Ngalap Berkah pada zaman Dulu dan Sekarang

Dikisahkan bahwa para pengikut al-Hallaj (tokoh Sufi) sangat berlebihan dalam ngalap berkah padanya, sehingga mereka ngalap berkah dengan air kencingnya dan kotorannya. (Lihat Tarikh Baghdad 8/136-138 dan al-I’tishom 2/10 oleh asy-Syathibi)

Lebih gila lagi dari itu pada zaman sekarang, di Sudan ada yang ngalap berkah dengan cara berhubungan intim suami istri di kuburan wali dengan alasan untuk cari keberkahan dan agar kelak mendapatkan anugerah anak shalih (!) (Lihat at-Tabarruk Anwa’uhu wa Ahkamuhu hlm.473-474 oleh Dr. Nashir al-Juda’i)
Ngalap Berkah

Setelah kuperhatikan, ternyata di negeriku ini, mirip dengan kasus di atas bahkan mungkin lebih gila. Jika pengikut al-Hallaj ngalap berkah dengan kotorannya, di Indonesia ada yang ngalap berkah dengan kotoran “kyai selamet” alias hewan kerbau kraton yang dikeluarkan pada bulan Muharram.

Dan jika di Sudan ada yang ngalap berkah dengan hubungan intim suami istri di kuburan wali, maka di Indonesia lebih parah lagi, malah hubungan seks bebas alias zina di makam keramat sebagai ritual ziarahnya. (Lihat Kuburan-Kuburan Keramat di Nusantara hlm. 134 dan 141 oleh Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede).

Di timur al-Jazair, masyarakat di sana mengagungkan sebuah kuburan dan ngalap berkah dengan nisan dan bangunannya. Namun, setelah penelitian ternyata penghuni kuburan tersebut adalah pendeta Nashrani. Awalnya, masyarakat tak percaya, namun mereka menjadi percaya setelah ditemukan salib di kuburan tersebut. (Al-Inhirofat Al-Aqodiyyah wal Ilmiyyah 1/284-285 Ali az-Zahroni)

Di kota Ladziqiyyah juga ada sebuah makam yang dikeramatkan dan dikultuskan, selalu diziarahi dan diberi wewangian sampai sekarang, ternyata itu adalah makam seeokor kuda yang ditunggangi oleh wali dari Maroko. (Ushulun Bilaa Ushulin hlm. 40 oleh Muhammad Ismail al-Muqoddam)
Di negeri ini, kasus serupa juga banyak terjadi, ada sebuah kuburan keramat di Jawa yang berada di area masjid. Menurut informasi yang diterima penulis, penghuni kuburan itu adalah pencuri di masjid(!).

Dan mungkin anda masih ingat dengan kuburan mbah Periuk yang dikeramatkan masyarakat dan sempat terjadi peristiwa berdarah di sana pada Rabu 29 Rabi’ul Akhir 1431 H atau 14/4/2010 ternyata menurut penelitian kuburan itu hanyalah fiktif belaka, bukan kuburan mbah priok yang sebenarnya. (Lihat Pendangkalan Akidah Berkedok Ziarah. Di Balik Kasus Kuburan Keramat Mbah Periok hlm. 71 oleh Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede)

Dari status fb Ustadz Abu Ubaidah

Tidak ada komentar: