Benarkah Bilal membuat bid'ah shalat wudhu? Mohon penjelasannya Ustadz syukran.

Jawab: Sebelum menjawab hukum sholat sunnah setelah wudhu, perlu kita pahami bersama apa yang dimaksud dengan bid'ah menurut syariat. Para Ulama berkata:

كل اعتقاد أو لفظ أو عمل أحدث بعد موت النبي صلى الله عليه والسلام بنية التعبد والتقرب ولم يدل عليه الدليل من الكتاب ولا من السنة ولا إجماع السلف
"Bid'ah adalah setiap keyakinan, ucapan atau perbuatan yang diada-adakan sepeninggal Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam dengan niat ibadah dan bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah) yang tidak ditunjukkan oleh dalil Al-Qur’an was Sunnah serta ijma’ Salaf." (Al-Qoulul Mufid fi Adillatit Tauhid hal. 182)
Benarkah Bilal membuat bid'ah shalat wudhu?

Di dalam Al-Qur'an, Allah telah menyebut bid'ah yang dilakukan oleh para pendeta Nashroni yaitu tidak mau menikah, Allah berfirman:

ورهبانية ابتدعوها ما كتبناه عليهم إلا ابتغاء رضوان الله
"Dan mereka mengada-adakan (bid'ah) kerahiban, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk (alasan) mencari keridhoan Allah." (Al-Hadid: 27)

Nabi shollallahu 'alaihi wasallam juga senantiasa memperingatkan umatnya dari bahaya bid'ah setiap kali beliau hendak memulai khutbah:

أما بعد فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى محمد وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة
“Amma ba’d, maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara adalah perkara (agama) yang diada-adakan, setiap perkara (agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat." (HR. Muslim 867)

Maka bid'ah menurut syariat adalah mengada-ada dalam beragama yang tidak ada landasannya dari syariat baik secara perkataan, perbuatan, pemahaman maupun keyakinan. Semua bid'ah itu sesat meski orang memandangnya baik sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah bin 'Umar rodhiyallahu 'anhu. Ini prinsip yang harus dimengerti terkait bid'ah.

Adapun sholat sunnah setelah wudhu hukumnya sunnah yang dianjurkan bukan bid'ah. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam:

ما من مسلم يتوضأ فيحسن وضوءه ثم يقوم فيصلي ركعتين مقبل عليهما بقلبه ووجهه إلا وجبت له الجنة
“Tidaklah seorang muslim berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu sholat dua rokaat dengan khusyunya hati dan jiwa melainkan wajib baginya surga." (HR. Muslim 234)

Dari Utsman bin 'Affan rodhiyallahu 'anhu setelah beliau menyontohkan cara wudhu Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau menyebutkan sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam:

من توضأ نحو وضوئي هذا ثم قام فركع ركعتين لا يحدث فيهما نفسه غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, lalu dia berdiri mengerjakan sholat dua rokaat dan tidak berkata-kata dalam hati (tentang urusan dunianya), maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhori 162 dan Muslim 226)

Berdasarkan hadits ini para Ulama berkata dianjurkannya sholat dua rokaat setelah wudhu, sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafii:

يستحب ركعتان عقب الوضوء للأحاديث الصحيحة فيها
"Dianjurkan sholat dua rokaat setelah wudhu karena adanya hadits-hadits shohih yang mendasarinya." (Al-Majmu' 3/545)

Adapun perbuatan Bilal yang mengerjakan sholat setelah wudhu maka itu bukanlah produk pikiran Bilal tanpa dalil. Nabi shollallahu 'alaihi wasallam hanya bertanya kepada Bilal tentang amalan apa yang dikerjakannya lantaran beliau mendengar suara terompahnya di surga, dan beliau tidak bertanya amalan bid'ah apa yang kamu buat dan kamu ada-adakan dalam beragama?

Sedangkan para Shohabat Nabi adalah orang-orang yang paling meneladani sunnah beliau dan paling menjauhi perbuatan bid'ah yang mengada-ada dalam beragama. Bila saja ada amalan yang dilakukan Shohabat menyelisihi petunjuk Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, maka beliau akan mengingkarinya sebagaimana pengingkaran beliau terhadap tiga orang Shohabatnya yang ingin sholat malam tanpa tidur, ingin puasa setiap hari, dan tidak ingin menikah, beliau bersabda:

أما والله إني لأخشاكم لله وأتقاكم له لكني أصوم وأفطر ، وأصلي وأرقد ، وأتزوج النساء ، فمن رغب عن سنتي فليس مني
"Demi Allah aku adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan paling bertaqwa kepada-Nya. Akan tetapi, aku berpuasa dan aku juga berbuka, aku sholat dan aku juga tidur, dan aku menikahi wanita-wanita, maka barangsiapa yang membenci sunnahku (ajaranku), maka dia bukanlah dari golonganku." (HR. Al-Bukhori 5063)

Kerasnya pengingkaran Nabi shollallahu 'alaihi wasallam tersebut karena bid'ah mengakibatkan amalannya tertolak meski niatnya baik. Beliau bersabda:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
"Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak bersumber dari ajaran kami maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim 1718)

Oleh karena itu Imam Malik berkata:

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة فقد زعم أن محمداً خان الرسالة
“Siapa saja yang mengada-adakan kebid’ahan dalam perkara agama yang dia klaim sebagai kebaikan, sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad mengkhianati risalahnya!" (Al-I'tishom 1/64)

Maka orang yang mengatakan sholat sunnah wudhu itu sebagai bid'ah hasanah hasil kreasi Bilal hanyalah orang yang jahil terhadap hadits atau ahlul bid'ah yang mencari-cari pembenaran atas kebid'ahannya. Karena hadits-hadits Nabi shollallahu 'alaihi wasallam tegas menganjurkannya dan beliau juga mengamalkannya sebagaimana yang disampaikan oleh Syaikh Al-'Allamah bin Baz:

ثبت عنه -صلى الله عليه وسلم- أنه توضأ، فأحسن الوضوء، ثم صلى ركعتين، ثم قال: (من توضأ نحو وضوئي هذا ثم صلى ركعتين لا يحدث فيهما نفسه غفر له ما تقدم من ذنبه). هذا ثابت عنه -صلى الله عليه وسلم- من حديث عثمان ومن أحاديث أخرى
"Sah riwayatnya dari beliau shollallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau berwudhu dan menyempurnakan wudhunya lalu beliau sholat sebanyak dua rokaat, kemudian beliau bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, lalu dia berdiri mengerjakan sholat dua rokaat dan tidak berkata-kata dalam hati (tentang urusan dunianya), maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." Riwayat ini telah sah dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, dari riwayat 'Utsman dan dari riwayat-riwayat para Shohabat yang lain." (Via binbaz)

Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada sunnah Nabi shollallahu 'alaihi wasallam dan tidak menyelisihinya lantaran akal, perasaan atau kebiasaan setempat, wa billahit tawfiq.
_____

Fikri Abul Hasan
https://t.me/manhajulhaq

Tidak ada komentar: