seketika aku menangis, Sudahkah Kita Memikirkannya ?

Oleh Ustadz Asim Abdurrahman hafidzohulloh

Diceritakan oleh Salim bin Basyir bahwa Abu Hurairah sempat menangis dikala ia sakit, maka ditanyakan kepada beliau perihal tangisannya, maka beliau menjawab: “Sungguh aku menangis bukan karena dunia ini akan tetapi aku menangis karena aku memikirkan perjalananku setelah kepergianku (meninggal) sedang perbekalanku amatlah sedikit dan nanti hanya ada surga dan neraka yang aku tidak pernah tahu dimana aku bertempat dari keduanya” [Shifatus Shofwah karya Ibnul Jauzi, hal: 250].

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” [Ali Imran: 185].
seketika aku menangis, Sudahkah Kita Memikirkannya ?

Tidaklah kematian itu datang menunggu undangan dan panggilan, namun ia akan datang menghampiri kapan Allah memerintahkannya, kematian tidak pernah mengkhabarkan kepada kita terlebih dahulu tentang kedatangannya, ia menyapa anak kecil, remaja, pengantin, tua dan muda. Bisa jadi Allah subhanahu wata'la memerintahkan Malaikat Maut menjemput kita saat kita tengah membaca tulisan ini.

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
“Dan tidak ada satupun yang tahu di bumi mana ia akan meninggal dunia” [Lukman: 34].

Seandainya kita dikhabarkan bahwa kekasih kita akan melihat kita tanpa sepengetahuan kita, pastilah kita akan terus berhias, sedangkan untuk menghadap Allah setelah kematian sudahkah kita berhias diri dengan amal sholeh atau malah kita tengah berkubang dengan banyak kemaksiatan?
Padahal kita mengetahui firman Allah;

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa yang melakukan kebaikan sekecil zarrah pun maka ia akan melihat (balasannya), dan barang siapa yang melakukan kejahatan sekecil zarrah pun maka ia akan melihat (balasannya) pula.” [Al-Zalzalah: 7 dan 8].

Dan nanti setelah kita dibangkitkan kita akan dimintai pertanggung jawaban atas semua amal perbuatan kita, berbahagialah bagi mereka yang beruntung dan menangislah mereka yang merugi sedang tangisan mereka tidak akan menyelamatkan mereka.

Setelah itu kita bertempat disalah satunya antara surga yang penuh kenikmatan atau neraka yang penuh dengan teriakan dan tangisan penderitaan.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuni surga, menyelamatkan kita dari pedihnya adzab neraka dan semoga Allah memberi taufiqnya agar kita selalu berada dalam ketaatan kepada-Nya, aamiin.

Sumber : CHANNEL MEDIA DA'WAH AL-FURQON

Tidak ada komentar: