Sikap menghadapi orang marah dihadapan kita atau telah menfitnah dibelakang kita

Demikianlah, setiap manusia akan menghadapi ujian dan cobaan selama hidup di dunia ini…

Lalu apa yang akan kita lakukan ?

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْ‌ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ
“Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin diampuni Allah ? (QS. An-Nuur [24]: 22)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لا تغضب ولك الجنة
“Janganlah marah dan bagimu Surga” (HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no.2374, hadits dari Abu Darda’, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no.7374 dan Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.2749).

Seorang muslim bukan hanya baik dalam masalah aqidah, ibadah dan manhaj saja, tapi ia juga baik dalam masalah akhlak, sekali lagi ia juga harus baik dalam masalah akhlak. DAN INI YANG PALING BANYAK DITINGGALKAN.
mengaji di mesjid

Bacalah potret kaum salaf dibawah ini yang harus kita jadikan teladan :

Saat ditanya tanggapannya tentang orang yang menjelek-jelekkan dirinya, Fudhail bin ‘Iyadh رحمه الله berkata : “Demi Allah, aku benar-benar marah kepada yang menyuruhnya (yakni Iblis)”. Lalu dia berkata : “Ya Allah jika ia jujur, ampunilah aku, dan jika ia berdusta ampunilah ia”

Salman al-Farisi رضي الله عنه pernah dicaci maki oleh seseorang, lalu dia menjawab : “Jikalau timbangan amalku ringan, berarti aku lebih buruk dari apa yang kau katakan. Dan jikalau timbangan amalku berat, berarti apa yang kau katakan itu tidak berbahaya bagiku”

Ahnaf bin Qois رحمه الله pernah dicaci maki oleh seseorang, tetapi Ahnaf tetap diam saja. Orang itu mengulangi lagi makiannya, tetapi Ahnaf tetap diam saja. Lalu orang itu berkata : “Sialan ! Tiada yang menghalanginya untuk menjawab makianku selain kehinaanku di matanya”

Ibnu Abbas رضي الله عنه pernah dicaci maki oleh seseorang. Setelah selesai Ibnu Abbas berkata : “Wahai Ikrimah ! Apakah orang ini membutuhkan sesuatu yang bisa kau penuhi ?” Orang itu langsung menundukkan kepalanya dan malu”

Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه pernah dicaci-maki oleh seseorang. Kemudian Ali memberikan baju yang dia kenakan bergaris-garis kepada orang itu. Dan dia juga menyuruh seseorang memberikan uang 1000 dirham kepada orang itu” (lihat Sholahul Ummah fii ‘Uluwwil Himmah V/253-272 oleh Sayyid al-Afani).

Suatu malam Hasan al-Bashri رحمه الله memanjatkan doa seraya berkata :

“Ya Allah, ampunilah siapapun yang pernah menzhalimiku”, begitu banyak beliau mengulang-ulang doa itu hingga terdengar oleh seorang pria dan ia bertanya : “Wahai Abu Sa’id, malam ini sungguh aku mendengarmu mendoakan kebaikan (memohonkan ampunan kepada Allah) bagi siapapun yang telah menzhalimimu sehingga aku (sempat) berharap termasuk yang pernah berbuat zhalim kepadamu. Apa yang sesungguhnya mendorong engkau melakukan hal tersebut ?”.

Al-Hasan menjawab : “(Yang mendorongku tidak lain adalah) firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُ ۥ عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ
“Barangsiapa memaafkan dan berbuat kebajikan, maka Allah akan melimpahkan pahala baginya” [QS. Asy-Syuura [26]: 40]. 

(lihat Syarah Shahih al-Bukhari oleh Ibnu Baththal VI/575)

Suatu hari sebongkah batu yang dilemparkan seseorang tanpa sengaja menimpa ar-Rabi’ bin Haitsam رحمه الله . Lemparan tersebut membuat kepala beliau mengalami luka yang cukup serius. Sambil mengusap darah dari wajahnya dia berdoa : “Ya Allah maafkanlah dia. Dia tidak sengaja melempariku dengan batu” (Shifatush Shafwah II/654)

Saudaraku, sudahkah akhlak kita seperti mereka…?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan seluruh makhluk, lalu Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari mana yang ia sukai” (HR. Abu Dawud no. 4777, at-Tirmidzi no. 2021 dan Ibnu Majah no. 4286, hadits dari Mu’adz bin Anas al-Juhani)

Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى

Follow Channel Telegram
@kajianislamtegardiatassunnah

Tidak ada komentar: