Kunci Kebahagiaan Paling Agung Dan Pintu Kebaikan Paling Agung

Allah Ta'ala berfirman:

مَن يَتَّقِ وَيَصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٩٠)
"Sungguh siapapun yang bertaqwa dan bersabar maka sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang suka berbuat baik." (QS. Yusuf: 90)

Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa'dy rahimahullah berkata:

"Semua kebaikan di dunia dan akhirat termasuk dari buah ketaqwaan dan kesabaran, dan sungguh kesudahan orang-orang yang berpegang teguh dengan dua hal ini adalah sebaik-baiknya kesudahan." (Tafsir as-Sa'dy, hlm. 506)
Kunci Kebahagiaan Paling Agung

Takwa dan Sabar adalah salah satu kunci kebahagiaan, perhiasan yg tiada tara jika menghiasi pribadi setiap muslim. Jika Takwa dan Sabar adalah kunci kebahagiaan dan sebaik-baik akhir dari suatu kesudahan, maka inilah yg kita katakan sebagai kunci kebahagiaan paling agung. Jika ada kunci kebahagiaan tentu ada juga pintu, namun pintu yg dimaksud adalah pintu kebaikan.

Lalu apa pintu kebaikan paling agung itu?, perhatikan hadits berikut ini, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Dinar yang engkau infakkan fi sabilillah, dinar yang engkau infakkan untuk memerdekakan budak (hamba sahaya), dinar yang engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR Muslim 995)

An Nawawi rahimahullah berkata:

“Di dalam hadits ini terdapat pendahuluan nafkah atas diri sendiri dan keluarga, karena nafkah wajib berbeda dengan nafkah sunnah (nafkah utk kluarga berbeda dgn nafkah/ sedekah utk org lain) dan di dalamnya terdapat permulaan dari yang paling penting lalu yang penting.” ( Lihat kitab AL Minhaj Syarah Shahih Muslim, 7/125)

Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata,

"Mencari penghasilan halal dan menafkahi keluarga merupakan pintu (kebaikan) yang agung yang tidak tertandingi oleh amalan baik apa pun." (Al Iman al-Awshath 609)

(Saryanto Abu Ruwaifi As Sulaimi)

Tidak ada komentar: