menyentuh hati, nasehat sang kakak kepada adiknya sebelum dilamar calon suami

#Untukmu Yg Akan.....!!

Suatu hari seorang kakak bertanya pada adiknya, "Dek, sudah siapkah kamu menikah?"

nasehat sang kakak kepada adiknya
Si adik pun menjawab dengan wajah kemerah-merahan karena malu, "aku siap kak".

Kemudian si kakak kembali bertanya, "visi misi mu menikah apa?"

Kali ini si adik sedikit kikuk dan perlahan menjawab kakaknya tentang visi misi pernikahan yang ia impikan.

Si kakak pun terdiam sejenak dan memberikan nasehat pada adiknya:

Adikku sayang, pernikahan bukanlah hal biasa saja.

Bukanlah perlombaan yang siapa cepat dia menang.

Juga bukan tanda kekalahan yang ketika kamu tak kunjung menikah berarti sebuah petaka.

Pernikahan itu sakral adikku.

Kesiapanmu juga seharusnya tidak yang biasa saja.

Tidak yang sekedar gombalan sakinah bersamamu.

Apalagi hanya sedekar merubah yang haram jadi halal.

Lebih-lebih, sekedar konsep pernikahan bak putri dongeng.

Lebih dari itu, kehidupan setelah pernikahanlah yang harus kamu persiapkan.

Bagaimana kamu dan pasangan menjalani semuanya.

Karena menikah bukan sukanya aja, dukanya juga banyak.

Bayangkan, 2 otak yang berbeda jenis kelamin tentu saja, berbeda pemikiran pula, akan disatukan dalam satu rumah selama-lamanya, harapannya.

Tiap hari kamu akan menghadapi suamimu dengan segala hal baru yang mungkin tidak kamu ketahui ketika masa taaruf.

Terlebih lagi ketika masalah rasanya silih berganti dalam kehidupan rumah tanggamu, lingkungan sekitar yang demikian menghakimi keluargamu.

Itu semua harus kamu sadari adikku.

Tentang pasangan hidup itu tidak pernah main-main.

Kesiapan kita untuk menikah perlu digaris bawahi dan di tebalkan.

Kalau bisa dibilang, memantaskan diri terlebih dahulu.

Memang benar kalau rumah tangga itu adalah taaruf yang tiada henti.

Pembelajaran kehidupan yang tidak usai.

Karena setiap fasenya kita akan selalu dihadapkan pada nilai-nilai kehidupan baru.

Adikku, penting kamu paham bila niatmu menikah haruslah cuma karena Allah.

Hingga setiap proses yang kamu jalani mulai dari taaruf-khitbah ternyata tidak berujung pada pernikahan, sakitmu tak terlalu terasa.

Perhatikan juga, sebelum ia resmi menjadi suamimu, jangan tanamkan harapan apapun padanya.

Kakak hanya tak ingin kamu terluka.

Nasehat seorang kakak

from @aayufuji -

Tidak ada komentar: