Merasakan kehadiran Allah subhanahu wa ta’ala dalam shalat

Seseorang yang sedang shalat hendaknya mengingat keagungan Allah, sang pencipta, dan kebesaran-Nya. Dia juga harus mengingat kelemahan dan kehinaannya di hadapan Allah. Bahwa dia akan berdiri di depan Rabbnya, tempat dia meminta keselamatan, sehingga dia berdoa kepada-Nya dengan penuh rendah hati dan rasa hina.
Merasakan kehadiran Allah

Dia harus mengingat janji pahala Allah di Akhirat kelak dan mengingat siksaan bagi orang musyrikin, selain mengingat bagaimana dia akan berdiri di sisi Allah kelak.

Jika seorang mukmin sudah mampu merasakan keberadaan Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya,

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِ‌ۚ وَإِنَّہَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِينَ (٤٥) ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّہُم مُّلَـٰقُواْ رَبِّہِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ (٤٦)
“jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (al-Baqarah: 45-46)

Apabila orang yang shalat sudah merasakan kehadiran Allah subhanahu wa ta’ala, mendengar-Nya, menaati-Nya, dan yakin bahwa dia akan mengabulkan doanya, maka dia akan merasa khusyuk, sesuai dengan kadar rasa kehadiran Allah di hadapannya.

Sumber bacaan: kitab dalilul muslim muyassar

Tidak ada komentar: