ustadz imran rosyid lc: adab merupakan Perhiasan Thalib Ilmu (penuntut ilmu)

Ketahuilah -semoga Allah merahmati kita-, bahwasanya seseorang yang belajar ilmu agama hendaklah menghiasi dirinya dengan adab-adab. Antara lain;

Sejati menapaki jejak salafushalih ahlusunnah

كن على جادة السلف الصالح
Hendaklah mengikuti guru yang mengacu kepada pemahaman para ulama salaf baik aqidahnya, ibadahnya, muamalahnya dan bab-bab lain dalam agama ini.
Ibnu Sirin rahimahullah- berkata:

إن هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian"(Muslim)
syeikh nabil alaudy

Beliau juga berkata:

فينظر إلى أهل السنة فيوخذ حديثهم، فينظر إلى أهل البدع فلا يوخذ حديثهم
"maka dilihat kepada ahlusunnah, maka hadits mereka diterima. Dilihat kepada ahli bid'ah, maka jangan diambil hadits mereka" (Muslim)[1]

Syaikhul-islam Ibnu Taimiyah rahimahullah- berkata:

وأهلُ السنةِ نقاوة المسلمين، وهم خير الناس للناس
"Ahlusunnah adalah kemurnian kaum muslimin dan mereka adalah manusia terbaik bagi manusia"
Dan jauhilah debat kusir yang hanya mencari pembenaran bukan kebenaran, karena hal demikian menjauhkan etika ilmiyah dan hanya membuang waktu.
Khasy-yah (ملازمة خشية الله)

Hiasilah diri secara dzhahir dan batin dengan takut (khasy-yah) kepada Allah, dengan menjaga syariatnya, menampakkan sunnah dan menyebarkannya dengan amalan dan dakwah.
Imam Ahmad -rahimahullah-berkata: 

أصل العلم خشية الله
"Asasnya ilmu adalah khasy-yah (rasa takut) kepada Allah"
Maka konsistenlah dengan khasy-yah kepada Allah saat sembunyi atau terang-terangan.
Pengawasan Allah (دوام مراقبة الله)

Hiasilah diri dengan merasa selalu diawasi oleh Allah saat sembunyi ataupun dihalayak ramai, berjalan kepada Allah dengan takut dan harap, karena takut dan harap pada manusia seperti dua sayap pada seekor burung.

Rendah Hati dan Tidak Sombong (خفض الجناح ونبذ الخيلاء والكبرياء)

Hiasilah diri dengan ketawadhuan, sabar, tenang dan tidak sombong.

Menahan rasa hinanya dalam menuntut ilmu, karena kehinaan dalam menuntut ilmu adalah kehinaan yang hak.

Imam asy-Syafi'iy rahimahullah- berkata:

ومن لم يذق مر التعلم ساعة
"dan Siapa saja yang tidak merasakan pahitnya menuntut ilmu dalam sesaat"

تجرع ذل الجهل طول حياته
Maka dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya"[2]

Qana'ah dan Zuhud serta Menghindari Kemewahan

القناعة والزهادة
Hiasilah diri dengan qana'ah dan zuhud, menahan diri dari hal yang syubhat dan jangan melihat apa yang ada ditangan orang lain.

Kewibawaan (المروءة)

Hiasilah diri dengan akhlak mulia seperti wajah yang berseri dan menyebarkan salam serta menampakkan wibawa sifat kelaki-lakian.

Hindari Gurauan (الإعراض عن اللغو)

Hindarilah majlis yang isinya hanyalah senda gurau, itu tidaklah berfaedah bahkan menimbulkan mudharat.

Ahnaf bin Qais -rahimahullah- berkata:

جنبوا مجالسنا ذكر النساء والطعام، إني أبغض الرجل سكون وصافا لفرجه وبطنه
"Jauhkanlah majlis kita dari menyebut-nyebut wanita dan makanan! Aku benci laki-laki yang suka membicarakan kemaluan dan perutnya"_[3]

Fokus dan Penuh Perhatian (التحلي بالتأمل)

Penuh perhatian, saat berbicara apa yang dia bicarakan, bagaimana ungkapan yang layak dan kapan saat yang tepat untuk bertanya dll.

Cek dan Ricek (الثبات والتثبت)

Hiasi diri dengan sifat kritis ilmiyah terhadap validitas referensi serta akuratnya berita, karena tidak seluruh kitab atau Info layak menjadi sebuah rujukan.[4]
Allahu a'lam

✒ Ust. Abu Aisyah Imron Rosyid, Lc.

Dukung Pendidikan dan Dakwah ahlusunnah waljama'ah diatas manhaj salafushalih, Dengan mendukung pembebasan gedung Ma'had Al Anshar Al Islamiy

WA: SHOBAT AL ANSHAR
0857 8020 3553 (ikhwan)
0821 3141 2309 (akhwat)
________________________________
footnote:
1. Muqadimah shahih muslim, hal.17, Penerbit Dar Ibnu Hazm, Beirut-Libanon, Cet. 2010 M.
2. Diwan al- Imam asy-Syafi'iy, hal. 60, Penerbit Dar al-Kutub al-Arabiy, Cet. III 1996 M.
3. Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Ustman adz-Dzahabiy, Siyar a'lam an-nubala', hal. 44, Juz V, Penerbit Dar al-Hadits, Kairo-Mesir, Cet. 2006 M.
4. Adapun sebagian besar isi tulisan yang tidak diberi footnote maka dinukil dari Syarah kitab hilyah thalib al ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, hal. 19-51, Penerbit Dar Ibnu al-Jauziy, Kairo-Mesir, Cet. 2005 M.

Tidak ada komentar: