orang Mukmin tidak akan "disengat di lubang yang sama dua kali".

COBA RENUNGKAN FAKTA SEJARAH INI SEJENAK...

Dulu di zaman Belanda ada yang mengklaim WALI PEMERINTAH BELANDA itu sebagai Ulil Amri; mereka dipuji-puji, didoakan, tidak boleh Ummat menyelisihinya.

Di zaman Orde Lama, Soekarno juga di “deklarasikan” sebagai Ulil Amri, dipuji-puji, dielu-elukan, tidak boleh dikritisi. Akibatnya, negara hampir dikuasai PKI lewat slogan NASAKOM.

Zaman Orde Baru juga sama, Soeharto dikukuhkan sebagai “Ulil Amri”. Lalu Pancasila dipaksakan sebagai Azas Tunggal. Akibatnya meledak tragedi Priok, Talangsari, Petrus, DOM Aceh, dll.

Zaman Gusdur juga sama. Selain sebagai Ulil Amri, beliau diklaim sebagai ulama, wali. Akibatnya roda pemerintahan kacau; beliau dipaksa lengser di tengah jalan.

Zaman SBY dan Jokowi, masih sama. Keduanya ditetapkan sebagai Ulil Amri, berhak mendapat “kami dengar dan kami taat” dari Ummat. Tidak boleh dicela, dikritisi, dighibahi; meskipun kebijakan-kebijakannya melanggar Syariat. Perlu didoakan, dinasehati diam-diam, dan seterusnya.

KOK ANEH ya Ummat ini. Sudah kejeblos berkali-kali, masih saja mengulang kesalahan yang sama. Kata Nabi, orang Mukmin tidak akan "disengat di lubang yang sama dua kali".

BEGINI Pak, Ibu, Saudara, Saudari... Taat Ulil Amri itu dalilnya Surat An Nisa' ayat 59. Coba baca AYAT ITU. Baca tuntas jangan dipotong. Kalau perlu diulang sampai 100 kali.…

TAAT ULIL AMRI itu dalam konteks TAAT KEPADA ALLAH & RASULNYA. Kalau melanggar SYARIAT ALLAH dan RASUL; masak Anda harus taat? Anda mau taat ke manusia, atau Allah dan Rasul-Nya?

Makna ibadah itu sebenarnya taat ke siapa ya? Kepada Allah atau ke selain-Nya? Kalau nyata-nyata melanggar Syariat Allah, bagaimana sikap kita sebagai MUSLIM?

Apa mungkin ayat 59 surat An-Nisaa' itu bermakna begini: "Taatlah Ulil Amri, sekalipun Si Ulil Amri durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya". Mungkin tidak seperti ini? Tidak kan...!??

LHA TERUS KOK ada ya manusia mengajak TAAT ALLAH & RASULNYA; tetapi menjadikan Ulil Amri sebagai TANDINGAN dalam ketaatannya kepada Allah? Na'udzubillah min dzalik.

#Tragedi_Ahlut_Tauhid

repost from group dakwah via whatsapp

Tidak ada komentar: