ingin selamat dari kehinaan dan agamamu terjaga ? dengarkan nasehat imam syaf'i

Seorang penyair berkata :

شَرُّ الْوَرَى بِعُيُوْبِ النَّاسِ مُشْتَغِلُ …. مِثْلُ الذُّبَابِ يُرَاعِي مَوْطِنَ الْعِلَلِ
Seburuk-buruk manusia adalah yang hanya sibuk mencari aib/kekurangan orang-orang….

Seperti lalat yang hanya memperhatikan bagian luka

فَعَيْنُهُ أَبَداً باِلسَّوْءِ مُغْرَمَةٌ …. فَلاَ يَرَى غَيْرَ قَبِيْحِ الْفِعْلِ وَالْخَلَلِ
Selalu saja matanya tertarik dengan melihat keburukan… Maka tidaklah ia memandang kecuali perbuatan buruk dan kesalahan…

وَلاَ تَرَى عَيْنُهُ إِلاَ مَسَاوِئَنَا …. وَتَشْتَهِي رُْؤَيَةَ الأَوْضَارِ وَالزَّلَلِ
Tidaklah matanya melihat kecuali keburukan-keburukan kita…Bahkan ia senang jika melihat kotoran-kotoran dan ketergelinciran…

يَكْبِلُ النَّاسَ بِالأَصْفَادِ تَمْنَعُهُمْ …. مِنَ النُّهُوْضِ وَتَفَشِّي الْحِسِّ بِالْفَشَلِ
Ia mengikat manusia dengan belenggu yang menahan mereka…untuk bangkit dan menjadikan orang-orang selalu merasa gagal…

Ada sebagian orang yang hobinya hanya mencari-cari kesalahan dan kekurangan, hampir-hampir tidak ada sesuatupun yang menyenangkannya.
dengarkan nasehat imam syaf'i

Tidaklah ia memandang makanan yang lezat terhidangkan kecuali matanya tertuju pada sehelai rambut yang tidak sengaja terjatuh di atas makanan tersebut, lalu diapun mencela makanan tersebut!

Tidak ada buku yang baik dan bermanfaat kecuali matanya tertuju pada kesalahan cetak yang terdapat pada buku tersebut, tidaklah ia melihat pakaian yang bersih kecuali matanya tertuju pada setetes tinta yang –tanpa sengaja- mengotori baju tersebut.

Jika ia mengendarai kendaraan sahabatnya, maka spontan ia berkata, “udah tua model mobilmu!”.
Jika ia masuk ke rumah sahabatnya ia spontan berkata, “perabot rumah udah lama dan usang, kenapa tidak diganti-ganti? apa tidak bosan?“.

Jika ia pulang kerumahnya sementara istrinya sudah berjam-jam menyiapkan hidangan makanan- maka ia berkata, “kenapa engkau tidak membuatkan aku makanan ini dan itu?“, padahal istrinya telah menyiapkan berbagai macam hidangan.

Al-Imam As-Syaafi’i rahimahullah berkata

إَذَا رُمْتَ أَنْ تَحْيَا سَلِيْماً مِنَ الرَّدَى …. وَدِيْنُكَ موفورٌ وَعِرْضُكَ صَيِّنُ
Jika engkau ingin hidup selamat dari kehinaan…. Agamamu terjaga demikian pula harga dirimu…

فَلاَ يَنْطِقَنْ مِنْكَ اللِّسَانُ بِسَوْأَةٍ …. فَكُلُّكُ سَوْءَاتٌ وَلِلنَّاسِ أَلْسُنُ
Maka janganlah sekali-kali lisanmu mengucapkan keburukan….Sesungguhnya seluruh dirimu adalah kekurangan dan orang-orang juga memiliki lisan (yang bisa mencelamu)

وَعَيْنَاكَ إنْ أَبْدَتْ إِلَيْكَ مَعَايِباً …. فَدَعْهَا ، وَقُلْ يَا عَيْنُ لِلنَّاسِ أَعْيُنُ
Dan jika kedua matamu melihat aib-aib (orang lain)… maka tinggalkanlah dan katakanlah kepada matamu, “Wahai mataku, sesungguhnya orang-orang juga memiliki mata”

وَعَاشِرْ بِمَعْرُوفٍ ، وَسَامِحْ مَنِ اعْتَدَى …. وَدَافِعْ وَلَكِنْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Hendaknya engkau bergaul dengan cara yang baik, maafkanlah orang yang bersalah kepadamu… Serta tolaklah kesalahan orang tersebut akan tetapi dengan cara yang terbaik

Ingatlah kata Imam As-Syafi’i, “dirimu seluruhnya adalah kekurangan!“. Jika orang lain ingin mencari kesalahanmu maka seluruh bagian tubuhmu bisa menjadi bahan celaan, songkokmu, kaca matamu, cara jalanmu, wajahmu, tubuhmu, semuanya bisa jadi bahan celaan!

Tapi…
Ini bukan berarti kita meninggalkan nasehat, bahkan menasehati kesalahan-kesalahan merupakan kewajiban.

Akan tetapi janganlah terlalu detail dan bersikap “mencari-cari”, akan tetapi kesalahan yang jelas nyata dan tersebar maka tegakkanlah nasehat sebagai pengamalan perintah Allah dan RasulNya dalam ber-nahi mungkar!

Wallahu A’lam bi As-Showaab

Ustadz Firanda Andirja, Lc., MA.

Tidak ada komentar: