Agar pahala tidak terkikis dan terhapus

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
بسم اللّه الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Saya sekarang berada di pepohonan bakau, yang salah satu manfaat dari bakau adalah menghentikan atau mengurangi pengikisan batuan oleh air.

Sehingga pohon bakau ini fungsinya adalah agar tidak terjadi longsor ataupun banjir yang diakibatkan oleh air tersebut.

Begitulah amal ibadah.


Amal ibadah semestinya harus senantiasa diberikan pondasi yang kuat dan tidak ada pondasi yang kuat untuk amal ibadah kecuali dengan aqidah yang benar.

⇛ Aqidah yang benar akan mengurangi pengikisan-pengikisan pahala terhadap amal ibadah tersebut sebagaimana pohon bakau menahan pengikisan yang terjadi oleh air

Kalau kita perhatikan ayat suci Al Qurān akan menunjukan tentang bagaimana fungsi aqidah di dalam amal ibadah.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman di dalam surat Al An'ām ayat 88:

ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Yang demikian itu adalah petunjuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla, yang Allāh berikan petunjuk kepada siapa saja yang di kehendakinya."

Kalau seandainya mereka para Nabi 'alayhisalatu wa salām melakukan kesyirikan maka akan terhapus seluruh apa yang mereka telah amalkan.

Lihat disini!

Pondasi aqidah benar-benar menguatkan amalan tersebut.

Amalan tidak akan terhapus (tidak akan terkikis) pahalanya dengan aqidah yang benar.

Kebalikan dari itu, amalan yang tidak didasari dengan aqidah yang benar maka amalan tersebut akan terhapus, amalan tersebut akan terkikis bahkan tidak ada nilainya disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Bahkan hal ini juga berlaku untuk Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam diperingatkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Jika engkau wahai Muhammad, melakukan kesyirikan dalam beribadah (beribadah kepada Allāh tapi pada saat bersamaan juga beribadah kepada selain Allāh inilah yang dinamakan dengan kesyirikan) maka sungguh amalanmu akan terhapus dan sungguh engkau akan benar-benar merugi." (QS Az Zumar: 65)

Maka:

√ Kokohkanlah amal ibadah anda jangan sampai terkikis akibat kesyirikan.

√ Ikhlāskan selalu amal ibadah hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

√ Ikhlāskan selalu, murnikan ibadah hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

• Jauhkan 2 (dua) hal:

⑴ Ingin dapat pujian dari manusia.
⑵ Ingin dapat hadiah dari manusia.

Karena Imām Ibnu Qayyim rahimahullāh Ta'āla pernah menyebutkan makna ikhlās adalah:

أَنْ لَا تَطْلُبَ عَلَى عَمَلِكَ شَاهِدًا غَيْرَ الله ولا مُجَازِيًا سِوَاه
"Jangan sampai engkau menuntut seseorang melihat amal ibadahmu selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan jangan sampai engkau menuntut seseorang memberikan ganjaran atas amal mu selain Allāh Subhānahu wa Ta'āla."


Inilah orang yang ikhlās!

√ Tidak meminta ada yang menuntut melihatnya, kecuali Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

√ Tidak meminta ganjaran, kecuali hanya dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Semoga amal ibadah kita tetap kokoh, sehingga pahalanya yang kita dapatkan sempurna.

Shallāhu nabiyyina Muhammad.

Alhamdulillāhi Rabbil 'ālamin.

Wassalamu'alaiykum wa rahmatullāhi wa barakātuh
-----------------------------------
✒ Ditulis oleh Al-Ustâdz Ahmad Zainuddin Abu Abdillah, Lc Hafizhahullâh.

Tidak ada komentar: