Awas! Jangan Ada Wahabi Diantara Kita.

Nama wahabi begitu buruk di telinga banyak ummat Islam😖, identik dengan kekerasan, anarkis, dan kebencian. Namun demikian, kebanyakan ummat Islam tidak tahu apa dan siapakah sebenarnya kelompok wahabi tersebut?

Banyak orang menduga bahwa wahabi adalah kelompok ummat Islam yang mengikuti paham Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab At Tamimi, yang termasuk salah satu pendiri negara Saudi Arabia. Akibatnya, semua yang berbau saudi, tak ayal dianggap sebagai bagian dari wahabi, dan akhirnya dibenci dan dimusuhi😕.

Namun demikian, pernahkah anda mengkaji seberapa besar kadar akurasi anggapan tersebut?

Berikut beberapa data yang semoga membantu anda meluruskan persepsi tentang “wahabi”.

1. Secara bahasa, penisbatan paham radikal, dan anarkis yang selalu menghantui masyarakat kepada Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab tidaklah tepat, karena nama beliau adalah Muhammad, bukan Abdul Wahhab. Dengan demikian seharusnya penisbatannya adalah “Muhammadi”. Karena secara defacto nama “Abdul Wahhab” adalah nama ayahnya.

Sedangkan ayah beliau bersebrangan paham dengan Syeikh Muhammad. Abdul Wahhab sang ayah, termasuk kaum adat, yang berusaha mempertahankan adat yang berkembang di masyarakatnya, walaupun banyak yang terbukti menyimpang dari ajaran Islam, semisal kultus kepada wali, dan arwah orang yang telah meninggal dunia.

Penisbatan ini layak dipermasalahkan, karena banyak yang menduga bahwa orang pertama yang menjuluki beliau sebagai pendiri gerakan "wahabi" adalah saudara beliau sendiri yaitu Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab, sebagaimana akan dijelaskan pada akhir tulisan ini.

2. Sejarah saat ini membuktikan bahwa Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam urusan fiqih, menganut mazhab Hambali. Dan itu terbukti dari karya karya tulis beliau, dan juga kondisi negri yang beliau dirikan yaitu Saudi Arabia, yang sampai saat ini menganut mazhab Hambali. Dan anda pasti sadar bahwa menganut mazhab Hambali adalah sah-sah saja, sebagaimana halnya menganut mazhab Syafii.

3. Dan dalam urusan idiologi, beliau tidak megajarkan sikap anarkis dan radikal sebagaimana yang dituduhkan kepada beliau. Yang beliau lakukan hanyalah sebatas upaya pemurnian Islam dari berbagai budaya dan paham yang menyimpang. Beliau berusaha keras menyadarkan masyarakat akan haramnya kultus kepada selain Allah, baik kultus kepada sesama manusia, atau benda, kuburan dan lainnya.
Awas! Jangan Ada Wahabi Diantara Kita.

Diantara buktinya, praktek agama di masyarakat dan negri yang beliau dirikan, yaitu Saudi Arabia. Berbagai mazhab di negri tersebut dibiarkan berkembang, dan bahkan sebagian tokoh ulama’ dari berbagai mazhab tersebut direkrut dalam lembaga fatwa “Ha’iah Kibarul Ulama’ .

⇒Sebagai contoh: formasi keanggotaan lembaga ini pada tahun 1391 H diantaranya diisi oleh Syeikh Muhammad Amin As Syinqithy bermazhabkan Maliki, Syeikh Abdurrazzaq Al Afify yang bermazhabkan Hanafi, Syeikh Abdul Majid Hasan bermazhabkan Syafii, demikian pula dengan Syiekh Mihdhar ‘Aqiil yang juga bermazhabkan Syafii.

Dan keanggotaan lembaga tersebut pada saat ini juga masih diisi oleh perwakilan dari keempat mazhab. Syeikh Muhammad bin Muhammad Al Mukhtar As Syinqiti merepresentasikan mazhab Maliki, Syeikh Abdul Wahhab Abu Sulaiman yang merepresentasikan mazhab Hanafi. Dan Dr. Qais bin Muhammad Alu Mubarak sebagai perwakilan dari penganut mazhab Syafii.

Dan saya al hamdulillah mendapat kehormatan karena ketika mempertahankan disertasi doktoral saya, Dr. Qais bin Muhammad Alu Mubarak berkenan menjadi salah satu penguji saya. Dan salah satu hal yang juga patut anda ketahui di sini, bahwa salah satu duta besar Kerajaan Saudi Arabia yang mendapat kesempatan bertugas di Jakarta ialah Dr. Mustofa bin Ibrahim Alu Mubarak yang kebetulan juga sepupu Dr. Qais Muhammad Alu Mubarak, yang tentunya juga seorang penganut mazhab Syafii.

Anda bisa bayangkan, lembaga fatwa tertinggi di negri yang selama ini dituduh sebagai penebar paham wahabi ternyata selalu mengakomodir perwakilan dari keempat Mazhab Fiqih yang ada. Masih layakkah mereka dituduh eksklusif, dan anarkis atau radikal?

4. Tahun 1343 H, menjadi bukti sejarah peran negri yang didirikan oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dalam menyatukan ummat Islam. Telah beruluh puluh tahun di Masjid Haram Makkah dan juga Masjid Nabawi, setiap kali waktu sholat tiba, maka ummat Islam yang ada kala itu terbagi menjadi empat kelompok besar, berdasarkan aliran keempat mazhab fiqih . Masing masing akan mendirikan sholat sendiri sendiri lengkap dengan muazzin dan imamnya.

Penganut Mazhab Hanafi akan azan, lalu iqamat dan mendirikan sholat sendiri, sedangkan penganut mazhab yang lain, duduk menanti giliran. Dan selanjutnyasetelah selesai, segera muazzin mazhab Maliki mengumandangkan azan kembali lalu iqamah dan selanjutnya mendirikan sholat sesuai dengan mazhab mereka. Dan demikian seterusnya hingga pengikut keempat mazhab tersebut mengumandangkan azan, iqamah dan sholat sendiri sendiri.

Bisa anda bayangkan, betapa buruknya kondisi saat itu, namun al hamdulillah berkat karunia Allah, lalu jasa Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Alussuud, ummat Islam berhasil disatukan, sehingga mereka dengan berbagai latar belakang mazhabnya, bersatu dengan sekali azan, iqamah dan sholat berjamaah, sehinga persatuan ummat Islampun terwujud kembali.

😮Bila demikian, siapa sebenarnya wahabi yang selama ini terkesan begitu mengerikan:
Ketahuilah sobat! Wahabi yang begitu mengerikan itu sebenarnya adalah nama salah satu sekte Khawarij yang memang hobi mengakfirkan orang-orang yang bersebrangan dengan mereka, apalagi bila terbukti orang tersebut melakukan dosa besar.

Sekte ini muncul di benua Afrika dibawah pimpinan Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum, yang menganut paham khawarij. Perlu diketahui bahwa paham khawarij yang salah satu pelopor dan tokohnya bernama Ma’dan Al Iyadhi dan Abdullah bin Waheb Ar Rasiby dikenal sebagai sekte yang hobi mengkafirkan kelompok lain, bahkan semua orang yang bersebrangan paham dengan mereka tanpa terkecuali para sahabat. Hingga akhirnya mereka tega membunuh sebagian sahabat diantaranya sahabat Khabbab bin Al Arat radhiallahu ‘anhu.

Paham ini, dikemudian hari menyebar hingga sampai ke negeri negri Andalus, dan Afrika belahan barat. Dan Abdul Wahhab bin Rustum ialah salah satu tokoh sekte ini yang sangat terkenal di negri Afrika, karena ia pernah berkuasa di sebagian daerah di sana dan memiliki pasukan yang cukup kuat.

Karena itu sebutan wahabiyah atau wahbiyah hanya ada di referensi referensi ulama’ ulama’ Afrika, Maroko, dan Andalus, semisal kitab: Al-Mi’yaar al-Mu’rib wa al-Jaami’ al-Mughrib ‘an Fataawaa Ifriiqiyyah wa al-Andalus wa al-Maghrib, karya  Ahmad bin Yahya Al-Wansyarisi, dan Tarikh Ibnu Khaldun.

Adapun di negri Islam belahan timur, semisal Mesir, Syam, Iraq dan sekitarnya sekte ini tidak dikenal dengan sebutan wahbiyah atau wahhabi, namun dikenal dengan sebutan khawarij.

Sebagian orang meyakini bahwa orang pertama yang melontarkan sebutan wahhabi kepada murid murid Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah saudara beliau sendiri yaitu Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab. Klaim ini dikuatkan oleh adanya satu kita yang mereka yakini buah karya beliau, yaitu

الصواعق الإلهية في الرد على الوهابية

Namun demikian, penisbatan buku ini kepada Syeikh Sulaiman sangat meragukan, karena beberapa alasan berikut:

A. Logika dan budaya arab tidak sejalan dengan judul buku ini dan penisbatan sekte dengan nama “wahabiyah” seperti ini. Karena bila bliau benar benar menulis buku ini, maka itu sama saja menjelek jelekkan ayahnya sendiri, bukan hanya saudaranya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab saja. Karena yang bernama “Abdul Wahhab” adalah ayah mereka berdua, dan bukan saudaranya.

Hanya orang yang kurang memahami arti nasab bagi orang arab dengan mudah mempercayai bahwa Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab yang pertama kali memunculkan julukan tersebut.

😉Dalam budaya arab terbiasa menisbatkan kegagahan, keberhasilan atau kebaikan seseorang kepada orang tuanya atau kakeknya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallah 'alaihi wa sallam pada saat perang Hunain dengan berkata:

 أَنَا النَّبِىُّ لاَ كَذِبْ أَنَا ابْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبْ
Aku adalah seorang nabi bukan pendusta, dan aku adalah Putra Abdul Mutthalib. (Muslim)

Ini salah satu penjelasan mengapa mazhab para ulama' dinisbatkan kepada orang tua mereka semisal : Mazhab Hanafi, Syafii, Hambali dll.

Namun sebaliknya tidak demikian, pantang bagi mereka untuk menisbatkan kejelekan kepada ayah atau kakeknya. Karena itu, sejelek apapun yang dilakukan oleh orang tua atau kakek seseorang, biasanya mereka akan membela dan meyakininya sebagai kebaikan, inilah yang disebut dengan 'ashobiyah.

Karena itu dahulu Abu Jahel enggan masuk Islam karena gengsi, bila ada anggapan bahwa kabilahnya lebih rendah dibanding kabilah Nabi Muhammad shallallah 'alaihi wa sallam. Abu Jahel berkata:

تنازعنا نحن وبنو عبد مناف الشرف أطعموا فأطعمنا وحملوا فحملنا وأعطوا فأعطينا حتى إذا تجاثينا على الركب وكنا كفرسي رهان قالوا منا نبي يأتيه الوحي من السماء فمتى ندرك هذه والله لا نؤمن به أبدا ولا نصدقه
Kami bersaing dengan Bani Abdi Manaf dalam hal kemuliaan, mereka memberi jamuan kepada jamaah haji, maka kamipun mampu memberi, mereka memberi tunggangan kepada orang yang membutuhkan, maka kamipun melakukan hal yang sama, mereka menyantuni orang lemah maka kami juga demikian. Hingga tatkala kami mampu menyamai mereka bagaikan dua kuda pacu yang bersandingan, tiba tiba mereka berkata: "di antara kami ada seorang nabi yang selalu menerima wahyu dari langit", bila demikian kapan kami bisa menyaingi mereka kembali? (ٍSirah Ibnu Katsir 1/506 )

B. Dalam karya karya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tidak pernah ada bantahan atau satu katapun yang mengisyaratkan adanya perseteruan serius apalagi sampai pada level saling menuduh sesat. Andai buku ini benar benar ditulis oleh Syeikh Sulaiman, niscaya kita menemukan bantahan atau minimal sikap syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap kitab tersebut.

C. Dan kalaupun tulisan itu benar, maka itu tidak cukup sebagai bukti bahwa beliau dan ajaran beliau sesat seperti yang dituduhkan, misalnya hobi mengkafirkan setiap orang yang berbeda pendapat dengannya. Sikap yang tepat dalam menyikapi perbedaan antara dua orang ialah dengan membandingkan dan mengkaji karya karya keduanya secara kritis untuk mengetahui siapakah dari mereka yang lebih berbobot keilmuannya.

Walau demikian, fakta di lapangan, baik karya karya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab sampai fakta murid dan negri yang beliau bangun semuanya mendustakan berbagai tuduhan keji yang selama ini dituduhkan kepada beliau.

D. Dan kalaupun terbukti saudara beliau yaitu Syeikh Sulaiman memusuhi dan menyelisihi ajaran Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, maka itu bukan hal yang aneh. Dahulu Nabi Ibrahim dimusuhi oleh ayahnya sendiri, Nabi Nuh alaihissalam dimusuhi oleh anaknya sendiri. Nabi Luth alaihissalam juga dimusuhi oleh istrinya sendiri.

Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam juga dimusuhi oleh paman dan kerabat beliau sendiri. Karena itu yang menjadi standar penilaian setiap manusia adalah hasil karyanya, bukan tuduhan yang menyebar, apalagi dari orang yang membenci atau memusuhinya.

E. Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab, murid-murid beliau dan juga negara Saudi Arabia hingga saat ini tidak pernah menamakan dirinya sebagai sekte wahabi atau penganut paham wahabi. Sebutan tersebut selalu muncul dari tuduhan sepihak orang-orang yang terbukti membenci mereka. Dengan demikian penamaan ini kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiyah. Apalagi dalam banyak kesempatan mereka membantah tuduhan dan penyebutan tersebut.

F. Karya, peran dan jasa negri Saudi Arabia bagi ummat Islam secara umum, baik pembangunan fasilitas ibadah dan penerapan hukum hukum Islam tidak terbantahkan lagi. Diantara karya besar mereka adalah pencetakan karya-karya ulama’ lintas mazhab, dan berbagai kegiatan sosial baik dalam skala  regional ataupun internasional terbukti nyata dan dirasakan oleh semua orang termasuk orang-orang yang selama ini lantar membenci dan mendiskreditkan Saudi Arabia dengan tuduhan wahabi.

Sepatutnya mereka malu, lidahnya masih mengecapkan manisnya jasa baik pemerintah Saudi Arabia, namun di saat yang sama lisannya tiada lelah menuduh keji saudara mereka sendiri sesama ummat Islam. Anehnya lagi, banyak dari mereka yang tiada lelah membela negara kafir dan agama lain, hasbunallahu wa ni’mal wakil.

5. Orang-orang terpelajar pantang untuk terperdaya dengan tuduhan sepihak seperti yang saat ini banyak beredar tentang dakwah pemurnian agama yang dipelopori oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Hanya orang-orang yang tingkat pendidikannya rendah yang mudah terperdaya oleh klaim klaim sepihak semacam ini. Islam sebagai agama, dan juga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membawa agama Islam, bahkan seluruh nabi sebelum beliau ternyata tidak luput dari tuduhan sepihak semisal ini. Allah Ta’ala berfirman:

كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ  {52} أَتَوَاصَوْا بِهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila“. Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. (Az Dzariyat 52-53)

Sobat, Akankah hingga saat ini anda masih begitu mudah terperdaya oleh klaim sepihak tentang dakwah permurnian Islam yang sering kali dituduh miring dan keji tanpa bukti? Masihkah anda mudah terperdaya dengan tuduhan sepihak bahwa islam yang murni adalah radikal, fundamental atau kepanjangan dari alirah wahabi yang diidentikkan dengan paham dan sikap radikal?.

Sudah saatnya anda bersikap kritis, dan melihat pada fakta dan data. Kalau anda bersikap kritis dan tidak mudah percaya kepada setiap tuduhan sepihak yang dialamatkan kepada penganut agama lain, mengapa anda mudah percaya kepada tuduhan sepihak yang dilemparkan kepada saudara anda sendiri?

Lihat dan saksikan betapa indah dan terang fakta yang ada pada saudara saudara anda para penggiat pemurnian Islam? Zaman gini bukan waktunya anda menjadi korban propaganda orang-orang yang benci kepada Islam dan ummat Islam. Wallahu Ta’ala a’lam bisshawab.

Dr Muhammad Arifin Badri

Tidak ada komentar: