sikap ulama atas kedzholiman Gubernur muslim Hajjaj bin Yusuf

STOP FANATISMe, Kisah Dari Lembaran Masa Lalu (Akhlak Salaf Yang Terabaikan)

Merupakan hal yang populer jika Said bin Jubair dan Ibrahim al-Nakhai rahimahumallah berbeda pendapat seputar sikap terhadap Si Gubernur Hajjaj bin Yusuf. Bila ulama yang pertama lebih memilih pemberontakan mengangkat senjata dalam melawan kezaliman Hajjaj bin Yusuf, maka ulama yang kedua lebih memilih amr ma'ruf nahyi munkar secara keras lewat lisan dan tidak setuju adanya angkat senjata, bahkan menyalahkan pemberontakan Said bin Jubair.
melewati padang pasir

Namun ketika syahidnya seorang Said bin Jubair ditangan Hajjaj bin Yusuf didengar oleh Ibrahim al-Nakhai rahimahullah, beliau sama sekali tidak mengucapkan "Alhamdulillah, Allah telah menewaskan pemberontak satu ini", atau ucapan kegembiraan lainnya. Namun yang ia ucapkan hanyalah "Semoga Allah merahmatinya, sungguh beliau wafat dalam keadaan tidak ada ulama yang setara dengannya".

Ketika al-Sya'bi rahimahullah mendengar reaksi positif Ibrahim al-Nakhai ini seputar syahidnya Said bin Jubair ini, beliau berkata: "Sungguh aneh, kemarin ia (Ibrahim) menyalahkan Said bin Jubair dengan sebab pemberontakannya terhadap Hajjaj bin Yusuf, sekarang malah mengucapkan pujian ini padanya".

Tatkala setahun setelahnya (tahun 96 H), Ibrahim al-Nakhai pun wafat, dan giliran al-Sya'bi yang berkata: "Semoga Allah merahmatinya, sungguh beliau wafat dalam keadaan tidak ada ulama yang setara dengannya".

(Lihat: Siyar A'laam al-Nubalaa': 4/525-526).

Tidak ada komentar: