Nabi Menegur dan Mengoreksi kekeliruan sahabatnya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajari sahabat Al Barra bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu do’a tidur dengan lafadz berikut,

اَللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِى إِلَيْكَ ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِى إِلَيْكَ ، رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِى أَنْزَلْتَ ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِى أَرْسَلْتَ
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu,menghadapkan wajahku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari ancaman-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada nabi yang Engkau utus.”
Nabi Menegur dan Mengoreksi kekeliruan sahabatnya

Ketika Al Barra mencoba menghafal do’a di atas, beliau keliru dan mengganti lafadz [نَبِيِّكَ] dengan [رَسُولِكَ], nabi pun menegur dan mengoreksinya. padahal arti dari kedua lafadz tersebut sama [HR. MUSLiM 2710] Hal ini menunjukkan perhatian nabi terhadap penggunaan do’a yang sesuai dengan tuntunan beliau, tanpa disertai tambahan dan pengurangan.

Imam Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan,

وأولى ما قيل في الحكمة في رده صلى الله عليه وسلم على من قال الرسول بدل النبي ان ألفاظ الأذكار توقيفية ولها خصائص وأسرار لا يدخلها القياس فتجب المحافظة على اللفظ الذي وردت به
“Hikmah yang paling utama dari tindakan penolakan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat yang mengucapkan lafadz rasul sebagai ganti lafadz nabi bahwasanya lafadz-lafadz dzikir adalah tauqifiyah (harus mengikuti dalil, ed) dan memiliki berbagai kekhususan dan rahasia yang tidak bisa diketahui oleh akal, sehingga wajib menggunakan berbagai lafadz do’a yang disyari’atkan (baca: terdapat dalam Al Quran dan sunnah).

Fathul Baari: 11/112.
buku induk koreksi doa dan dzikir

Tidak ada komentar: