوزة القصد في العبادة وغيرها مذموم
"Sesungguhnya ghuluw dan melampaui batas didalam ibadah dan lainnya adalah tercela"[8]

Awal mula berhala dan kesyirikan
Ghuluw adalah sebab munculnya berhala yang disembah.
Allah berfirman:

وقالوا لاتذرن آلهتكم ولا ترن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا
"Dan mereka berkata: Janganlah kalian tinggalkan tuhan-tuhan kalian, jangan kalian tinggalkan wadd, suwa', yaguts, ya'uq dan nasr" (Nuh:23)

Ibnu Jarir ath-Thabariy wafat 310 rahimahullah-berkata tentang tafsir ayat ini:
"Dari Ikrimah -radhiyallahu 'anhu berkata: "Jarak antara Adam dan Nuh adalah 10 abad, dan mereka dalam keadaan Islam (tidak syirik)"

"Dari Qatadah berkata: Wadd, Suwa', Yaghuts, Yauq dan Nasr adalah berhala yang disembah kaum Nuh, kemudian disembah oleh bangsa arab, Wadd adalah berhalanya qabilah kalb, Suwa' adalah berhalanya qabilah Hudzail, Yaguts adalah berhalanya Bani guthaif, Ya'uq adalah berhalanya qabilah Hamdan, Nasr adalah berhala qabilah Himyar[9]

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata:
"Berhala-berhala itu adalah nama orang-orang shalih dari kaum nabi Nuh, setelah mereka meninggal maka setan membisikkan kepada kaum mereka untuk membuat prasasti ditempat2 mereka semasa hidupnya, dan diberi nama dengan nama nama mereka, maka kaum itu melakukannya dan tanpa disembah. Hingga meninggallah kaum itu dan terlupakan sejarah prasasti tersebut kemudian prasasti itu dijadikan berhala yang disembah" (H.R Bukhariy no. 4920)[10]

Sebagian salaf berkata :

"Ketika orang-orang shalih itu meninggal dunia maka kaumnya berkumpul dikuburan mereka, kemudian mereka membuat gambar-gambar orang shalih tersebut sampai berlalu waktu yang lama, hingga orang-orang menyembah mereka"[11]
Allahu a'lam
_______________________________
footnote:
1. Syaikh Muhammad bin Abdilwahhab bin Sulaiman at-Tamimiy wafat 1206 H, Kitab at-Tauhid, hal. 67, Penerbit Dar Ibnu al-Jauziy, Kairo-Mesir, Cet. 2013 M.
2. an-Nasa'iy wafat 303 H, Sunan, no. 3057, kitab Manasik al-Hajj, bab iltiqhat al-Hasha, hal. 471, Penerbit Maktabah al-Maarif, Riyadh-KSA, Cet. 2008 M.
3. Ibnu Majah wafat 273 H, Sunan, no. 3029, kitab Manasik, bab qadr hasha ramyi, hal. 513, Penerbit Maktabah al-Maarif, Riyadh-KSA, Cet. 2008 M.
4. al-Bukhariy wafat 256 H, al-Jami' ash-Shahih no. 3445, kitab ahadits al-Anbiya', bab 48, hal. 724, Penerbit Maktabah al-Iman, Kairo-Mesir, Cet. 2003 M.
5. Maqayisullughah, hal. 697, Penerbit Dar al-Hadits, Kairo-Mesir, Cet. 2008 M.
6. Abdurrahman bin Hasan alu syaikh, Fathu al-Majid, hal. 371, Penerbit al-Maktabah al-Islamiyah, Kairo-Mesir, Cet. 2006 M.
7. Abdurrahman bin Nasir as-Sa'diy, al-Qaul as-Sadid, hal. 371, Cet. 2006 M.
8. Ibnu Hajar, Fathu al-Bariy, hal. 551, Juz 6, Penerbit Dar al-Hadits, Kairo-Mesir, Cet. 2004 M.
9. Tafsir ath-Thabariy, Jami al-bayan 'an ta'wil ayi Al-Qur'an, hal. 122, Juz 11, Penerbit Dar al-Hadits, Kairo-Mesir, Cet. 2010 M.
10. Shahih al-Bukhariy, no. 4920, tafsir surah Nuh, bab 1, hal. 1045.
11. Kitab at-Tauhid, hal. 69.

Ust. Abu Aisyah Imron Rosyid, Lc.

Dukung Pendidikan dan Dakwah ahlusunnah waljama'ah diatas manhaj salafushalih Dengan mendukung pembebasan gedung Ma'had Al Anshar Al Islamiy

Tidak ada komentar: