Memadukan Antara Takut Dan Harapan (Syarah Riyadhus Shalihin)

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.

اَللَّهـُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ.
"Ya Allah, limpahkanlah Shalawat dan Salam kepada Nabi kami Muhammad."

Ketahuilah, bahwa kebanyakan hamba dalam keadaan sehatnya hendaknya ia selaku merasa takut dan penuh harap, posisi takut dan harapan harus seimbang, dan dalam keadaan sakitnya ia begitu tulus dalam mengharap. Kaidah syar'i dari nash Al-Qur'an, Hadits dan selainnya yang kaitannya dengan hal ini sangatlah jelas.

Allah Ta'ala berfirman,

فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَاللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (٩٩)
"Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi." (QS, Al-A'raf [7]: 99)

إِنَّهُو لاَيَاْيْئَسُ مِن رَّوْحِ اللهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ.
"Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir." (QS. Yusuf [12]: 87)

يَوْمَ تَبْيَضُّ وَجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ.
"Pada hari itu ada wajah yang puteh berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram." (QS. Ali Imran [3]: 106).

إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُو لَغَفُورٌرَّخِيمٌ.
"Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-A'raf [7]: 167).
berdoa

إِنَّ الْأَبْرْارَ لَفِى نَعِيمٍ(١٣) وَإِنَّ الْفُجَّارَلَفِىًجَحِيمٍ(١٤)
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar dalam (syurga yang penuh) kenikmatan. Dan sesungguhnya orang-Utang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka." (QS. Al-Infithar [82]: 13-14).

فَأَنَّامَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُو(٦) فَهـُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ(٧) وَأَمَّامَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُو(٨) فَأُمُّهُ هـَاوِيَةٌ(٩)
"Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam Kehidupa yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah." (QS. Al-Qari'ah [101]: 6-9).

Begitu banyak ayat-ayat yang senada dengannya. Maka terhimpunlah antara takut dan harapan dalam dua ayat atau banyak ayat berturut-turut, atau bahkan dalam satu ayat.

HADITS KE 448.

Terjemahannya;

Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Jikalau seorang mukmin mengetahui beratnya siksaan yang di sisi Allah, maka tidak akan ada seorang pun yang sangat berharap terhadap syurga-Nya. Seandainya seorang kafir mengetahui luasnya rahmat yang ada di sisi Allah, tidak akan ada seorang pun yang putus asa terhadap syurga-Nya." (Shahih Muslim (2755).

HADITS KE 449.

Terjemahannya;

Dari Abu Said Al-Khudhri r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Jika jenazah diletakkan dan dipikul oleh orang-orang atau lelaki di pundak-pundak mereka, bila jenazah itu shalih maka ia berkata, "Percepatlah aku, percepatlah aku," tetapi jika tidak shalih ia berkata, "Alangkah celakanya, kemanakah kalian membawanya?"

Semuanya mendengar suaranya kecuali manusia, andai saja ia mendengarnya pasti akan jatuh pingsan."

(Shahih Al-Bukhari (1314).

HADITS KE 450.

Terjemahannya;

Dari Ibnu Mas'ud r.a, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu alahi wasallam bersabda, "Syurga itu lebih dekat dengan salah seorang di antara kalian dari tali terompahnya begitu juga neraka." (Shahih Al-Bukhari (6488).

Mari kita renungkan dengan hati yang nyaman firman Allah Ta'ala,

اعْلَمُواْأْنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ وَأَنَّ اللهَ غَفُورٌرَّحِيمٌ (٩٨) مَّا عَلَى الرَّ سُولِ إِلَّا الْبَلَٰغُ
"Ketahuilah, bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya dan bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan (amanat Allah)." (QS. Al-Ma'idah [5]: 97-99).

Allah menyebutkan terlebih dahulu bahwa Fia sangat keras siksa-Nya dalam peringatan ayat ini. Tetapi ketika berfirman tentang Diri-Nya dan menjelaskan Kesempurnaan sifat-Nya,

نّبِّئْ عِبَادِى أَنِّى أَنَاالْغَفُورُ الرَّحِيمُ(٤٩) وَأَنَّ عَدَابِى هـُوَالْعَذَابُ الْأَلِيمُ(٥٠)
"Khabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih."  (QS. Al-Hijr [15]: 49-59).

Oleh kerana itu, hendaklah setiap orang boleh mengawal dirinya dalam berharap atau takut kepada Allah Ta'ala. Jika dirimu lebih cenderung pada rasa harap, mulai lengah pada kewajiban, mulai melakukan perbuatan haram, hendaklah segera bertaubat, memohon AMPUNAN dan mengedepankan rasa takutnya terhadap siksa Allah Ta'ala, serta bersegera meninggalkan jalan kemaksiatannya.

Sebaliknya ketika ia mendapatkan bisikan-bisikan syaitan bahwa Allah tidak akan menerima amalnya, BERSEGERALAH meninggalkan hal ini menuju jalan yang mengandung maslahat dirinya seperti dalam keadaan sehat dan sakitnya.

Semoga kita, kaum Muslimin mendapatkan taufik dan kebaikkan di dunia dan di akhirat.

artikel republish

Tidak ada komentar: