subhanallah, beliau meninggal ketika sujud tahajjud di masjid Nabawi

INI ADALAH KISAH 100% NYATA DI DEPAN MATA (copas)

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali"

Seorang Kakek berpeci hijau di samping saya PASTI bikin kita semua IRI.
meninggal ketika sujud tahajjud di masjid Nabawi

Kenapa ??

Pagi ini tepat jam 09.00 WIB menerima kabar dari Tour Leader Bapak Davit Supriyadi, kalau salah satu jama'ah kami yang berasal dari Kota Malang meninggal dunia pada waktu, tempat dan perbuatan yang sangat mulia.

Siapa yang tidak iri menyaksikan atau mendengar kabar seorang kakek berusia 63 tahun (seusia Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam) Allah wafatkan dengan "Husnul Khotimah (secara Zohir/ tampak)".

1. Dalam perjalanan Umroh
(Salah satu keutamaan Umrah adalah Sebagai Penghapus Dosa)

2. Sedang shalat tahajjud
(Allah akan memberikan kemuliaan mereka yang senatiasa Tahajjud)

3. Dalam posisi Sujud
(Posisi paling dekat antara Allah dan HambaNya adalah ketika mereka sedang sujud)

4. Di Masjid Nabawi
(Merupakan Masjid paling Mulia kedua dan pahala Shalatnya 1000x lipat dari Shalat di Masjid biasa)

5. Di 1/3 Malam terakhir
(Termasuk waktu dikabulkannya Doa, dan Allah turun ke Dunia pada waktu ini)

6. Dishalatkan di Masjid Nabawi
(Dishalatkan 40 orang yang bertauhid saja akan menjadi sebab mendapat Syafa'at, bagaimana kalau dishalatkan JUTAAN manusia di Masjid Nabawi ???)

7. Dimakamkan di Kota Madinah
(Barangsiapa meninggal dan dimakamkan di kota Madinah maka akan mendapat Syafa'at/ pertolongan dari Rasulillah Shallallahu alaihi wa sallam)

Bercampur sudah rasa sedih dan bahagia dengan kepergiannya, sedih karena kabar duka dan bahagia dengan akhir hayat beliau yang indah.

Rabu yang lalu 28 Rabiul Awwal 1437 H/ 28 Desember 2016 M, saya mengantar dan terakhir menjumpai beliau di Bandara Soekarno Hatta untuk menunaikan Ibadah Umroh.

Semoga Allah menganugerahkan Surga dan mengakhiri hidup kita dengan keadaan yang lebih baik dari beliau.

اللهُمَّ، اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ - أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
“Ya Allah, ampunilah dosanya, rahmatilah ia, selamatkanlah ia, maafkanlah ia, muliakanlah tempat persinggahannya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah ia dengan air, salju, dan embun, bersihkanlah ia dari segala kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan pakaian putih dari kotoran, gantikanlah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, istri/suaminya dengan istri/suami yang lebih baik, masukkanlah ia ke dalam surga, dan lindungilah ia dari siksaan kubur – atau dari siksaan neraka –“. [Sahih Muslim]

(Anton pratama)

Tidak ada komentar: