Faktanya Hanya Islam Agama yang Sempurna dan Di Ridhoi Allah

MASIHKAH RISALAH TAUHID DAN KAIFIYAT IBADAH PARA ROSUL TERDAHULU LEGITIMET DAN BOLEH DIIKUTI?

Islam adalah agama tauhid yang inti ajarannya adalah menjadikan hanya Alloh azza wajalla sebagai satu-satunya yang diyakini sebagai pencipta. Dengan demikian tidak ada yang berhak diperuntukkan ketaatan, ketundukan dan ritualitas ibadah kecuali hanya kepadaNya subhanahu amma yusyrikuun.

Islam bukanlah risalah tauhid pertama yang Alloh turunkan kebumi untuk membimbing ummat manusia agar tidak beribadah kepada tuhan yang bathil dan hanya beribadah kepada tuhan yang haq sang pencipta alam raya, Alloh azza wajalla. Dalam urutan kerosulan, Rosululloh sholawatullohi wasalaamuhu 'alaihi adalah rosul terakhir, khotamul anbiya i wal mursalin, penutup para nabi dan rosul. 
Islam Agama yang Sempurna

Sudah pasti sang penutup adalah bagian dari yang telah ada yang mendahuluinya. Bagaikan rumah, maka keberadaan bagian lain telah terlebih dahulu ada kemudian setelahnya baru ada pintu yang menutup rumah tersebut. Atau sperti bata yang melingkupi bangunan yang membuatnya menjadi bangunan tertutup yang menyisakan satu celah yang membutuhkan satu bata lagi yang membuat bangunan itu menjadi tertutup setelah bata terakhir dipasangkan. Seperti inilah rosululloh menggambarkan dirinya. Kabar ini dapat kita lihat dalam hadits berikut :

وعن أبي هريرة، رضي الله عنه، أن رسول الله، صلى الله عليه وسلم، قال: ((إن مثلي ومثل الأنبياء من قبلي، كمثل رجل بنى بيتاً فأحسنه وأجمله إلا موضع لبنة من زاوية، فجعل الناس يطوفون به ويتعجبون له ويقولون: هلا وضعت اللبنة. قال: فأنا اللبنة وأنا خاتم النبيين))
Dari Abu Huroiroh -semoga Alloh meridhoinya- bahwa rosululloh sollallohu 'alaihi wasallam bersabda,"sesungguhnya perumpamaanku dengan para nabi sebelumku adalah perumpamaan seorang yang membangun rumah dan iapun membuatnya menjadi bagus dan indah. Hanya saja ia menyisakan satu blok dpojokan. Maka orang-orangpun mengelilinginya dan merasa kagum dan berkata : tidakkah blok ini diempurnakan saja?. Belaiu bersabda : "maka aku adalah blok itu dan aku adalah penutup para nabi. HR Bukhori :3535, Muslim : 2286.

Jika saja mengambil persamaan risalah antara para nabi itu menjadi pembolehan untuk menganut agama tauhid dengan syariat para nabi terdahulu, untuk orang yang berdalih membenarkan pilihan itu masih ada dan kehadiran agama tauhid terakhir yaitu Islam hanyalah memperbanyak pilihan, maka mari amati kembali ungkapan hadits diatas. Ada dua sisi penting yang kita sarikan dari hadits yang mulia ini, berkaitan dengan hubungannya dengan persamaan risalah tauhid.

1. Bangunan tauhid itu belum sempurna
Pernyatan ini meminta kita untuk jujur mengikuti suara dari lubuk hati yang paling dalam untuk mengakuinya dan tentunya akan mengakui juga bahwa yang sempurna adalah yang paling baik dan itulah idealnya dijadikan pilihan.

2. Islam yang Rosululloh datang membawanya untuk ummat manusia adalah risalah yang sempurna itu. Tidaklah merupakan sebuah kearifan menjadikan agama yang sempurna ini dikesampingkan dan memilih yang tidak sempurna.

Berdalil dengan hadits ini mungkin belum cukup bagi orang yang jiwanya lebih suka doyong kearah yang tidak benar, atau yang gandrung sensasi untuk tampil beda atau mungkin ingin digolongkan moderat yang intinya ia ingin menjadi orang terpandang dan dihargai orang kafir, namun demikian tetap eksis dikalangan kaum muslimin. 

Kita tidak mempermasalahkan geliat dan gelora semangat orang ini yang mungkin menamakan dirinya moderat yang sebagai konsekwensinya dia menjadi orang yang mengakui semua agama adalah baik dan benar dan tidak boleh seseorang merasa paling benar dengan keyakinannya. Kita berlindung kepada Alloh dari orang seperti ini dan kita fokuskan diri kita memperhatikan tuntunan agama kita berkaitan dengan bagaimana status agama tauhid sebelum Islam dengan hadirnya agama sempurna yang dibawah oleh rosululloh sollallohu 'alaihi wasallam ini. 

Apakah masih ada celah walau sempit untuk dimungkinkannya agama itu berdampingan dengan Islam?. Sangat jelas apa yang Alloh firmankan mengenai masalah ini di surat Ali Imron ayat 19 :

إنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰم
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.

Imam Ibnu katsir menjelaskan ayat ini bahwa, firman-Nya, innad diina ‘indallaaHil islaam (“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam”) Ini merupakan kabar dari Allah bahwasanya tidak ada agama di sisi-Nya yang diterima dari seseorang selain Islam. Yaitu mengikuti para Rasul dalam setiap apa yang mereka bawa pada setiap saat hingga berakhir pada Muhammad. Yang mana jalan menuju diri-Nya ditutup kecuali melalui jalan Muhammad. Maka barangsiapa menemui Allah (meninggal dunia) setelah diutusnya Muhammad dalam keadaan memeluk agama yang tidak sejalan dengan syari’at-Nya, tidak akan pernah diterima.
Rosululloh bersabda menegaskan masalah tidak adanya pilihan bagi ummat manusia untuk menjadi peduduk surga dan terhindar dari neraka adalah beriman dengan risalah Islam. Beliau bersabda :
وعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: "وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ". رواه مسلم.
Dari Abu Huroiroh, dari Rosululloh sollallohu 'alaihi wasallam bahwasannya beliu bersabda : Demi jiwa Muhammad berada ditanganNya tidaklah seorang yahudi dan tidak juga seorang nasrani dari ummat ini mendengarku, kemudian mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus/risalahku, melainkan ia adalah penduduk neraka. HR Muslim.

Kenyataan bahwa Islam adalah agama yang sempurna sebagaimana Alloh firmankan dalam surah Almaidah ayat 3 :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Realita ini telah menjadi sebuah keabsahan untuk menjadikannya sebagai satu-satunya yang terbaik diantara agama tuahid yang ada yang kalau saja semuanya masih legitimet dan kesempatan memilih masih diberikan, tentulah Islam akan menjadi pilihan. Kenyataan lain yang membuat legitimasi agama tauhid terdahulu dibatalkan oleh Alloh adalah dikarenakan adanya tangan-tangan jahil yang mengubah-ubah kitab-kitab samawi sebelum Alquran dengan menambahi atau mengurangi atau juga merubah subtansi ayat. Alloh menjelaskan hal ini dalam firmannya :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ ۛ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُوا ۛ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ ۖ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُوا ۚ وَمَن يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا ۚ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ ۚ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ ۖ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Wahai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera dalam kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan juga di antara orang-orang Yahudi. Mereka itu amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; 

mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

QS. al-Mai’dah (5) : 41

Untuk terakhir yang kita ketengahkan disini yang menjelaskan status agama tahid terdahulu yang legitimasinya dicabut dan diganti dengan agama tauhid yang sempurna, adalah firman Alloh dalam surat Ali Imron ayat 85 :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh : Emil abu Rasyid, Lc.

Tidak ada komentar: