untuk para suami "benci dan Cintailah istrimu karna allah"

ketika cinta terpasung oleh kondisi, perasaan, dan ketertarikan, maka tunggulah saatnya kematiaan keluarga? laki-laki shalih senantiasa melihat cintanya agar menjadi membantu mempererat pernikahan. lebih dari 200 mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di amerika di tanya mengenal pondasi utama dalam rumah tangga sukses.

cinta bukan syarat utama membangun keluarga, tetapi sebisa mungkin pernikahan itu berpondasikan rasa saling menghormati yang semakin mengakar dengan pernikahan, cinta haram tanpa pernikahan akan tumbuh di tanah yang berbatu yang akan memicu prasangka buruk. laki-laki shalih menyadari bahwa pernikahan adalah tanggung jawab.

jika dia tidak bisa mencintai istrinya, keburukan perangai istri memaksanya untuk tidak mencintainya lagi, tidak sanggup tersenyum di depannyaa atau selalu bertengkar saat bercengkerama. maka di hadapannya terdapat beberapa opsi yang tidak mencantumkan talak(cerai) didalamnya. tidak ada kata cerai dalam pilihan itu karena dia yakin bahwa cinta tidak menjadi syarat berumah tangga. rumah tangga tidak hanya terbangun dengan cinta saja.

rumus dalam berkeluarga dapat berjalan lancar bila suami memenuhi kewajiban-kewajiban yang di bebankan oleh allah kepadanya, memberi nafkah, pakaian, tempat tinggal, dan interaksi suami istri dengan baik. jika suami mampu memenuhi semuanya, maka itu cukup untuk menjalankan rumah tangga dan di terima di sisi allah. 

hanya saja yang lebih baik dan lebih utama bila berkeluarga di perkaya dengan adanya saling mencintai satu sama lain, adanya kecocokan dan kerinduan, jika itu tidak terwujud maka kedua pasangan itu harus melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab mereka. laki-laki shalih itu harus berlaku baik kepada istrinya dengan syarat istrinya juga berlaku baik kepadanya dengan tujuan agar memperoleh pahala dari allah.

laki-laki shalih senantiasa memperbaiki hubungan dengan istrinya, dia tidak akan pernah mengungkapkan kebosanan terhadapnya. dia mengetahui bahwa agama islam tidak melarangnya berbohong dalam menyatakan cintanya, meskipun sebenarnya dia tidak mencintainya, ini termasuk dalam kategori ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada allah, sementara syaria'at sendiri memperbolehkannya menikah untuk yang ke dua, ketiga, dan keempat dengan tetap me-ngayomi istri pertamanya, selama istri pertama sanggup mengurus anak-anaknya dengan baik.

sumber: buku kado pernikahan cetakan darus assunnah hal 167
di tulis ulang oleh aisyah ummu aziz arrifqi

Tidak ada komentar: