Musibah tidak seberapa dibandingkan nikmat Aĺlah

Kalau dibandingkan antara nikmat yang telah kita peroleh sejak lahir sampai sekarang dengan penderitaan yang sedang kita alami, maka masih lebih banyak nikmat Allah yang dikaruniakan kepada kita, dan nikmat nikmat ilahi itu tidak dapat dihitung.

Renungkanlah bagaimana Allah subhanahu wa ta'ala masih mengekalkan nikmat iman, islam, akal, hati, dan panca indera. Janganlah engkau menjadi oranh yang hanya mengingat musibah dan melalaikan serta melupakan nikmat-nikmat dari Allah arrozzaq yang banyaknya tak terhitung.
Musibah tidak seberapa dibandingkan nikmat Aĺlah

Allah jalla wa a'laa berfirman

وءاتكم من كل ما سألتموه، وإن تعدوا نعمت الله لا تحصوها، إن الإنسان لظلوم كفار
"Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)" QS. Ibrahim [14]: 34

Imam Ibnul qayyim rahimahullah menjelaskan: "Ada dua cara yang dapat diterapkan untuk meringankan cobaan yang menimpa.

1. Menghitung nikmat Allah dan segala nikmat yang ada. Jika seseorang tidak mampu menghitungnya sebab amat banyak, maka cobaan itu pun terasa ringan. Sehingga jika ia dibandingkan dengan nikmat-nikmat dari-Nya, maka bisa diibaratkan setetes air di tengah lautan.

2. Mengingat nikmat nikmat Allah yang lalu, dan ini berarti berkaitan dengan masa lampau.

Kitab madarijus salikin (II/174-175), terbitan dar al-Hadits- cairo

oleh Ustadz Yazib bin abdul qadir jawaz
Ditulis ulang dari kitab doa dan wirid hal. 435 cet. Pustaka Imam Asy-Syafi'i

Tidak ada komentar: